NHW #5 Learning How to Learn


Setelah malam ini kita mempelajari  tentang “Learning How to Learn”  maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.

Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.

Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.

Bukan hasil  sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.

Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.

Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

-----

Assalamualaikum..
Bismillah.

Tugas Nicehomework yang ke lima ini cukup membuat saya mengulang-ulang materi pun tugasnya. Saya mencoba mencernanya perlahan-lahan, yang semoga tidak salah dalam memahaminya.

Saya seperti kembali ke masa-masa sekolah, menyelami diri saya yang pada masa itu sedang sibuk belajar. Tak hanya itu, orang tua saya, Papa khususnya, senang memberikan pandangan-pandangan kehidupan. Sedikit banyak, berkat beliau pulalah, saya senang belajar, belajar pada setiap kejadian. Mencari hikmah yang berserakkan dalam perjalanan hidup.

Seperti agama yang saya anut, ia memberikan banyak hikmah dan referensi kehidupan dalam kitab sucinya. Maha Agung Allah pencipta alam semesta. Dia menciptakan hamba-hambanya dengan tujuan beserta tata cara yang benar, seperti handphone bersama buku instruksi dan cara penggunaannya, kita seorang hamba pun harus tahu bagaimana cara hidup didunia sesuai Alquran dan Alhadits dan bisa memetik hikmahnya dalam setiap kejadian, agar terselamatkan dari kehidupan yang fana ini.

Learning how to learn...

Mengapa seseorang perlu mempelajari bagaimana cara dan langkah-langkah ia untuk memaksimalkan proses belajar dalam kehidupan?

Karena ketika seseorang telah mengidentifikasi gaya belajar dan mengetahui metode yang terbaik untuk membantu dalam belajarnya, maka kemampuannya dalam memahami sesuatu akan berkembang dengan pesat, bahkan pada materi pelajaran yang sebelumnya ia anggap susah dan rumit.

Gaya belajar adalah pilihan berbagai macam cara yang dimiliki seseorang untuk mengakumulasi serta mengasimilasi informasi. Mayoritas para ahli setuju bahwa ada tiga macam dasar gaya belajar. Setiap individu memungkinkan untuk memiliki satu macam gaya belajar atau dapat memiliki kombinasi dari gaya belajar yang berbeda.

Ketika individu telah mengenali gaya belajar yang dimilikinya, kepribadiannya, minat bakatnya, maka ia dapat menerapkan cara belajar yang baik dan sesuai dengan fitrah dirinya, sehingga individu tersebut dapat memaksimalkan prestasi belajar akademik maupun non-akademik.

Kemudian saya mencoba memahami diri saya dan gaya  belajar saya, yang saya ketahui setelah melakukan beberapa psikotes juga tes dasar gaya belajar saya adalah type ENTP (Extrovert, Intuitif, Thingking, Perceiving), Koleris Plegmatis dengan gaya belajar Visual kinestetik.
Yes, i know who am i, saya senang mengenali diri saya sendiri. Sejak sebelum menikah saya sudah mengenal diri saya, apa yang wajib dan sunnah, apa yang boleh dan tidak boleh, apa yang saya suka dan tidak suka. Saya juga seseorang yang memegang teguh suatu prinsip dan tidak mudah terpengaruh atau dipengaruhi.

Saya senang membaca dan melihat gambar, saya suka memecahkan masalah, saya bagus pada pemahaman konsep. Saya senang membuat sesuatu menggunakan tangan saya, saya memiliki kemampuan yang baik dalam pelajaran senirupa maupun olahraga.
Saya senang menghitung namun saya lebih senang menganalisa. Saya senang berbagi solusi atau manfaat, saya tidak pernah merasakan rugi ketika saya membagi ilmu saya.

Mudah berinteraksi dengan orang lain namun mengisi kekuatan batiniah dengan cara menyendiri, berpikir, mengevaluasi, atau berserah. Mencurahkan semuanya kepada Allah yang Maha Pengasih.

Saya menyukai ketenangan saat belajar namun tak menutup kemungkinan untuk belajar kelompok ketika ada yang perlu didiskusikan. I'm a fast learner. Saya mudah mengerti dan cepat menangkap pelajaran. Tapi, jika pelajaran tersebut tidak saya ulang-ulang dengan konsisten saya akan mudah lupa.

Meneruskan ke masa sekarang, apa yang sudah saya ambil pada mata pelajaran dalam universitas kehidupan ini, yakni ilmu parenting/Pendidikan Ibu dan Anak adalah sesuatu yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dasar saya. Saya bisa saja mengambil ilmu yang lain, tetapi menurut saya, hal tersebut tidak pernah segenting ilmu parenting yang ingin saya pelajari jauh lebih dalam dan tidak pernah begitu menarik minat saya lebuh besar, diluar ilmu Alquran dan Alhadits.

Anak-anak dan keluarga adalah prioritas utama saya. Merekalah yang akan saya pertanggung jawabkan kelak diakhirot juga mereka adalah salah satu yang kelak bisa menolong saya di Akhirot, selain nabi Muhammad SAW dan Alquran. Maka menjadi Ibu Rumah Tangga adalah jalan terbaik bagi saya untuk dapat memaksimalkan proses belajar dan jam terbang belajar saya, seperti yang telah saya tulis pada tugas NHW 4, kemarin. Belajar dari pengalaman yang telah saya alami, melihat pengalaman beberapa orang terdekat yang berperan menjadi seorang Ibu, juga bagaimana saya mengenali gaya belajar saya, maka apa yang saya putuskan saat ini, sudah mantap tanpa tawar menawar lagi. Bismillah..

Untuk saat ini kendala yang saya alami adalah konsistensi dan disiplin. Saya masih perlu menggali lagi kesadaran diri saya bahwa kerusakkan akhir zaman di depan mata dan mati itu dekat sekali, lebih dekat dari tali sandal kita. Dengan adanya tugas ini, dan kelas matrikulasi yang saya jalani, sedikit banyak menyadarkan saya akan hal tersebut. Sehingga saya tidak bisa bersantai atau kurang fokus pada kasus ini.

Kerusakan akhir zaman dan mati adalah sesuatu yang tidak bisa saya kontrol, maka saya harus fokus pada apa-apa yang bisa saya kontrol dan bisa saya usahakan, seperti mendidik diri saya menjadi ibu yang profesional sehingga bisa mengusahakan pendidikan yang terbaik pula untuk generasi penerus saya.

Lalu, untuk hasil anak-anak saya kelak apakah akan menjadi anak yang taat Allah Rasul, bertakwa, cerdas, berkepribadian, keluarga saya sakinah mawaddah wa rohmah adalah sesuatu yang tidak bisa saya kontrol karena keputusan dan takdir sepenuhnya ada pada kekuasaan Allah semata. Untuk itu, saya berharap ikhtiar ini bisa menjadi sesuatu yang memantaskan saya dan keluarga untuk mendapatkan hasil terbaik yang kemudian Allah ridho untuk memberikannya.

Seperti yang telah saya tulis dalam tugas NHW-NHW saya sebelumnya, saya menjabarkan apa yang perlu saya pelajari, kapan, berapa lama dan dimana saya belajar dengan baik dan terperinci, saya akan mempelajarinya dengan tepat dan pelan-pelan, menerima informasi yang ada dan mencernanya perlahan tanpa diburu-buru atau bersantai-santai.

Apa yang saya pilih saat ini adalah benar, sesuai kebutuhan dan fitrah seorang wanita juga seorang ibu, khususnya. Apa yang saya pilih saat ini sesuai dengan minat saya dan sesuai dengan jalur Quran Hadits. Karena saya sudah berada pada jalur yang benar, maka saya hanya memerlukan konsistensi dan disiplin yang tinggi agar saya bisa menjadi ibu yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Maka, hal ini pula akan saya praktekkan kepada anak-anak saya, insyaAlloh. Mengenali diri mereka, membantu serta memfasilitasi apa yang menjadi minat bakat sesuai fitrah mereka. Sudah bukan waktunya lagi meratakan lembah namun saatnya meninggikan potensi-potensi yang ada.

Mudah-mudahan kelak, suatu saat nanti Allah akan membalas dengan sesuatu yang sangat baik atas apa yang telah saya tanam, hari ini.

Aamiin ya Robbal 'alamiin.
Alhamdulillah 'alaa kulli haal.


Materi #5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR




Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, 

Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.


Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang  yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar. 


Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran  yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.


Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa. 

*_Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan_*


Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.


Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.

Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.


Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?


Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal : 

1⃣Belajar hal berbeda        
2⃣ Cara belajar yang berbeda

3⃣Semangat Belajar yang berbeda


🍀 *Belajar Hal Berbeda*

Apa saja yang perlu di pelajari ?

yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:

🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya

🍎Menumbuhkan karakter yang baik.

🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)


*Cara Belajar Berbeda*

Jika dulu  kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.


Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.

Misalnya :

👍Ibu jari : How

👆Jari telunjuk : Where

✋Jari tengah : What

✋Jari manis : When

✋Jari kelingking : Who

👐Kedua telapak tangan di buka : Why

👏Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.


Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya


Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.


Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptik

_Apa itu berpikir skeptik ?_

Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.


*Semangat Belajar Yang berbeda*

Semangat belajar  yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :


🍀Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.

🍀Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.


Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).


Yang harus dipahami,

*_Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita_*


Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?


• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan 

*_Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah_*


Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.


Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.



🚫 *_Sebaliknya jangan meratakan lembah_*

yaitu dengan menutupi kekurangannya,

Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya).


Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.


Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira.


Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.



Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?


Caranya adalah :

1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati

2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya

3⃣Mengetahui passionnya


Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.


  *_Good is not enough anymore we have to be different_*


Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).


Peran kita sebagai orang tua :

👨‍👩‍👧‍👧Sebaga pemandu : usia 0-8 tahun.

👨‍👩‍👧‍👧Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun.

kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya

👨‍👩‍👧‍👧sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.



Cara mengetahui passion anak adalah :

1⃣ _Observation_ ( pengamatan)

2⃣ _engage_(terlibat)

3⃣ _watch and listen_ ( lihat dan dengarkan suara anak)


Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.

Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.


Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.



Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :


1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,

Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.

2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya

3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari

4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.

Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

Sumber bacaan :

_Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014_

_Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009_

NHW #4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH





Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat belajar?

Kali ini kita akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.

a. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Ya, semenjak anak saya sulit menyusu dari botol, sekitar 4-5bulan, itu menjadi titik balik hidup saya, bahwa saya ingin menjadi Ibu yang mau belajar dan benar-benar mengerti apa yang kelak keluarga saya butuhkan. Ibu yang bukan abal-abal, Ibu yang aerius menjalani perannya bukan hanya sampingan.

b.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita?

Belum.. saya masih keteteran menjaga ritme dan memanage waktu. Terutama waktu-waktu ketika suami libur/ada dirumah. Ibadah-ibadah sunah banyak yang masih terlewatkan :'(

Namun, dengan adanya target, saya merasakan perubahan yang cukup besar dalam hidup saya, karena sebelum menikah saya cukup aktif di beberapa organisasi dan pernah mengalami fase kuliah sambil bekerja, sehingga saya sempat jenuh dan 'kebingungan' ketika memilih harus berada di rumah. Dalam kegagapan saya merawat serta mendidik anak, bertemu dengan kelas matrikulasi ini merupakan secercah cahaya yang saya nanti-nantikan. Kemudian hidup saya menjadi bergairah kembali, ingin segera menuntaskan target-target harian dengan maksimal. Hari terasa cepat berlalu dan saya bahagia menjalankannya

Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

I'll do my best! Bismillah..
Ganbatte! ✊🙏

c.Baca dan renungkan kembali  Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Misi Hidup : memberikan semangat, membantu mengedukasi, serta mencoba memberikan inspirasi berupa tulisan (dan praktek) kepada lingkungan sekitar
Bidang : Ilmu parenting/Pendidikan Ibu dan Anak
Peran : Motivator, Penggerak/Aktivis

d. Setelah menemukan 3 hal tersebut,  susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut. 

1. Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak
2. Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri dan rumah tangga
3. Ilmu-ilmu seputar minat dan bakat, kemandirian finansial dll.
4. Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang 

e. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

Saya menetapkan KM 0 pada usia 25 th, dan memaksimalkam kemampuan serta memantapkan komitmen saya agar mencapai 10.000 (sepuluh ribu) jam terbang pada bidang yang saya minati. 

Sejak saya resign (Desember 2015) setiap hari saya berproses serta mendedikasikan waktu saya untuk mencari ilmu, mempraktekkan, serta menuliskannya bersama anak-anak dengan menggunakan fasilitas yang ada secara maksimal.  

Sehingga saya berharap, dalam jangka waktu kurang lebih 4 s/d 5 tahun, kelak akan terlihat hasilnya. 

Milestone hidup Nadya Sholihati Vaizal  :
KM 0 – KM 2 ( tahun 1 dan 2) : Menguasai Ilmu seputar pengasuhan anak
KM 2 – KM 3 (tahun 3) : Menguasai Ilmu seputar pengelolaan diri dan rumah tangga
KM 3 – KM 4 (tahun 4) : Menguasai Ilmu seputar minat, bakat dan kemandirian finansial dll
KM 4 – KM 5 (tahun 5) : Menguasai Ilmu seputar berbagi manfaat kepada banyak orang

f. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Secara keseluruhan, sudah. Namun saya akan lebih mendetilkan lagi waktu serta ilmu apa saja yang perlu saya pelajari beserta strategi terbaiknya. Setelah ini, akan saya periksa kembali tugas tersebut dan menambahkan kekurangan yang ada, terimakasih banyak sudah mengoreksi dan mengingatkan. Alhamdulillah ❤

g. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Bismillaaah! Laa haula wa laa kuwwata illa billah :') ✊🙏

Sekarang buatlah sejarah anda sendiri. 

I will.. insyaa Allah..
I'm on the right track

Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.

Bismillah semoga Istoqomah! ❤


Salam Ibu Profesional,


/Tim Matrikulasi IIP/

Materi #4: MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4

Hari, tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Waktu : 08.00-17.00

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4  

👦👧MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH👦👧

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.




Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak. 

“ *Just DO It*”, 
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu 

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. 



Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition” 

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya. 




Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_

_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_

_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_

_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_

DISKUSI :

1⃣
#tanya-fajrin
1. Maaf, mungkin bisa dicontohkan program yang khas bersama anak seperti apa?
2. Apakah mengajak anak semisal berkebun atau bermain di kandang kambing (rutinitas kami dengan Nadia di pagi hari) serta menyodorkan beberapa buku (biasanya Nadia yang menentukan sendiri buku yang ingin dibacakan) termasuk kegiatan yang bisa membangkitkan, menyadarkan dan menguatkab fitrah anak? Terima kasih
➡Mbak Fajrin yang baik, program khas bersama anak  bisa disesuaikan dengan kondisi di rumah dan minat serta ketertarikan anak. Kalo saya di rumah, saya libatkan anak dalam setiap aktifitas. Saya nyuci baju, anak main air. Saya masak, anak ikut metik - metik. Di kantor, anak juga dilibatkan untuk jadi asisten bunda mulai mengambilkan kertas, beres-beres rak dll. Apa saja yang bisa dilakukan anak, dan mereka senang serta belajar, Saya libatkan. Jadi tidak ada aktifitas khusus.

Kegiatan yang sudah mbak lakukan juga sudah merupakan kegiatan khusus bersama anak. Dan menguatkan fitrah belajar anak selama tidak ada unsur menjejali. Karena dalam proses membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak, pada dasarnya kita sebagai orang tua hanya sebatas menjadi fasilitator yang membersamai anak. Yang bisa kita berikan hanyalah stimulus, kawal terus fitrah anak supaya tetap pada jalurnya. Stimulus, fasilitasi dan bersamai, teman.✅

Benar sekali mbak Rizki... selain itu sekarang sudah banyak metode-metode yang "kekinian" dalam membersamai sikecil😊.
Sebagai fasilitator anak-anak kita bebas memilih dan memakai yang sesuai dengan kondisi kita serta minat dan ketertarikan anak. Carilah aktifitas yang membuat mata anak berbinar😊

Mendidik anak secara alami dan sunatullah adalah mendidik sesuai perkembangan fitrah anak. kita menemani dan berinteraksi secara fisik dan psikoligis dalam setiap perkembangannya bukan menjejali, mengajari apalagi mengintervensi dan mendominasi. Mendidik adalah proses membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak yang sudah Allah berikan .✅

2⃣
#tanya-intan, bagaimana cara untuk menemukan misi hidup, misi keluarga dan misi spesifik anak?
Bagaimana cara untuk mendidik anak agar didikannya bisa secara alami sesuai sunnatullah?
➡Mbak Intan yang baik, langkah pertama dulu saya Gunakan 5W1H. Coba tanyakan pada diri sendiri dengan menggunakan rumus tersebut, lalu diskusi dengan suami terkait keluarga, lalu perhatikan anak-anak kenapa mereka di amanahkan dalam rahim saya dan berada di tengah-tengah keluarga saya?bukan orang lain?
kalo kata Pak Dodik pake ilmu titen. Allah memberi tugas, pasti sudah melengkapi kita juga dengan semua yang diperlukan untuk menyelesaikan misi itu. Jadi lihat saja, perhatikan saja, bahasa jawanya titeni apa-apa yang terasa mudah, seperti Allah yang membantu kita melaksanakannya...mungkin disitulah peran dan misi kita😊

3⃣
# tanya ( ima)
Terimakasih materinya mba..sepertinya saya memang menunggu materi ini. Saya memiliki anak sulung 8 tahun. Dulu saya memang bekerja dan bsru berhenti kerja satu tahun ini. Belakangan ini saya merasa kesulitan menghadapinya.. karena anak saya lebig suka dan lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dengan teman temannya. Juga sepertinya mulai kecanduan game online...masya allah materinya sangat menyentuh sekali mba. mungkin awalnya memang karena kesalahan saya yang sibuk bekerja. Apa yang harus saya benahi dan lakukan terkait anak saya tersebut. Karena semakin dilarang dia semakin memberontak. Dan temperamen..semoga allah jadikan anak yg solih dan allah kuatkan saya mendidiknya.mohon doa dan sarannya mba..terimakasih..
➡Mbak Irma yang baik. Peluuk mbak😘.
Alhamdulillah tidak ada kata terlambat untuk berubah. Langkah awal, mohon maaf kepada si sulung kemudian mohon ampun kepada Allah ya mbak karena kita sudah menyia-nyiakan amanah-Nya selama ini dengan ilmu sekedarnya, minta petunjuknya apa yang harus kita lakukan dan lihat serta rasakan tanda-tandanya pasti akan terlihat jelas lalu ikuti kata hati.
Untuk pendekatan ke ananda, coba mbak berikan ruang di rumah (fasilitasi) dan buat kesepakatan. Usahakan setiap aktifitasnya terpantau oleh kita tanpa beliau merasa dipantau. Lalu amati apakah kegiatannya positif atau negatif? Setelah ada hasil baru lakukan tindakan yang perlu dilakukan.
Statement mbak "sepertinya dia mulai kecanduan game online", itu masih asumsi. Sebaiknya dipastikan dulu, jalin komunikasi tidak dengan melarang tapi coba ikut terlibat dan tunjukan perhatian. usahakan ananda percaya dan mau dekat dengan mbak😊✅

Makasih banyak jawabannya mba..😭😭..insya allah akan saya praktekan.maksudnya tidak melarang dan ikut terlibat bagaimana ya mba? Maaf nanya lagi...

Mbak Sapta salah seorang Fasil matrikulasi berbagi pengalaman semoga menginspirasi ya mbak 😊 : Ini sedikit pengalaman saya pada waktu anak saya mulai sekolah di bangku sekolah dasar senengnya maen diluar dan saya perbolehkan...pernah saya kecolongan anak saya maen game di rumah tetangga..maka untuk mengantisipasi hal tersebut saya minta ke anak saya ajak teman2 mu kerumah Kita ajak makan di rumah yaa...akhir nya saya tahu sifat dan sikap dari teman-teman anak saya...setelah teman-teman nya pulang dan anak saya mau tidur saya mulai memasukkan pesan ke anak saya mana yang mamah suka dan mana yang mamah tidak suka...
Alhamdulillah berubah sedikit demi sedikit menuju ke yang lebih baik..

👆Jadilah teman bermain mereka. Di saat bersama mereka, jadilah bagian dari mereka (tumbuhkan jiwa anak-anak yang ada dalam diri kita). Di saat yang tepat ketika ananda siap menerima kita, masuklah dan ajaklah ananda berdialog dalam posisi mbak sebagai orang dewasa.😊

4⃣
 #tanya nina
 literatur apakah yg bs kita gunakan utk kemudian kita jadikan acuan dlm merancang kurikulum/bahan pembelajaran yg berbasis fitrah utk anak2 ?
➡Mbak Nina sayang... Saat ini sudah banyak literatur-literatur yang berbasis fitrah. Salah satunya FBE (Fitrah Based Education) Ustd.Harry Santosa, dan yang sesuai kurikulum dan sudah banyak dipraktekkan ibu-ibu IIP adalah Buku Bunda Sayang . (Saya menggunakan itu 😊)✅

5⃣a
#tanya-tia
"Bukan pada apa yang harus dipelajari anak kita, tapi untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut". Apakah kita harus menjelaskan pada anak secara lisan misalnya mengapa dia mempelajari hal tsb. Atau maksudnya bagaimana mbak? ➡Tidak harus dijelaskan, tapi kita sebagai fasilitator memiliki tujuan ketika mengenalkan anak pada sesuatu. Misal melatih motorik halus/ kasar, melatih bicara, melatih menjadi tuan rumah/tamu yang baik. Siap-siaplah dengan jawaban ketika anak bertanya. Ini salah satu cara juga dalam mengasah rasa ingin tahu anak.😊✅

Di sekolah tempat Saya mengajar dulu. Mereka membuat kegiatan sesuai tahap perkembangan anak. Apakah bisa diterapkan pada anak kita di rumah. Sesuai fitrahkah? Misalnya anak usia 7tahun senang meronce, maka kita membuat kegiatan meronce bersama anak..➡selama tidak ada unsur penjejalan kegiatan apapun itu yang sesuai dengan tahanannya itu sesuai fitrah. Cukup perhatikan dan amati reaksi anak ketika kita mengenalkan sesuatu. Dari situ akan ditemukan jawaban 😊✅

5⃣b
#tanya nazroh
1. Gmn ya trik nya spy anak senang belajar pelajaran skolah dan mengerjakan PR? Hrsnya rasa snang bljr itu terus dipupuk..dulu anaknya senang skali  blajar dalam kondisi sakitpun...skrg agak susah kl disuruh bljr.

Oiya..sy py 3 putri
➡Mbak Nazroh yang baik, poinnya ada di PR atau di belajar?
Jika di belajar, biarkan anak mempelajari yang disukainya selama itu tidak bertentangan dengan fitrah Nya. Tapi jika di PR, maka sejauh mana PR tersebut bisa memotivasi belajarnya? Sebelumnya mohon maaf usia ananda berapa tahun? Khawatirnya ada fase proses belajar "yang dulu" ternyata telah menyalahi fitrah belajar ananda.
2. Sy kebanyakan mnghabiskan waktu brsama anak terkecil...jd lbh jarang membersamai kaka nya...gmn membagi kebersamaan itu ya bun?➡Saya berbagi pengalaman, Anak saya yang paling besar 5th, yang kedua 3 tahun dan dalam kandungan 7 bulan. Dalam keseharian, saya mencoba melibatkan setiap anak ketika berinteraksi dengan anak yang lain bahkan dalam aktifitasnya biarkan mereka yang berinteraksi secara aktif saya hanya mengawasi. 
Misal, si Ade mau minum susu maka saya akan minta tolong si Aa untuk mengambilkan botol susu si Ade. Atau ketika si Ade mau ke kamar mandi, maka si Aa yang mengantar. Membuat roti untuk sarapan  bersama, pernah saya libatkan si Ade dan si Aa, saya mengoles mentega, Aa dan Ade tabur coklat, Aa ambil piring Ade ambil gelas.
Begitupun terhadap calon adiknya yang masih dalam kandungan, saya selalu minta Aa dan Ade untuk menyapa dan mengajak bermain adiknya di waktu tertentu seperti mengelus perut, ngajak ngobrol , bercerita sampai ada respon dari sang bayi dalam perut itu reaksi anak-anak luar biasa senangnya. Memang tidak selalu mulus, adakalanya diakhiri dengan drama dan kericuhan. Di saat seperti itu baru saya dan suami turun masing -masing menghandle 1 orang😉.
Poin pokoknya, libatkan setiap anak ketika kita berinteraksi dengan anak yang lain. Sehingga statement "Bunda lebih sayang Aa daripada Ade" itu bisa dihindari😄.✅

6⃣
#tanya_dewi
Bagaimana menguatkan anak-anak dari lingkungan yg tidak kita inginkan 
Misalnya kita sudah buat strategi2 dan kesepakatan keluarga, namun kita tidak dapat menutupi kemungkinan untuk anak-anak bergaul dengan lingkungan nya, ataupun dengan sepupunya namun beda pemahaman (pola asuha)nahh bagaimana anak-anak kita agar tidak terkontaminasi namun tetep bergaul dengan mereka, mewarnai mereka
➡Mba dewi sayang,betul sekali kita tidak bisa membatasi pergaulan anak dengan keluarga dekat,alangkah baiknya kita kuatkan dari dalam hitam katakan hitam,putih katakan putih tidak ada abu2,jadi saatnya ada pengaruh buruk otak anak langsung menolak "ada yang salah nih". Dan jadikan kita teman yang baik dan nyaman untuk anak2,saat anak mendapat input yg diluar ajaran kita,anak akan lari ke kita mencari penjabaran itu baik/buruk. 
Konsisten dengan sikap dan kesepakatan yang sudah di ambil. Anak cenderung menguji konsistensi orang tuanya.😉
So keep konsisten dalam bersikap. Menghadapi lingkungan, yang harus disiapkan adalah imunitas. Semakin ganas virus ideologi dari luar, maka harus semakin kuat juga imunitas yang ditanamkan di dalam rumah.
Steril➡terkontaminasi➡bersihkan➡terkontaminasi lagi➡bersihkan lagi➡tambah imunitas 
Terus dan terus... lakukan sampai anak benar-benar kebal dan mampu membuat perlawanannya sendiri😊✅

7⃣
Assalamu'alaykum
#tanya - elli
Bagaimana caranya agar2 anak2 belajar sesuai dengan fitrahnya, kalau anak2 yang bersekolah formal, disana jarang sekali belajar sesuai dengan fitrah anak2, ditambah ada PR ?? Terimakasih
➡Wa'alaikumsalam warohmatulloh.
Belajar sesuai fitrah bisa bermacam-macam bentuk dan caranya. Semua boleh kecuali yang tidak boleh (lihat kembali materi 4).
Salah satu yang sudah dipraktekan mbak Nesri koordinator IIP Bogor.  
Anak dalam rentang usia 0-7th masih dalam masa eksplorasi...let it be. niatkan buat investasi ya, Bunda...lebih baik dia pindah-pindah kegemaran sekarang daripada ketika sudah besar pindah-pindah kerjaan tiap 3 bulan.
Saya share pengalaman aja, ya Bunda. Anak saya yang pertama pengen les renang. Oke, diberi dan difasilitasi. Dibelikan fin, goggle, baju renang, dan papan latihan, karena syarat dari gurunya semua harus ada. Dia berenang hanya sampai bisa ngambang lalu gantung fin. Lalu minta sekolah bola, beli juga sepatu bolanya yang berlaku di tapak.
tahan 3 bulan juga, lalu berhenti. Pernah tertarik dengan astronomi sampai dibelikan teropong oleh kakeknya untuk melihat bulan. Hanya dipakai 5 kali teropongnya, lalu disimpan. Sekarang, setelah berkali-kali ganti bidang minat, dia memutuskan untuk fokus belajar tentang ikan. Alhamdulillah...perjalanan panjang. Dan saya yakin dia bisa memastikan diri untuk fokus di satu bidang karena dia sudah pernah coba banyak bidang yg lain. Jadi, saya tak menyesal dengan semua investasi materi dan nonmateri yg dikeluarkan. Semua memfasilitasi dirinya untuk menemukan jati diri...😉
 👆Langsung contoh kongkret pada praktek.

Aiko 7 tahun kelas 2 SD senang sekali menggambar. Di sekolahnya seringkali  banyak PR. Ketika beliau mengeluh, saya coba tanamkan Aiko boleh kerjakan itu kalo Aiko suka. Kalo tidak,tidak apa-apa jangan dipaksakan Aiko boleh minta bantuan. (Peranan seluruh orang rumah dalam menyikapi hal ini sangat menentukan)Lalu .kami fasilitasi kegemarannya untuk terus di asah dan beliau senang. Lalu bagaiman dengan gurunya? Sejauh ini saya coba mengkomunikasikan hal tersebut dengan gurunya, alhamdulillah saat ini semakin banyak guru yang faham dengan hal ini. 
Semoga bisa membantu...🙏
Lain hal yang saya Coba bantu lakukan terhadap keponakan yang juga bersekolah di sekolah formal dengan "PR"nya

8⃣
Tanya - Nadya Vaizal
Pendidikan anak sesuai fitrah, apakah artinya, kita harus menanamkan kesukaan belajar, dibandingkan dengan mengenalkan banyak bidang ilmu?➡
Mbak Nadya yang baik, pertanyaannya mirip denga. Yang atas ya... 😊
Sebenarnya hal itu hanya salah satu contoh saja. Namun yang dimaksud dalam contoh tersebut adalah menekankan pada kualitas bukan hanya kuantitas belajar. Praktek pendidikan sesuai fitrah bisa bermacam sesuai kondisi anak dan keluarga karena setiap keluarga unik. Semua boleh kecuali yang tidak boleh. Yang tidak boleh adalah menjejalkan, mengendalikan, mengintervensi dan mendominasi sehingga fitrah anak rusak. Jadi sebenarnya sah-sah saja jika kita mengajarkan banyak bidang ilmu jika fitrah anak tetap terjaga.  ✅
Bolehkan saya diberikan contoh konkret aktivitas yg menanamkan kesukaan belajar, dibandingkan dengan mengenalkan banyak bidang ilmu?
➡contoh kongkret sudah saya share 👆🏻
Lakukan tour de tallent😊

 https://youtu.be/dBKUnlG-S0I

Portfolio Pendidikan Anak (Bagian 2)

Hola, Assalamualaikum.
Sampailah kita Portofolio Pendidikan Anak ke bagian 2

Yang belum baca bagian 1, boleh di cek kesini dulu: http://nadyavaizal.blogspot.co.id/2017/02/portfolio-pendidikan-anak-bagian-1.html?m=0

Dan, langsung saja ya, check it out 💕~

-----


Langkah ke 2. Tuliskan Portfolio Plan (Perencanaan: Portfolio)

Perencanaan meliputi Maksud (Purpose), Jenis (Type), Structure, Pihak Terlibat (Audience), Jangka Waktu (Timeframe), Standar/Framework yang digunakan, Evidence/Artefacts (bukti kegiatan), Teknik Refleksi yang digunakan, Major Learning,  dstnya.

Sebagai catatan bahwa perencanaan Portfolio berbeda dengan merencanakan program pendidikan secara keseluruhan. Perencanaan portfolio adalah perencanaan dokumentasi dari pelaksanaan program pendidikan.

Dalam banyak hal perencanaan program pendidikan seperti personalized curriculum, pengembangan bakat dll diperoleh dari pembacaan atas pola unik anak dari rangkaian portfolio dalam jangka waktu tertentu.

Tahap perencanaan ini menyesuaikan kebutuhan dan keunikan keluarga dan anak masing masing termasuk juga kebutuhan Orangtua atau Pendidik. Hanya perlu dibuat di awal program untuk jangka waktu tertentu, misalnya 2 tahun atau 3 semester dsbnya.

Perencanaan Portfolio ini harus menjawab: Mengapa saya melakukan ini? (Purpose), Apa Tipe yang cocok untuk maksud tersebut? (Type), Bagaimana dan dimana saya menggunakannya (Context), Bagaimana komponen distrukturkan (Structure), Kepada siapa Portfolio ini diarahkan? (Audience), dstnya.

Secara umum, Maksud (Purpose) dari pembuatan Portfolio ada 4, yaitu
1. Untuk memfasilitasi Pertumbuhan anak (Developmental Portfolio). Portfolio ini berfokus tunggal pada salah satu aspek pertumbuhan anak. Anak anak special needs atau anak dengan keunikan khusus umumnya menggunakan Portfolio ini.
2. Untuk menyediakan Basis Evaluasi atau Persiapan Ujian (Assessment/Standard based Portfolio). Portfolio ini biasanya digunakan di sekolah karena harus memenuhi standar tertentu atau juga digunakan untuk persiapan ujian atau sertifikasi.
3. Untuk menyoroti kinerja dan kapabilitas anak (Showcase Portfolio). Portfolio ini sifatnya atau konteksnya sangat personal, dapat digunakan untuk memahami pola potensi anak atau untuk pengembangan bakat melalui beragam kegiatan maupun proyek.
4. Untuk merekam proses belajar anak dan konten pengetahuan yang dikuasai (Learning Portfolio). Portfolio ini bisa menggunakan standar, bisa pula freedom sesuai minat dan kebutuhan anak.

Tidak perlu khawatir dengan pilihan, karena kita bisa mengkombinasikan secara serial maupun paralel sesuai kebutuhan. Misalnya jika ingin fokus pada pengembangan bakat maka bisa dipilih Showcase Portfolio, namun pada tahun yang sama akan mengambil paket kesetaraan atau professional certificate maka Assessment Portfolio dapat digunakan pada saat yang sama. Begitupula bila punya target pengetahuan atau skill yang harus dikuasai pada tahun berikutnya maka secara paralel bisa menggunakan Learning Portfolio dstnya.

Berikut akan dibuat sebuah scenario Perencanaan Portfolio. Karena tujuan tulisan ini adalah untuk memandu orangtua kelak dalam merancang "Personalized Curriculum" dan diasumsikan tidak overlapping dengan Sekolah yang fokus pada Standar Curriculum, maka scenario perencanaan berikut yang dijadikan contoh adalah Showcase Portfolio .

Contoh Scenario Perencanaan Portfolio

1. Maksud: Untuk menyoroti kinerja dalam perkembangan aspek fitrah melalui beragam proyek atau kegiatan
2. Purpose Type: Showcase Portfolio
3. Context/Scope Type: Personal Portfolio (bukan Schoolwide Portfolio, bukan Academic Portfolio)
4. Structure: Rangkaian Proyek atau Kegiatan yang masing masing punya folder atau dokumentasi sendiri
5. Timeframe: 2 tahun
6. Standar Framework: Fitrah based Education version 7.0 (akan dijelaskan kemudian dalam contoh)
7. Major Subject to Achieved: 8 Aspects of Fitrah especially "Fitrah Bakat" and "Fitrah Keimanan"
Reflection: "Orangtua sering menekan saya untuk menambahkan lebih banyak akademik dalam program saya dan membuat stress. Saya menjadi frustasi sebab akademik bukan bakat saya..."
8. Audience: Orangtua, Maestro, Murobby, Rekan
9. Products/Artefacts/Evidence: Working Paper, Project Delivery, Lesson Learned, Project Evidence (Movie, Audio, Image)
10. Reflection Technic: Menggunakan Design Thinking atau Emisol atau Ediprot (Akan dibahas mendalam kemudian)
11. Timeline & Cost: Terlampir

Silahkan tambahkan point lainnya, seperti bagaimana mengatasi perubahan atas isu yang terjadi (corrective action), partner atau mitra yang terlibat, cara penyimpanan dokumen (hardcopy atau soft copy) dsbnya

Jangan ragu membuat perencanaan karena kita perlu untuk mengawali pembuatan Portfolo, jika ada perubahan bisa kapanpun dilakukan. Jika perencanaan selesai maka tiba saatnya untuk memulainya atau melanjutkan apa apa yang sudah dimulai namun dengan dokumentasi portfolio yang lebih baik dari sebelumnya.

Langkah 3.Membangun dan Mengorganisasi Portfolio

Selama kegiatan atau proyek atau program berlangsung maka kita mulai dapat mengkoleksi Evidence (Bukti bukti) dengan pengorganisasian yang baik. Apa yang dimaksud dengan Evidence? Bagaimana Mengorganisasikan Porttolio dengan baik termasuk pembuatan jurnal dsbnya?

(Bersambung)

Salam Pendidikan Peradaban

#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#fitrahbasededucation
#portfoliofitrah
#portfolio

NHW 3: MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.


👨‍👩‍👦‍👦Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

❤ Surat cintanya di sini: http://nadyavaizal.blogspot.co.id/2017/02/surat-cinta-sehidup-sesurga.html?m=0
❤ Respon suami: Mesam-mesem. Terharu, saya gak sempat liat apakah matanya berkaca-kaca atau tidak. Karena suasana masih gelap setelah sahur, pagi tadi. Beliau langsung memeluk dan mencium kening saya. Ia mengucapkan syukur dan "I love you amih. Jadi kita liburan kemana? "

Pertanyaan ini bikin saya antara senang sama senang banget 😂

Kebetulan memang bulan ini mendekati 1000 hari pernikahan.

Saya berharap kami selalu saling mencintai dan tumbuh menjadi pribadi serta orang tua yang jauh-jauh lebih baik lagi.

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Anak pertama kami👶 : 
Bismillah.. Lillahi ta'ala, semoga ini tidak termasuk dari bagian ujub, riya, atau takabur. Anak saya saat ini berusia 20bulan. Tentu saja, belum banyak yang bisa saya amati tentang minat apalagi bakatnya. Namun, seiring perjalanan hidupnya sejak lahir hingga sekarang, pasti ada sesuatu yang ia condong dan berbinar-binar ketika melihat/melakukannya. 

- Ia senang sekali dengan alat transportasi. Selayaknya seorang anak laki-laki, mayoritas mereka memang akan cenderung menyukai sesuatu yang terlihat maskulin, tanpa mereka sadari. Yang saya amati, anak saya ini senang sekali terhadap alat transportasi, truk, dan alat-alat besar sejenisnya, lebih dari alat transportasi yang lain. Selain itu, ia senang mengutak-atik mainan/gearnya, seakan-akan sedang memasang mur atau seperti menservice sepedanya. Dari sini, saya menilai anak saya sepertinya ada ketertarikan yang besar pada mesin/robotik. Kelak insyaAlloh, saya akan tetap memantik rasa ingin tahunya, dan membuat portfolio atas kegiatan-kegiatan yang berkaitan. Jika memang semakin dewasa kelak, semakin terlihat minatnya dalam hal ini maka saya insya Alloh akan memfasilitasi minat dan bakatnya sehingga potensinya semakin terasah, aamiin.

- Anak saya termasuk cepat menangkap maksud kalimat/pertanyaan yang saya berikan, ia juga aktif menjawab sehingga saat ini komunikasi kami sudah 2 arah di usia 20 bulan ini. Awal dia mulai berbicara/mengikuti artikulasi kata yang saya ucapkan di kisaran usia 9-10bulan. Saya pikir, ini juga kelebihan yang Allah berikan kepada anak saya, karena tidak semua anak cepat mencapai fase berbicara. Maka, saya insyaAlloh akan terus memupuk rasa ingin tahunya, dengan mengenalkan sesuatu yang baru kepadanya sekaligus menjelaskan. Saya juga insyaAlloh akan membiasakan ia untuk berpikir, memilih dan mengambil keputusan di sela-sela komunikasi kami. Untuk kemampuan speakingnya, insyaAlloh saya akan memberikan kegiatan-kegiatan sesuai usia yang bisa menyalurkan kemampuan berbicaranya sehingga menambah perbendaharaan kata, kemanpuan berbicara di depan umum, serta berbicara yang runut dan tepat. Mudah-mudahan diberikan kemudahan dalam prosesnya yang jika benar, ia memiliki bakat, maka semoga kemampuan berbicara/verbalnya bisa bermanfaat untuk umat.

- saat ini dia sudah bisa berkata tidak mau untuk seauatu yang memang ia tidak mau, bagi beberapa ibu mungkin disebut "ngeyel", tapi setelah menyelami ilmu-ilmu pengasuhan, saya berpikir positif bahwa anak saya memilik kepercayaan diri yang besar untuk mengemukakan ketidak-mau-annya. Jika sesuatu itu baik, maka saya perlu belajar lebih banyak kalimat produktif agar ia bisa merespon sesuai dengan kebutuhannya. Walaupun begitu, saya senang ia memiliki keberanian dan percaya diri untuk mengungkapkannya.

- ia juga anak yang sensitif. Saya harap ia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, sehingga bisa berempati terhadap orang lain serta mengekspresikan perasaannya dengan baik dan benar.

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

👩: Saya seorang life learner. Saya senang belajar, berpikir, menganalisa. Saya realistis.
Saya termasuk wanita yang bisa segala rupa pekerjaan domestik (dan lainnya). Simple, karena saya senang belajar dan selalu merasa tertantang untuk mencoba sesuatu yang tidak saya bisa. Saya diberikan seorang bayi laki-laki yang menuntut saya harus belajar lebih banyak karena keistimewaannya mengenai berat badan, alergi dan tumbuh kembang. Setiap saya mendengar hal negatif atau hampir menyerah, saya malah mendapatkan jawaban atas ikhtiar belajar saya serta doa-doa yang saya panjatkan. Sungguh Allah Maha Pemurah. Ma Syaa Allah.. Allahu Akbar.

Saya sudah mempelajari ilmu agama secara serius di pondok pesantren selama 3 tahun, ditambah lagi setahun setelahnya. Pun juga suami saya memiliki latar belakang yang sama, yakni pernah menjadi santri. Atas dasar ilmu dan potensi yang saya (dan suami) miliki, saya berharap saya (kami) bisa memberikan pemahaman-pemahaman yang benar sesuai tuntunan Allah rasul dibanding keluarga yang tidak memiliki latar belakang ini. Anak-anak kami sudah sepatutnya menjadi anak-anak yang lebih mumpuni keilmuan agamanya karena sumber ilmunya ada didalam rumah mereka sendiri. Saya berharap saya bisa memberikan yang terbaik dari yang saya miliki untuk anak-anak saya kelak. Sehingga merekapun bisa menularkan kebaikan-kebaikan ke lingkungan sekitarnya. Aamiin, insyaAllah, tabarokalloh.. mudah-mudahan Allah mudahkan jalan ini. Mudah-mudahan Allah izinkan anak-anak saya kelak menjadi alim ulama yang tidak mudah terombang ambing rusaknya moral dan zaman.

Saya mulai tertarik mempelajari ilmu perencanaan keuangan keluarga sejak tahun 2011, kemudian di tahun 2013 saya berkesempatan mengikuti seminarnya hampir setiap minggu dalam kurun waktu 6-9 bulan. Saya rajin membeli bukunya, saya mempraktekkan beberapa ilmu yang saya sudah saya ketahui. Saya harap dengan potensi ini, saya bisa membantu mewujudkan tujuan-tujuan finansial dalam rumah tangga saya. Aamiin, Bismillah..

Saya mudah berimajinasi dan merangkai sebuah cerita untuk anak saya. Saya jarang kesulitan dalam mengarang cerita anak khususnya. Saya berharap kemampuan ini bisa memberikan dampak yang baik untuk anak-anak saya ketika ada buku/tidak. Ketika bisa membeli buku/tidak.


d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

🏡: 
Mengkampanyekan ASI Ekslusif
Menularkan semangat dan kebaikan-kebaikan dari ilmu parenting yang telah saya pelajari
Membudayakan membaca buku sejak dini
Mengenalkan ilmu perencanaan keuangan keluarga yang jarang diketahui masyarakat awam.

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional


/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Materi 3: MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Materi Matrikulasi Institu Ibu Profesional Batch#3 Sesi #3

👨‍👩‍👦‍👦👨‍👩‍👧‍👧

 “ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya  menuju peran peradabannya ”


Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.


Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.


Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.


Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.

Darimana kita harus memulainya?

🙋 PRA NIKAH


Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?

b. Adakah yang membuat anda bahagia?

c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?

d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.

Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.

Karena,

ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK


👨‍👩‍👧‍👧 NIKAH

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:


🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?


🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?


🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?


🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?


Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

👩‍👧‍👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)


Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a.   Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?

b.   Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?

c.   Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.


Karena,

IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD

Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak


Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.

Karena

Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang


Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan

Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/


SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013

Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016

Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015

Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon