Cara Mudah Untuk Berhemat

Assalamualaikuum boiboo? (Sekarang nyapanya ibu2. Alhamdulillah yah, Alloh sudah menuliskan takdir saya menjadi seorang emak (kece) saat ini :p). Etapi semuanya juga saya sapa kok, gak cuma boibo aja kan yah. Secara pembaca budiman ini mayoritas yang lagi nyari tau apasih XLence Apprentice itu. Haha. Jadi weh bulak balik ditanyain ina inu sama first jobber endonesah. Buat para calon apprentice, sukses ya kaliaanss. ^^ 

Sekali-kali ngasih saran yang bermanfaat yah buat buibu, khususnya. Umumnya buat kalian semuah. Apasih tipsnyaa? Sekarang semua harga lagi pada mahal ya, bok. Harga listrik naik, ayam naik, telor naik. Gaji? Gaji apakabar gaji? Gaji mah udah fixed aja kalah sama inflasi tiap taun yah moms, kalo itu gaji/penghasilan gabisa naik 10% pertahunnya. 

Jadi kita musti apaaah? Musti ber-HEMAT! Hmm... Susah lho ngajak orang berhemat. Ngajak berhemat ke diri sendiri aja masih suka susah *selftoyor :/  Nah, apalagi ngajak orang. Ngajak pasangan? :3 Godaan apa aja sih yang sering godain kamuu? makan enak dan bergengsi? Pakaian-pakaian lucu? (jilbab2 lucu termasuk ya boiboo! lol) Promo tiket murah buat liburan seru? Barang-barang mewah yang blink-blink? 

Wey! Udahlah.. jangan banyak gaya dulu, deh. Saya juga gak suka sih disuruh berhemat. Apalagi sama bibih. lol. Piece ah bibih muach :* Mimih akan berjuaaang huwoow~ 

Tapi saya selalu punya waktu-waktu di mana saya merasa perlu ngerem. Karena saya adalah anak pajak kerja sebagai akunting interest pada financial planning yang masih ada Padang-padanganya dan bergolongan darah A. Kebayang gak, harusnya saya terlahir sebagai seseorang yang sangat perhitungan sekali? WKWK. (Padahal mah khilap-khilap dikit ya sering juga. Dikit tapi sering lol :p) 

Jadi gimana caranya supaya bisa mudah melakukan penghematan sodara-sodara?

Pertamaa. Coba cek pengeluaran tersier. Pengeluaran tersier teh naon sih naad? pengeluaran yang ‘gak penting’! Jadi, POTONG dulu PENGELUARAN 'GAK PENTING' yang terjadi hampir di setiap hari. Taunya itu pengeluaran gak penting? Coba kalian bayangin kalau gak beli barang (atau makanan) itu, apakah hidup kalian akan tetap baik-baik saja? Mungkin akan ngerasa gak happy sih, tapi kalian tetep baik-baik aja. Nah, POTONG deh biaya2 gak penting itu! Biaya apa yang akan banyak dipotong disinj? Yasss! Daftar pengeluaran lifestyle kalian akan ngantri panjang untuk dipotong disini. 

Contoh: 1. Makan diluar 21 kali dalam seminggu.  (Yagimana dong naaad, kita kan keluarga kekiniaan. Kita kan anak muda yang gajinya gak abis-abiis~) Terseraaah. Disini saya akan tetep bilang kalo makan diluarnya cuma 7kali dalam seminggu masih bisa idup, kan? Coba rasain, pengeluaran bakal turun drastis! Bisa masak sendiri itu berkah, walaupun gak seenak masakan resto dan gak semenderita makan mie, tapi uang lebihannya bisa kasih uang atau barang ke orang tua. Alhamdulillah, disyukuri :') 

2. Ih gue mah gaenak mulutnya kalo sehari gak NYETARBAK Nad, kayak ada pait-paitnya gitu. Kopi di dispenser kantor udah cukup, kan? Harus banget nyetarbak? Dana naik haji udah siap? Pendidikan anak tiap taun naik terus lhoo~ 

Keduaa. Cari barang penggantinya. Barang subtitusi. Untuk penghematan yang ini, biasanya terdapat di sisi pengeluaran rutin. Kita gak bisa menghilangkan begitu saja biayanya, makanya perlu cari penggantinya. Apa saja sih yang bisa boibo lakukan? Coba ganti merek minyak goreng, odol, softener, deterjen dkk. Ganti buah impor mahal ke buah lokal murah, ganti salon spa mewah ke pijat refleksi di mall, kalo bisa krimbat-lulur-massage sendiri dirumah ya kenapa engga? Minta bantuan pasangan, misalnya. Main krimbat-krimbatan yuk, Pah. Jadi gantian gituu. Selain hemat, kalian semakin romantis. Ihiw. (Warning: kalo efeknya jadi 'kekasur' hal ini diluar tanggung jawab penulis) jugak pindah dari taksi ke angkot atau commuter. Semua itu, manfaatnya sama, tapiii harganya lebih rendah. Selain bisa berhemat, dijamiin kita makin disayang pasangan. :)) 

Ketigaaa. Yuk, mari kita ubah kebiasaan kita. Coba deh perhatiin gaya hidup kita. Kebanyakan gaya atau gak sadar sama kemampuan? Gak akan jadi masalah kalau memang mampu. See, tapi kenyataannya lebih banyak yang ngaku gak busa nabung atau merasa kekurangan padahal sebenarnya bisa dan cukup. Karena lifestyle kita ini langsung berdampak besar terhadap pengeluaran kita. Contoh: Kebiasaan nyolok alat elektronik lalu gak dilepas colokannya setelah selesai. Penggunaan AC yang kemudian membuat bengkak biaya listrik karena tetap menyala seharian. Penggunaan lampu yang berlebihan, kita bisa manage berapa watt yang sebenarnya dibutuhkan untuk masing-masing ruangan, sehingga bisa menghemat biaya listrik.  Nanti, hitung berapa banyak pengeluaran yang bisa kalian hemat cuma dengan 3 tips sepele di atas?

Laluu, coba deh belajar jujur sama diri sendiri. Apakah kita sudah berada di level gaya hidup yang memang sudah pantas kita nikmati? Atau selama ini cuma banyak gaya aja tapi gabisa nabung? :p

Yuk ah, cek gaya hidup kita dan temukan penghematan dimana-mana. Trust me, it’s not that hard. It’s just your life. :)


inspired by: Ligwina Hananto

Welcome to Digital Innovation


Lately, GoJek sedang gencar-gencarnya diperbincangkan di media sosial, menjadi artikel-artikel di koran konvensional. Hal itu menunjukkan bahwa GoJek sebenarnya sudah diterima masyarakat dengan cukup baik. 

Walaupun tetap ada pro-kontra didalam kisahnya, karena memulai sesuatu yang inovatif dan mendapatkan tempat di benak khalayak. Kini, pendapatan seorang tukang ojek yang meningkat drastis dikisahkan di berbagai media. 

Beritanya, jika mereka rajin mengambil orderan, tak tanggung-tanggung ya pendapatannya bisa mencapai belasan juta. Mengesankan sekali! Apakabar deh kita yang tunggang langgang kerja kantoran hihi. 

Nah, keajaiban Gojek itu nyatanya terletak pada kreativitas pendirinya, yes, Nadiem Makarim mengombinasikan social innovation, kekuatan teknologi aplikasi dan manajemen rantai. Lalu, teknik pengkombinasian ini menjadi dasar untuk sebuah terobosan inovasi dan usaha bisnis masa kini. 

Siapakah Nadiem Makarim? Pria muda asal Jakarta ini alumnus Harvard Business School (yang katanya sekolah bisnis terbaik di muka bumi :p). Berdasarkan gelar yang sudah ia capai, bukan hal yang sulit bagi Nadiem untuk melamar kerja di Wall Street dengan gaji puluhan ribu dollar per bulan. Tapi dia memilih pulang ke tanah airnya, lalu membangun bisnis yang memberdayakan kaum menengah ke bawah, dengan inovasi teknologi sosial. Memanfaatkan kekuatan aplikasi digital dengan maksimal

Tidak hanya itu, para pendiri Gojek dan para pengurus managementnya juga diisi oleh para alumnus sekolah bisnis terkemuka yang salah satunya ialah University of Chicago. Selain itu, mereka juga pernah bekerja di perusahaan-perusahaan kelas dunia.Maka dari itu, disisi kualitas, SDM yang mumpuni ini menjadi salah satu alasan bahwa Gojek setara dengan mutu SDM di perusaahaan top seperti Google, Microsoft ataupun IBM. 

Mereka, tidak bisa disangkal lagi, adalah bagian dari orang-orang berotak management terbaik di tanah air.So, perusahaan GOJEK ini sebenarnya perusahaan apa siichh? Gojek adalah perusahaan penyedia jasa transportasi (ojek -khususnya) yang dasarnya ada pada inovasi teknologi aplikasi.

Gojek dengan keajaiban aplikasinya yang dapat memotong masa tunggu (re: ngetem) abang ojek untuk mendapatkan penumpang, mengefisiensikan waktu yang dihabiskan oleh drivernya dengan sangat efektif, sehingga menghasilkan nominal yang cukup besar bagi para driver untuk satu hari kerja. Kesuksesan aplikasi tersebut dapat dilihat dari banyaknya calon pelanggan yang sudah mendownload aplikasi Gojek yang  sangat user friendly, sehingga memudahkan kita melakukan pemesanan order pengiriman (baik itu jasa antar orang, dokumen atau barang). Kemudian ribuan order itu, didistribusikan oleh perusahaan ke ribuan armadanya, yang berada pada titik paling dekat dengan calon konsumen, secara langsung, saat itu juga.

Dengan cara kerja seperti itu, produktivitas tukang ojek naik dengan sangat signifikan. Dan apa yang akan terjadi saat produktivitas naik secara dramatis? Well, yass income mereka juga bisa melompat ke nominal yang jauh tinggi. Betul, 10 juta perbulan. Luar biasa, bukan?

Menurut beberapa artikel, hal seperti ini mirip dengan prinsip legendaris perusahan-perusahaan hebat Jepang seperti Toyota, salah satunya. Ketika masa tunggu inventorynya bisa dibuat menjadi zero, maka pendapatan mereka dapat melesat cepat.

Gojek mungkin salah satu keluwesan inovasi sosial berbasis teknologi, yang berdampak positif bagi kaum menengah ke bawah. Jika salah satu tujuannya ialah mengentaskan kemiskinan, maka kekuatan sebuah aplikasi yang diolah dengan cerdas ini jauh lebih powerful daripada teriak-teriak di depan kantor DPR atau istana negara.

Tapi kenyataannya, inovasi sosial yang cerdas dari Gojek ini (maupun perusahaan lain) tidak semulus yang kita bayangkan, selalu ada tantangan maupun tekanan dari beberapa pihak. Saat ini, seperti yang kita tahu, bahwa Gojek neniliki dua tantangan yang bisa menghancurkan bisnisnya.

Apakah itu? Yang pertama adalah resistensi dari para tukang ojek pangkalan. Ini adalah gambaran yang menyedihkan dari proses inovasi teknologi, ketika kejeniusan ide dengan mudahnya akses yang kita dapatkan dengan teknologi harus berhadapan dengan kekuatan otot yang tidak bisa menerima proses kemajuan zaman.

Tantangan kedua yang juga bisa menggoyahkan bisnis Gojek datang dari rival yang tak mau kalah strategi, Grab Bike. Perusahaan dengan main business yang sama yang berasal dari pengusaha Malaysia. Dengan dukungan modal hingga 2.5 triliun, Grab Bike mengibarkan bendera perang. Mereka dengan sigap meluncurkan “predatory pricing war” : tarif promosi ojek Grab Bike hanya Rp 5 ribu kemana saja (tarif promosi Gojek 10 ribu, dan kini sudah naik ke 15 ribu).

Lalu, strategi mereka merambah ke penghasilan para drivernya. Grab Bike membuat perjanjian 90% upah dari total order untuk para armadanya, sementara Gojek hanya 80%. Tak tanggung-tanggung, Grab Bike juga memberikan program berangkat umroh kepada pengojeknya yang berprestasi.Apakah Gojek akan bisa mengatasi tantangan dari dua dimensi yang berbeda itu dengan sukses?

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon