The End, is the Beginning.

Sebuah akhir sejatinya adalah sebuah permulaan. Permulaan kehidupan baru, atau permulaan wujud baru, atau permulaan kewajiban juga tanggung jawab baru. Sama seperti ketika air berakhir di titik 0 derajat celcius, maka ia adalah awal dari perubahan wujud menjadi es. Sama seperti akhir dari sekolah (lulus), merupakan awal dari melanjutkan tingkat sekolah yang baru. Sama seperti akhir dari masa kelajangan, menikah, adalah awal dari sebuah perjuangan hidup yang baru. Bahkan kematian, adalah awal dari sebuah kehidupan baru, kehidupan yang kekal.

Akhir dari sesuatu ada begitu banyak cara dan jalannya. Ada yang indah, ada yang berliku, ada yang pahit, ada yang mulus. Bukan, bukan kita yang dapat memilih bagaimana jalan itu seharusnya. Tapi, adalah kita yang dapat menentukan untuk tetap hidup dan memulai kehidupan baru yang lebih baik, atau terpuruk dan menyesali yang telah lalu.

Setiap akhir, sepatutnya menjadi pembelajaran kehidupan untuk melangkah dan berkembang lebih baik dari sebelumnya. Setiap akhir, memiliki hikmah, pesan moral, kekuatan, wawasan, memperkaya paradigma, membuka hati agar selalu lapang, apapun hasilnya. Ketika hasil akhir adalah baik, maka manusia dituntut untuk tidak besar hati, namun dicoba dengan berbagai hawa nafsu untuk berbangga diri, yang padahal, dirinya bukanlah apa-apa. Ketika hasil akhir adalah buruk, atau tidak seperti yang diharapkan, maka manusia dituntut untuk kuat, menerima dengan lapang, tetap bersyukur dengan ikhlas, namun dicoba untuk frustasi, depresi, tidak dapat mengendalikan emosi yang begitu menyesal dengan sebuah akhir. Yang seharusnya, akhir itu adalah cambuk untuk memulai awal yang baru, yang jauh lebih baik.

Ketika sesuatu berakhir, sekuat apapun perjuangannya, seburuk apapun hasilnya, serumit apapun jalannya, seperih apapun rasanya, tetaplah tersenyum, bersyukur dan yakin, bahwa Dia yang anda percaya, akan memberikan awal yang jauh lebih baik kedepannya.

Ketika sesuatu dimulai, seindah apapun bayangan anda, sehebat apapun rencana anda, dan sematang apapun pengalaman hidup anda, cobalah untuk tidak berjalan sendiri, titipkan hati anda secara utuh kepada Dia yang anda pintai, untuk menjaga hati anda, melindunginya, dan menetapkannya tetap dalam keimanan, dan bahagia untuk terus beribadah kepadaNya. Percayalah, suatu saat terjadi sesuatu yang buruk pada hidup, hati anda tetap utuh, indah, tidak akan ada lecet bahkan luka, satu milimeterpun.

New Hire Orientation XD

Kyaaaaaa!! *dateng-dateng rusuh*
Okay, salam dulu.. Assalamualaikum Warohmatullohii Wabarokaatuuhh x’) Hay hay haaayy *dadahdadah* ih, udah lama ya kita gak ketemu! Aku punya cerita banyaaaaaaaaaaaaakk niihh.. uwuwuwuw! Hmm.. mulai dari mana kita? Well.. dari NHO aja kali yuukk.. New Hire Orientation! Apakah itu NHO? *jengjeeng* NHO adalah masa orientasi karyawan untuk mengenal perusahaan tempat dia bekerja, lebih jauh. Lebih dalam. Sudah ada bayangan? Yayaa.. sama kayak jaman SMP/SMA gitu deehh :D Anyway, biasanya NHO ditempat aku bekerja, cukup 2 hari saja loohh.. but specially for apprenticer, we have 4 days to know deep inside about our company! Yeaahh! \^O^/ Tanggal 19 aku signing kontrak, dan selasa till jumat, aku juga temen-temen lainnya mengetahui banyak hal tentang perusahaan. Hari pertama (Selasa) perkenalan tentang our company. Culturenya, tata tertibnya, peraturan, wah banyak deh.. Seru. Ohya, sesuatu yang menarik disana, sebelum presentasi kita ada games unyu gitu, segala tuker2an sepatu, berasa Cinderella gitu gue sepatunya cuma satu xD
Menariknya lagi, adalah Enggar atau Jalu salah satu temen aku yang lolos as apprenticer, nanya: “Mbak, sebenernya yang daftar Apprentice berapa orang sih?” #Eeaa #Kepo
Mbak Aztia jawab, “Kenapa nggar? Pengen ngerasa menang ya, telah melewati berratus-ratus lawan?” hihihii nyebelin yaa jawabannya Mbak Aztia :P:P
Finally dijawab sih, “yang udah kirim CV ke aku ada sekitar 1100-an pelamar, karena sudah terlalu banyak, akhirnya loker yang aku buka satu bulan, terpaksa aku tutup di dua minggu awal. Karena pelamar terlalu banyak, kemudian dari pelamar yang masuk tersebut, terpilihlah 90 orang untuk psikotes, yang kemudian disaring lagi menjadi 45 untuk FGD, dan setengahnya untuk Interview Panel, dan akhirnya, kalian lah 14 orang yang terpilih..”
Huwwaaaa.. Merinding Disko boookk dengernyaaa! At that time, aku ngerasa.. ya Alloh.. Alhamdulillah saya bisa sampai pada tahap ini. Seriously, ‘rasa menang’ itu emang ada dan dapet banget waktu Mba Aztia ngomong kayak gitu. Sama kayak waktu dapet SMP Favorit, SMA Favorit atau PTN terkemuka gitu kali yaa.. :’) Subhanalloh..

Hmm.. mau diceritain hari pertama juga? Oke, oke.. Hari pertama hanya sign kontrak sih.. Ohya, dihari itu, finally kita semua, baru sama-sama tau siapa-siapa aja yang terpilih sebagai *ehem* Apprenticer! Hiii ^0^/
Aku ketemu sama temen yang timing interviewnya bareng. Kalo yang Psikotes dan FGD bareng aku, gak ada yang lolos. Fffuuu :3
Kemudian, kontraknya disuruh baca baik-baik dan seksama. Tapi, biasalah orang HCD nya becandain kita-kita yang masih muda unyu-unyu ini, halaman tujuhnya diliat, halaman tujuh. Kalian tau, halaman tujuh halaman berisikan apa? Nominal kompensasi! Hihihiii XD begitu ada pertanyaan “ ada yang mau ditanyakan?” banyak tuh yang nanya, tapi gak ada yang nanya tentang kompensasi :P

Kemudiaann, dalam waktu 4 hari itu kita semua, dikasih tau tentang product-product perusahaan, competitor, sedikit analisa tentang product dan competitor, IT, Revenue perusahaan, waaahh.. banyaaakk! Pokonya seruuu! Gak kalah seru juga karena kita dikasih petuah petuah keren dari VP dan beberapa GM/Manager disana. Teruuss, kita kita diajak mengenal/mengunjungi canvasser, customer service, dan BTS kita..
Hhhmmff.. alhamdulillaahh.. Nadya senang sekali dikuliahi gratis seperti itu! :P Sejatinya, apprentice adalah program untuk bibit-bibit baru yang belum punya pengalaman/minim pengalaman, supaya mengenal dunia kerja, dunia praktek lebih dalam. Jadi, kalau disimpulkan, apprentice itu belajar, tapi dibayar. Gak bayar kayak kuliah. Kalo kuliah kan belajar tapi kita bayar, toh? Sama persis dengan prinsip aku kuliah sambil kerja tempo lalu. Perhitungannya seperti ini, aku kuliah di tempat yang eksistensinya, hmm.. bias dibilang, meragukan. Ya siapa juga yang kenal kampus gue WKWK. Walaupun akreditasinya A, dan satu-satunya PTS yang menyediakan jurusan Strata 1 Perpajakan (FYI: jurusan S1 Perpajakan di Indonesia hanya ada di 2 kampus: UI dan Kampus gue) di Indonesia, hal itu tetep juga gak ngebuat kampus aku eksis. Kasian ya. Hahahaasumpahngakaksendirihahaha. X’D

Dan oleh sebab itu, maka.. penjajahan diatas dunia … *hening*
… lanjut, dan oleh sebab ituu.. begitu aku lulus as fresh graduate without experience, even IPK aku cum laude, 4.00 (misal) tetep kurang bersaing sama lulusan-lulusan PTN diluar sana. How to be a qualified person for some company? Yes, pengalaman. Seriously, aku pinter (katanya sih, Alhamdulillah kalo iya #pret :P:P) lebih banyak karena kerja. Jadi ketika belajar dikampus, aku ngerti tuh teori hubungannya kemana, prakteknya gimana, masalah dan tantangan yang biasa muncul apa, contoh kasusnya apa, penyelesaiannya secara teori gimana, secara praktek gimana. Well, compare. Teori-praktek-teori-praktek, itu jelas lebih mudah dimengerti sih, kalo menurut aku. Nah jadi, kalo pagi (kerja) aku belajar dikasih ‘uang jajan’ tiap bulan. Kalo malem (kuliah) orang tua aku ngeluarin biaya buat gue kuliah. Nah kalo mahasiswa-mahasiswa rajin udah buat metode belajar dengan menggunakan jam kerja untuk belajar, yakni 8 jam sehari. Gue? 10 jam deh tuh, ditambah jam kuliah. Cape? Bangeett. Tapi seru sih, kalo bosen di kantor, ada penghiburnya di kuliah. Kalo bosen sama tugas, bisa nongkrong di sevel pake ‘uang jajan sendiri’ dari kantor. Yang agak repot sih, kalo udah jenuh dua-duanya. Pengennya nikah, tapi ya mau gimana.. #plakk! Ngahahahahanajis.

Alhamdulillah lah ya, gue cukup bangga dengan hasil keringet gue (udah kayak nguli aja kerjanya pake keringet :P) yang bisa gue pake buat biaya kuliah di semester enam. Tapi masih patungan sih sama Papa hihii :P ya abisnya satu semester kurang lebih 4juta, bagi dua: 2juta masing-masing. Mahal kan? Iya kan? #halah #alesan :P Gak semua orang bisa bayar kuliah pake keringet sendiri meeenn. Walopun gue juga gak full-full amat biayain kuliah sendiri, dan gak dari semester satu juga, tapi at least gue sedang dalam proses berusaha mandiri. :’D Kemudian daripada itu, gue udah gak minta uang jajan lagi dari semester 3. gue udah bisa menghasilkan uang jajan sendiri dengan ngajar-ngajar lucu di bimbel. hahahaa. Keren kan gue? yaiyalah gue keren banget! WKWK << lhaa ini kenapa jadi curhaT+narsis -___- maap. Kelepasan.
Oke, back to the topic, setelah gue lulus, berpengalaman, IPK gak jelek-jelek amat, suka ikut seminar dan berorganisasi, banyak dooaaaaa, nah.. boleh deh kita adu sama lulusan-lulusan PTN terkenal itu. I’m not as worst as u thought yesterday, right? Yeah.
Ini cara berpikir gue sebelum, semester tujuh. Semester 6 akhir sampai sekarang gue udah mulai membiaskan mimpi gue jadi karyawan teladan. Ya menurut lo aja deh kan, gue udah nyuri start kerja dari kapan tau, disaat fresh graduate lagi heboh-hebohnya pengen kerja, gue udah sampe tahap “cape ya kerja, pengen kawin aja lah.” #halah << itu boong :P untuk hal-hal kayak gitu sih, mood-mood an aja deh yaa. Yang jelas, udah mulai kebuka pikirannya, “gue gak bisa nine to five begini terus, Monday to Friday berangkat ke kantor ninggalin anak dirumah.” #eeaa gayanya kayak udah punya anak WKWK.

Dari sana, gue berpikir someday harus uang yang bekerja untuk gue, bukan gue yang bekerja untuk uang. Nah, caranya itu yang beda-beda. Ada orang yang mulai usaha dengan modal seadanya, atau modal luar biasa dan belajar dari sana. Atau banyaklah ya cara mereka menuju suatu hal yang pasti, yakni bebas financial, secepatnya. Dan gue, memilih jalan (aman) ini (masih dengan belajar, sebagai karyawan), gak perlu gue jelaskan proses dan perhitungannya, mari kita usahakan saja bersama, cita-cita yang kita inginkan tersebut.
NHO dan berbagai pola pikir juga tambahan wawasan dan banyak curhatnya ini, saya nyatakan, celecai ;D

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon