Nice Homework 1, Kelas Matrikulasi IIP




Assalamualaikum warohmatullohi wa barokaatuh! Lama ya gak posting blog, udah pada kangen, belum? Hihi.

Sok weh, biar cepet langsung saja yah ^^

Sejak mengetahui diri ini dihamili oleh pak suami (hihi), saya menjadi tertarik dengan segala hal tentang janin, bayi, pengasuhan dan kawan-kawannya. Tidak hanya itu, saya senang mempelajarinya, sehingga mereka betul-betul tidak menjadi beban ataupun momok untuk diri saya pribadi.

Dalam perjalanan saya menempuh tahap-tahap pembelajaran, saya menemukan sebuah komunitas yang bisa menampung minat dan cita-cita baik saya, bisa membersamai saya menempuh suka cita dalam mengasuh anak dan mengurus keluarga dengan energi yang positif lagi optimis. Saya bahagia. Alhamdulillah Allah memberikan saya kemudahan dalam mencari ilmu.

Sampailah saya pada Kelas Matrikulasi batch 3 yang diadakan oleh Institut Ibu Profesional. Kelas ini akan berlangsung selama kurang lebih 3 bulan atau 9 minggu. Yang mana di setiap minggunya diberikan materi dan waktu untuk berdiskusi.

Berarti sampai kelas selesai kelak, saya akan menempuh 9 materi berikut diskusinya, dan disetiap materi, selalu diberikan homework, atau mereka sebut dengan Nice HomeWork (NHW). Setelah itu akan ditentukan lulus tidaknya para peserta. Deg-degan. Iya, saya takut. Saya merasa belum bisa memerankan sosok ibu dengan maksimal. Oleh sebab itu saya berharap dengan mengikuti kelas ini, saya bisa naik level menjadi seorang istri dan ibu yang jauh lebih baik.

Ini adalah minggu pertama saya dalam kelas matrikulasi, materinya adalah Adab Menuntut Ilmu. Menarik, karena peserta (baik para ibu maupun calon ibu), diarahkan supaya menyaring informasi yang diperoleh. Mengapa menyaring informasi menjadi penting di era digital seperti ini? Karena semua hal, hampir semua hal bisa kita cari tau di internet, namun, menyaring informasi, menyerap, berpikir, memilih dan memutuskan mana informasi yang baik lagi shahih, itu dikembalikan lagi kepada masing-masing personal. Contohnya saja jika anak demam, ada begitu banyak buku/artikel/informasi tentang demam beserta penanganannya, maka kemampuan sang Ibu untuk berpikir, menyaring informasi dan memutuskan lah ujung pangkalnya. Ibu adalah gerbang awal untuk menentukan pilihan metode-metode apa saja yang cocok diterapkan dalam keluarganya, sebelum dimusyawarahkan kembali bersama dengan sang suami. Dan bukan hanya demam, masih banyak lagi informasi-informasi atau ilmu yang perlu digali serta disaring oleh seorang ibu.


Maka, kemampuan berpikir dan menyaring informasi adalah kebutuhan dasar seorang ibu.

Selain itu, pembahasan tentang Adab Mencari Ilmu bisa dilihat pada postingan saya yang ini, ya: http://nadyavaizal.blogspot.co.id/2017/01/materi-1-kelas-matrikulasi-batch-3.html?m=1

So, berikut adalah Nice Homework yang saya kerjakan minggu ini:

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Jawaban: Ilmu Parenting yang tidak bertentangan dengan Al Quran dan Al Hadits.

2. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Jawaban: sebenarnya banyak sekali hal yang saya senangi dan ingin saya pelajari lebih dalam, diantaranya management waktu, financial planning, public speaking/ilmu komunikasi, marketing and business, handcrafting, upgrading ilmu perpajakan yang saya geluti semasa kuliah dan kerja juga pastinya, ilmu Alquran dan Alhadits. Namun, dikarenakan pertanyaannya untuk memilih satu bidang, maka saya pilih yang paling urgent saat ini serta beriringan pula dengan tuntunan Alquran juga Alhadits. Yaitu ilmu Parenting.

Mengapa urgent? Karena anak saya masih berada dalam masa golden age-nya, sehingga (mudah-mudahan) masih mudah dan masih banyak waktu untuk menginstall segala sesuatu yang baik, benar, terarah dan berkesinambungan.

Karena anak merupakan investasi dunia akhirot bagi saya, maka saat saya memberikan yang terbaik dari apa yang saya pelajari dan apa saya bisa lakukan, semoga Allah meridhoi ikhtiar ini untuk menjadikan anak-anak saya seseorang yang sholih/sholihah, seseorang yang akan menolong saya di akhirot kelak. Ilmu ini tak akan pernah selesai saya pelajari hingga akhir hayat saya, maka saya perlu meluangkan waktu jauh lebih banyak dibanding ilmu yang lain, perlu orang-orang yang kompeten untuk membimbing juga mengarahkan, perlu niat yang kuat untuk mempelajari dan mempraktekkannya dengan terarah dan konsisten, perlu lingkungan yang positif dan produktif agar saya selalu bersemangat melewati tahapan-tahapan pembelajaran sehingga (lagi lagi, mudah-mudahan) hasil yang didapat bisa lebih maksimal. 

Lebih dari itu, ternyata ilmu parenting, juga mencakup ilmu management waktu, ilmu perencanaan keuangan keluarga, juga ilmu public speaking guna menjadi the agent of change bagi lingkungan sekitar, kelak. Saya mengerti ini akan menjadi pelajaran yang sama sekali tidak mudah, namun saya akan terus mengusahakannya semampu saya.

Jika kemudian saya bisa membagikan ilmunya kepada lingkungan sekitar, akan jauh lebih baik lagi. Karena lapangan amal sholih masih berserak di luar sana, yang insyaAlloh bisa menjadi jariyah jika terlaksana.

Dan alasan yang tidak kalah penting adalah, saya bahagia mempelajarinya. Mudah-mudahan menjadi pahala yang bercabang-cabang hitungannya, Aamiin.

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?

Jawaban:

a. Mengikuti kelas/workshop/seminar/pelatihan parenting baik online ataupun offline, salah satunya dengan mendaftar kelas matrikulasi ini. Saya berharap dengan kelas yang berjenjang dan kontinyu seperti ini, akan lebih menguatkan pondasi kefahaman saya sehingga ilmu tersebut dapat mengakar dan tidak mudah goyah ataupun hilang seiring berjalannya waktu ataupun perubahan situasi kondisi. 

Dilain kesempatan, saya cukup aktif mengikuti kuliah-kuliah parenting, bergabung dalam grup-grup parenting di media sosial juga berinteraksi dengan para narasumber.

b. Kemudian, tidak kalah penting adalah dengan membaca berbagai buku parenting serta ilmu yang berkaitan. Saya akan membaca dari banyak referensi, tidak hanya berasal dari satu sudut pandang psikolog/aktivis parenting melainkan dari banyak sumber, sehingga dapat memperkaya diri saya untuk memilih mana metode yang cocok dengan keluarga atau pengasuhan, mana yang sekiranya tidak, selama tidak berseberangan dengan Alquran dan sunah.

Saat ini buku yang sedang saya baca dan ingin saya baca adalah:

- Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional 1. 12 Ilmu Dasar Mendidik Anak. Tulisan rame-rame Ibu Profesional, Penerbit Gazza Media
- Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional 2. 12 Ilmu Dasar Management Ibu Rumah Tangga. Tulisan rame-rame Ibu Profesional, Penerbit Gazza Media.
- Raising $mart Kid, Rosina Simon, Penerbit Gramedia Pustaka
- dan buku-buku anak yang mengandung pesan moral lainnya. (Membacakan buku kepada anak, termasuk kategori 'membaca' juga kan, yaaa? :D )

Untuk Bunda Sayang, saya sudah membaca beberapa bulan yang lalu namun belum terselesaikan. Dimulai saat ini, saya akan mulai membaca 10-20 halaman perhari. Tak ketinggalan, untuk mengisi jiwa saya agar senantiasa mudah mengamalkan perintahNya serta sebagai rasa cinta saya kepadaNya maka sebagai muslimah, saya juga akan tilawah Alquran minimal 9 ayat per hari. Karena usaha saya tidak akan pernah cukup tanpa RidhoNya.

c. Berusaha mempraktekkan apa yang sudah saya dapatkan dari sumber-sumber ilmu. Berusaha sabar dan tenang menghadapi anak usia menjelang 2 tahun yang sudah banyak sekali mau (juga tidak maunya), dan selalu ingin diperhatikan. Berusaha me-manage waktu dengan baik, salah satunya yaitu dengan cara menuliskan "to-do-list" keseharian dalam buku Muslimah Jornal. Saya sudah membeli buku khusus untuk jurnal muslimah, sehingga (mudah-mudahan) memudahkan saya memanage waktu. Kemudian berusaha mengatur keuangan keluarga, memecah secara detil, pemasukan, pengeluaran, tujuan finasisal dan cara menggapai cita-cita bersama, melihat peluang serta kesempatan yang ada, menghitung jangka waktu cita-cita yang akan ditempuh dengan nominal yang perlu ditabung/diinvestasikan sesuai dengan asumsi persentase keuntungan berjalan/selama periode tersebut. Serta solat dhuha minimal 2 rakaat, untuk mengharap ridhoNya dan melenggangkan waktu saya yang padat, sesuai janjiNya.

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?

a. Tidak memperlakukan sumber ilmu yang berupa buku dengan serampangan terlebih pada Alquran dan Alhadits termasuk pada buku/kertas/notes yang mengandung ayat-ayat suci. Karena saya terkadang masih sembarangan menggeletakkan buku-buku, sehingga meningkatkan kreatifitas anak saya untuk mencoret/merobeknya. 

b. Mengosongkan "gelas" (kepala) setiap saya sedang mencari/mendapatkan ilmu agar ilmu tersebut bisa diserap dengan sempurna tanpa tersangkut kesombongan atau keangkuhan saya pada suatu ilmu yang sudah saya pelajari. Banyak sekali kita temui orang-orang yang merasa sudah cukup pintar ketika diberikan ilmu, yang padahal mungkin saja mereka baru belajar sedikit atau bahkan belum mempraktekkan ilmunya sama sekali. Naudzu billahi min dzalik. Semoga saya tidak termasuk dalam golongan ini, aamiin.

c. Memuliakan guru. Menghormati mereka sebagaimana kita menghormati orang tua. Khususnya untuk para guru yang menyampaikan tentang kebenaran Alquran dan Alhadits, siapapun orangnya bagaimanapun kondisinya. Ini sulit, melihat manusia adalah makhluk yang subjektif. Tapi, mudah-mudahan saya selalu bisa mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung dalam setiap ilmu, siapapun yang menyampaikannya.

Sungguh menjadi ibu itu tidak mudah, mereka tidak hanya disibukkan dengan pekerjaan domestik, lalu dituntut untuk mengurusi serta memantau tumbuh kembang anak dan memenuhi keperluan suami, lebih dari itu, menjadi ibu adalah menjadi informan yang terpercaya, pengamat yang akurat, eksekutor yang hebat dalam berbagai hal, juga sebagai teman yang membahagiakan serta menenteramkan, maka kini, menjadi Ibu itu tidak lagi hanya "sekedar" namun harus Profesional.

Mudah-mudahan Allah selalu permudah ikhtiar ini, dan menjadikannya ladang pahala yang besar lagi nikmat untuk semua. Aamiin ya Robbal Alamiin. Barokallohulana..

Materi 1; Adab Menuntut Ilmu Kelas Matrikulasi Batch 3 Bogor (IIP)


RESUME DISKUSI MATERI PROLOG KELAS MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BOGOR 2.

Tanggal: Senin, 23 Januari 2017
Waktu: 20.00-21.00 WIB
Nama fasilitator : Wahyulissetiarani dan Melyantina
Koordinator mingguan : Aulia Fauziah

PROLOG 1
KELAS MATRIKULASI BATCH 3 
INSTITUT IBU PROFESIONAL 
☘☘☘☘

ADAB MENUNTUT ILMU
Senin, 23 Januari 2016
Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU 
ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?
Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan
Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik darii Ibunya

☘ ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.
b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.
c. Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
d. Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.
e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

☘ ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.
b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

☘ ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.
b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.
c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat

Referensi :
Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012.
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5
Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015

(Untuk diskusinya nanti akan diupdate yhaa, maklum mamah rumah tangga 😁)
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon