Review Perahu Kertas

#ReopostBlogLama

Jadi malam ini (beberapa bulan yang lalu) gue abis nonton film Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2. Dari sana, gue kembali belajar, tentang mimpi, tentang cinta (ecieh).

Kenapa bisa belajar tentang mimpi? Ada beribu bahkan berjuta mahasiswa diluar sana, yang belajar/kuliah tidak sesuai dengan minatnya, admit it. Berusaha realistis, atau sekedar mengikuti keinginan orang tua. Somehow, gue ngerasa “yelah, lebay banget deh filmnya” Tapii, ngerasa juga kali itu gue bangets. (halah!) You know, di film ini, Keenan (pemeran utama, setelah Kugy - Maudy Ayunda) sampe keluar rumah, berhenti kuliah lalu hopeless, akhirnya gak dapet apa-apa. Kemudian ketemu Kugy lagi dan jadi termotivasi untuk mencapai mimpinya. Who is Kugy? A storytelller. Pendongeng. Suka nulis. Yang akhirnnya ngambil jurusan nyerempet-nyerempet minatnya, yak.. Sastra. Kemudian, lulus dengan rapih, realistis dengan keadaan, kemudian jadi konseptor di perusahaan advertising (itu pasti seru bangeeett >.<), akhirnya kangen lagi sama passionnya dulu. Yap, nulis. Nulis dongeng tepatnya.

Pelajaran apa yang gue ambil? Untuk ngikutin passion, menurut gue gak perlu sampe bikin Ayah lo stroke juga, kali. Oke, lo bisa sukses dan survive dengan passion lo, tapi gue pribadi sih, gak ada cita-cita buat nyakitin perasaan juga buat sakit (secara fisik) orang tua, kali ah. Kedua, gue bukan dari keluarga kaya raya kayak Keenan. Atau gue bukan anak bungsu yang biasanya gak punya tanggungan. Atau gue juga bukan anak kesayangan yang semuanya diturutin sekalipun orang tua gue gak mampu. Bukan. Gue anak pertama yang mandiri sejak kecil, dan punya tiga adik. Selain gue perlu jadi contoh, gue juga perlu realistis, siapa nanti yang akan jadi tulang punggung keluarga kalau-kalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi? Yap. Saya, Nadya Sholihati Vaizal ini.
just because, i have no choice, gue memilih Perpajakan, sesuai dengan rekomendasi orang tua untuk perkuliahan gue, dengan segala perhitungannya (perhitungan orang tua gue, maksudnya :p), tentunya. Dijalani dengan rasa syukur, masih dibiayai untuk kuliah, dijalani dengan semangat dan tawakal, hasilnya tidak buruk juga, hingga akhirnya berada pada titik ini, dan bisa membantu serta bershodakoh lebih besar daripada sebelumnya. Nampaknya perkataan Kugy tentang kuliah yang bener, kemudian mapan, barulah mengejar passion, saat ini, terjadi di hidup gue. Dan menurut gue, its not bad. Cukup realistis dan membahagiakan berbagai pihak, termasuk aku, tentunya, masih bisa kuliah (dibanding orang-orang yang ingin kuliah,tapi tidak bisa karena keterbatasan dana). Yes, gue pilih jalan aman. Karena gue tidak seberani Keenan yang membuat ayahnya stroke, atau mempertaruhkan hidup jadi pengusaha kemudian beresiko rugi hingga melarat, belum berani. In case, di hidup gue, banyak kewajiban dan tanggung jawab yang ‘REAL’ dan harus dihadapi di depan mata. Saat ini juga, tidak dengan menyusahkan mereka, namun harus membahagiakan mereka. Satu hal, passion memang membahagiakan, namun apakah kebahagiaan keluargamu juga bukan suatu kebahagiaan untuk kamu, jika diikuti dengan rasa syukur?

Bukan berarti gue tidak sepakat atas keputusan mengejar mimpi seperti yang Keenan lakukan, cumaaa.. gue punya pandangan lain tentang mimpi. Tidak seharusnya mimpi kita, menyusahkan, menyulitkan bahkan membahayakan orang-orang yang kita cintai, bukan? :’) Jadi Kugy agaknya lebih rasional.

So far, Maudy Ayunda Keceh lah ya, bawain peran Kugy. Dapet bangeeettt! keliatan cerdas pula disana si Maudy ini ya.. entah aslinya cerdas atau gak, tapi keliatannya dia memang wanita cerdas :D sukak deh! Weird, weird nya itu jugak lucu deh! All is natural, dia bisa banget bawain peran Kugy nya.

Kemudian, pelajaran tentang cinta. Oke, mungkin ini yang dinanti-nanti *halah *sokbanyakpembacaajagueh * padahalseringdisindirgegaraseringcurhatdiblog, iya :P

Jadi, pas lagi nonton film ini, gue sempet sharing juga nih sama temen tentang kesimpulannya. Kalo gue sih, ngomongin tentang ‘dream’nya itu. Kalo doi, nyimpulin tentang Cintanya. Film ini sukses bikin aku nangis *lo semua film juga gitu kali Nad* :P tapi gue gak bisa nyimpulin dengan rinci, sih masalah cinta-cintaannya ini. Gak tau kenapa, ngadet aja otaknya. Sin nya kebanyakan perihal gak move on, berkorban, melepaskan, terpaksa cinta blablabla gituu.. bikin bingung ._. *sokbingung *biardibilangpolos Hahaha. Oke, temen aku nyimpulin begini:
“Jodoh itu seperti perahu kertas yang mengalir, kemanapun dia pergi mengikuti aliran, akhirnya dia akan sampai juga ke lautan. Entah kita sudah beberapa kali jatuh cinta, toh akhirnya cinta kita akan berlabuh ke seseorang. Cinta itu dipilih, bukan memilih. Ya, dipilih.. dipilihkan oleh Alloh yang terbaik buat kita :D”


Aaaaaaahhh... manis yaaaahh x’) seperti biasa, baca begituan dari temen gue aja nangis. Hahahaha. Abis gue ngadat gitu mau nyimpulin cinta-cintaannya si Kugy sama Keenan ini. Entah lagi malas mikir, atau lagi belom jatuh cinta (lah?!) Well, gue suka kesimpulan temen gue itu, dan gak nyangka dia bisa se-unyu itu menyimpulkan sebuah film, …cinta. Hahaa! Terus-teruuss, gue kayak yang menemukan beberapa kesamaan antara gue dengan Kugy (Pede dahsyat! Hahahaha). Kugy cengeng. Meen, doi cengeng banget! Dikasih gambar ilustrasi dari Keenan atas dongeng kecilnya aja, nangis! Aslinya sih gue juga nangis pada sesi film itu. (muahahaha) Tersentuhlah yaa, karya lama kita diapresiasikan bahkan dilengkapi! Dibuatin ilustrasinyah! Its sooo.. euh gitu dihati. :3:3:3
Kemudian, Kugy suka buat origami burung gitu yah, kalo gue sih origami bentuk hati. Juga bercita-cita buat 100 origami hati, tapi belom kesampean B)) laluuu, Kugy itu, aneh, seru, kece, gemesin *halah gue bangetlah pokonya! HAHAHA *amitamiittNadyaaaa *dijitakmasa

Tapi gue gak seimajinatif doi sih, gak pake agen agen Neptunusan deh, gila aja ceu, kita mah udah ngaji, masa iya pake khurofat syirik takhayul gitu. :’D Cumaaaa, dari jaman SD suka ngarang dan bikin cerita, SMP juga, tapi gak diterusin. Mirip kaaan? (ngarep!) sudahlah, abaikan :’)

Menikah itu bukan sesuatu yang harus terburu-buru. Tapi harus didoakan, dan secepatnya. Bukan tentang yang penting tahun ini nikah! udah deadline! yah, kalo gitu mah gue udah nikah dari tahun 2009 kemaren :P #eh bukan juga sekedar perkataan “akhirnya gue gak jomblo lagi, cin!”, atau“asiikk, finally bisa pacaran juga”, bukan tentang semua yang terlihat indah didepan mata itu. Didalam angan-angan itu

Tapi menurut gue, lebih tentang
“nanti, kita akan bersama didalam satu perahu ditengah laut. Kamu tau, disana mungkin lautnya tenang membahagiakan, atau malah badai serta petir dan ikan-ikan buasnya. Perahu kita bocor, dan kita hampir mati tenggelam, kamu siap dengan semua itu? Berusaha bersama-sama agar kita sampai pada pulau tujuan kita berdua? Saling bahu membahu mengatasi kesulitan satu sama lain? Saling memotivasi ketika yang lain hampir berputus asa? Saling mendoakan untuk kebaikan bersama? Meninggalkan ego masing-masing demi suatu keputusan mufakat yang arahnya menuju pulau tujuan kita? Dan lain sebagainya. Tentang janji, komitmen, integritas, loyalitas, dalam menjalani prinsip hidup bersama. Tentang pondasi berumah tangga. Tentang kebahagiaan yang lebih mendasar. Tentang hati dan pikiran yang satu asa. Menuju kebahagiaan hakiki, surga.”


Ya, tentang semua itu. Dan tidak semudah yang kita bayangkan, untuk akhirnya bertemu dengan seseorang yang berkata “aku siap, apapun yang terjadi didepan sana, kita hadapi bersama.” Istikhorohlah jawabannya.

Musik? Just be wise!

#RepostDariBlogLama

Assalamualaikum tuips! *eh *kebiasaan :P
Halloow, apakabar semua! Udah lama ya nggak ngobrol disini. *maksudnya ngobrol apagitu selain autis tentang sebuah rasa :P #eeaah.
Baiklah, sekarang mau ngobrolin musik! Saya abis baca blog ini >> http://sagoeleuser5.wordpress.com/ daann.. makjleb! Penasaran? Mari kita bahas! :’D

Beberapa hari ini saya lagi suka dengerin musik. Biasanya sih, ya biasa aja. Gak suka, gak benci juga. Palingan jarang dengerin, dan emang nggak apdet juga. Tapi saya sih gak peduli, mau orang orang bilang selera musik saya rendah, lawas, atau apalah. Yang penting kan saya kece! *loh *dikeplak XD

Saya emang dengerin musik, based on kuping dan suasana hati aja. Kalo ditanya selera, lebih banyak dengerin qiroatus sab’ah sih *halah *dustaa XD lebih ke jazz, r n b, pop, musik klasik juga suka sih *yaitusihsemuanyaajanad lol. Nah saking suka semua, dan ga tau ini yang nyanyi siapa, sejarah kehidupannya gimana, yang penting enak dikuping dan sesuai dengan suasana hati saya, makanya saya jadi gatau apa-apa tentang musik. Ya dengerin aja.

Kalo lagi semangat, atau lagi males nyarinya ya, lagu lirik dan musik yang bikin semangat. Pun saat lagi jatuh cinta *eeaa. Kalo lagi patah hati, lebih suka baca Quran sih *asli *pencitraan XP

Okeh, bektudetopik. Musik, belakangan ini sedang saya nikmati. Sebelumnya? Hidup saya hampir tanpa musik. Ya, kadang kadang ada lah dengerin. Yang gak sengaja denger dlsb. Paling sehari ganyampe sejam dengerinnya. Kadang 10menit pun enggak. Nah, beberapa minggu ini, bisa berjam jam! Astagfirullooohh T.T kemudian, temen saya si @jihanhasby ngetwit sebuah link yang saya sebutkan diatas tadi. Saya kan kepo, eh pas pertama baca, kok sekilas ngomongin dalil. Tapi kok kece tulisannya. Gak berhenti dengan sekilas satu artikel, saya coba baca berkilas kilas artikel lainnya. *maksudnya beberapa artikel lain *bahasa alien banget deh Nad XD. Kok makin seruuuu~ akhirnya, sampailah saya pada satu artikel “titik rendah musik” ini saya coba bacanya gak sekilas. Saya baca, sampai habis! Wuoh! Baru baca pembukaannya aja, nih >>
Hadits ini betul-betul menohok saya. Diriwayatkan dari Abu Daud (4927): Lagu menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Deg! Kena banget.

Saya semakin tertarik. Perlahan saya baca. Sambil saya memikirkan efek setelah saya mendengarkan musik. Setelah terlalu lama mendengarkan musik biasanya saya jadi malas sekali beribadah sunah, pun wajib ikut keteteran. Entah, sebenarnya itu akibat dari musik atau memang keimanan saya yang lagi turun. Sesungguhnya, saya sudah pernah mendengar pun membaca beberapa dalil yang menerangkan musik itu tidak baik, dan blablabla. Tapi sungguh, saya baru tau bahwa efeknya menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Huft! Naudzubillahi min dzaliiik. Orang munafik itu, ya memang ada diantara orang iman. Dia juga mengerjakan ibadah wajib, serta sunah, bahkan! Tapi ya mau bagaimana, kalau selama ini beribadah, tanpa disadari, karena saya mendengarkan musik terlalu asik dan khidmat, benih benih kemunafikan itu tumbuh. Aaaaaaaaaaaaaa! Menyeramkan! T.T naudzubillahiindzalik ya Alloh.

Saya sudah pernah mencoba beberapa bulan hidup tanpa musik, dan memang sebenarnya kehidupan saya baik-baik saja tanpa musik. Jika sesekali terdengar, tanpa diresapi pun diacuhkan, musik menjadi tidak bermakna. Tapi, kalian pernah dengar, baca, atau nonton tentang pengkristalan molekul air yang dibacakan/diucapkan kalimat positif atau negatif? Ohiya, hal ini dibahas juga di blog tadi, blognya Bang Iqbal.

Pernah dengar Professor Masaru Emoto dari Jepang yang meneliti perubahan bentuk molekul air ketika dibacakan kalimat positif dan negatif? Molekul akan berubah menjadi bagus ketika dibacakan kalimat positif, dan sebaliknya. Teori sepertinya juga bisa menjelaskan kenapa kita dilarang bego-bego-in anak kecil (mengatakan “bego lu!” atau semacamnya ke anak kecil), karena otak si kecil akan mengolahnya untuk menjadi seperti yang orang lain katakan. So watch out your mouth!

Tidak selesai sampai disana, kenyataannya memang banyak lagu-yang-bahkan-pendengarnya tidak peduli apa artinya. Suka musiknya, maka mari dengarkan. Saya termasuk orang yang sangat pemilih terhadap lirik musik. Saya mungkin tidak punya selera yang bagus dalam bermusik, tapi setidaknya saya sangat memilih lirik-lirik berkualitas, yang setidaknya berefek baik bagi tubuh saya. Yap, berdasarkan riset tersebut, maka saya menjadi pemilih, pemilih terhadap lirik musik.

Kemudian. Beberapa dalil (dari blog nya Bang Iqbal) yang lagi-lagi menerangkan tentang titik rendahnya musik:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS Luqman 6-7)

Perut yang dipenuhi nanah busuk itu lebih baik daripada dipenuhi syair (Muslim 2257).

Pernah denger berita seseorang menusuk anaknya 11 kali lalu membunuh istri dan putrinya akibat setelah mendengarkan lagunya Eminem? Saya pernah membacanya. Dan saya membaca berita itu lagi di blog nya Bang Iqbal.

So, Nadya.. hidup adalah pilihan. Pilih-pilih musik yang baik. Yah, mungkin saya akan menjadi sangat pemilih sekarang, juga harus harus harus mengurangi intensitasnya. Pilihlah yang benar. Pilihlah yang tidak bertentangan dengan QHJ. Bismillah! Niati perjuangan, dan keep jokam!

Click

Terinspirasi dari notes temen saya, Mas Aulia. Saya jadi tertarik memperbincangkan kata 'click' ini.
Kemudian, didedikasikan kepada pembaca setia yang telah lama menunggu tulisan-tulisan segar saya di facebook, maaf belakangan saya lebih mengapresiasikan tulisan saya pada blog pribadi. :) << sok banget *keplak
Oke, nikmatilah ini..

Click?
Apa itu? bisa dijelaskan lebih terperinci? bagi saya mungkin tidak.
Tapi menurut Mas Aul, click itu terbagi dua, ada yang rasional, dan irrasional. Click rasional adalah titik temu antara prasyarat yang diinginkan seseorang atas pasangannya, dengan keadaan yang sebenarnya pada diri orang lain.
Ribet? hehe..
baiklah, saya berikan contoh: Ketika A menginginkan jodohnya nanti adalah seorang yang sholeh, ganteng, kaya, cerdas dlsb. Kemudian dia bertemu dengan B yang notabenenya memiliki kriteria tersebut, maka terjadilah click atas A pada B. Inilah yang mas Aul maksud dengan click rasional.

Kemudian click irrasional, ini bagian yang seru menurut saya, semacam kimia yang keluar namun tidak dapat dipaksakan. Semacam perasaan membuncah yang tidak ada tolak ukurnya. Ya, hanya berbunga bunga saja ketika dihadapkan pada situasi (yang terlihat biasa) yang terjadi dengan objek yang jelas dan tunggal.
Contoh?
Oke.. Seperti ketika A berhadapan dengan B, kemudian B mengucapkan salam "Assalamualaikum" lalu A bahagia, tersenyum seharian penuh. Bersemangat seharian penuh.
Kenapa? Entahlah. Perasaan membuncah, berbunga bunga, tidak tahu asal usulnya. Inilah click irrrasional. Tak ada barometer yang jelas akan hal ini.

Masih menyimak?
Baiklah, kita teruskan.
Kemudian rasa 'click irrasional' bagi setiap orang adalah berbeda dalam hal memprioritaskannya. Ada yang berpikir bahwa rasa itu adalah penting, ada pula yang tidak terlalu memikirkannya.
Bagi yang tidak memikirkannya, mereka hanya berkiblat pada prasyarat yang mereka ajukan. Ketika cocok dengan kriteria yang dimaksud, maka 'click' lalu menikah.
Ada yang berpikiran bahwa 'click irrasional' dapat tumbuh seiring berjalannya waktu. Tumbuh dengan dipacu oleh keadaan yang mau tidak mau harus bersama dalam suka dan duka.
Ada pula yang terbentur oleh faktor usia, keluarga, dan lain sebagainya seperti yang telah dijelaskan oleh Mas Aul, pada note-nya.

Seperti mas Aul, bagi saya pribadi rasa 'click irrasional' adalah prioritas. Namun, rasa 'click irrasional' berpotensi ada, ketika telah melewati fase 'click rasional'.
Seperti ini, saya menginginkan jodoh saya adalah seseorang yang memiliki kriteria satu, dua, tiga kemudian saya bertemu dengan lelaki yang satu, dua, tiga maka potensi 'click irrasional' muncul. Hampir sama dengan mas Aul, ada proses 'seleksi tidak langsung' dalam otak saya ketika didekati lawan jenis.
Bukan berarti hal tersebut menjadikan saya sangat pemilih, tidak. Bagi saya, itu hanya sebuah naluri kemanusiaan, menginginkan yang baik untuk sekali seumur hidup, bukan begitu?

Maka, dengan sadar dan dengan sengaja, saya menutup pintu hati saya atas rasa 'click irrasional' kepada orang-orang yang tidak memenuhi kriteria khusus saya. Ini seperti tersistem, dan baiknya memang seperti ini menurut saya, ya kan? Ya dooong

Diluar daripada itu semua, rasa click irrasional tadi, tidak mutlak menjadi syarat apabila seluruh kriteria terpenuhi dan telah melewati fase click rasional, maka barulah tercipta click irrasional, tidak juga.
Manusia tidak ada yang sempurna, benar? ketika A bertemu si B yang terpenuhi kriterianya, ada juga kemungkinan tidak terjadi kimia/click irrasional. Namun, ketika A bertemu dengan si C yang tidak terpenuhi seluruh kriterianya, A malah merasakan kimia atas C.
Mungkin? Mungkin.
Lalu bagaimana?
Istikhorohlah..
Bingung? hehe saya juga.

Ribet ya bacanya? Intinya, nyamankanlah cara kita untuk menentukan komitmen yang kita harap sekali seumur hidup itu. Dan apapun treatment yang kita gunakan saat menunggu atau untuk menemukan pasangan kita menuju komitmen dalam hidup bersama tersebut, baik itu tidak dengan cara 'click' sama sekali, atau sama seperti saya, atau dengan cara apapun itu, tetaplah kembalikan pilihan kita dengan meminta petunjuk dariNya.
Inilah cara terampuh untuk meminta petunjuk.

Istikhoroh itu mendekatkan yang baik dan menjauhkan yang buruk atas kalian.

Bagi saya pribadi, Istikhorohlah cara saya untuk menghilangkan rasa click yang tidak pada tempatnya.
Bagaimana bisa? ya, bisa saja kan, kita 'click' dengan seseorang, yang mungkin tidakbsesuai harapan atau cita-cita kita..
Istikhoroh tempat saya meminta untuk menghilangkan kimia pada laki-laki yang bukan jodoh saya, dan hanya mengharap dengan sangat atas rasa 'click irrasional' tersebut hanya dikhususkan pada laki-laki yang nantinya berjodoh dengan saya.

Karena, Yang Maha Pembuat kejadian, hati, kimia, 'click irrasional', Maha Mengetahui, mana yang terbaik untuk hambaNya.
Pasrahkanlah perjuangkanlah dengan selalu meminta RidhoNya.. :')

Note Facebook 21-4-2012

Cinta

Perasaan abstrak ini mungkin sama seperti sebelum-sebelumnya.

Namun tetaplah itu hanya sebuah kemungkinan, karena tetaplah saya tidak dapat memperhitungkannya, tetaplah saya tidak dapat menganalisanya.

Tak ada tolak ukur yang jelas atas perasaan tersebut. Kemudian, apa yang membuatnya jadi berbeda? Caranya, subjeknya, kejadiannya, waktunya, pengharapannya, do'anya, ya.. semua hal tersebut menjadikan ceritanya berbeda. Rasanya berbeda. Harunya berbeda. Khidmatnya berbeda. Bahkan, kalo saya boleh lebay, saya mau bilang, rasanya denyut nadinya pun menjadi berbeda. Hehee..

Tahun demi tahun, bulan demi bulan, bahkan detik demi detik setiap orang melakukan perjalanan hidupnya. Menjadi cerita baru ataupun meneruskan cerita hidup, hanya tergantung daripada paradigma yang diambil oleh individu masing-masing. Hanya pengharapannya saja yang perlu dipertahankan, menjadi lebih baik, terus lebih baik, dengan cara yang baik, sehingga mendapatkan ganjaran yang baik dari Yang Maha Pencipta Segala.

Setiap orang sukses memiliki masa lalu, pun setiap orang gagal tetap memiliki masa depan. Pilihan ada ditangan kita, untuk memilih. Masa lalu ada untuk menjadikan kita lebih bijak daripada sebelumnya, dan masa depan ada untuk segala pengharapan Hebat.

Maka hidup dimasa kini dengan seimbang, waspada dan siap dimasa sekarang, membuat perencanaan dan melakukan sesuatu untuk masa depan dengan belajar atas masa lalu adalah pilihan tepat. Kemudian, atas pengharapan yang hebat diatas, ketidaksempurnaan membatasi. Kekurangan atas diri mengganggu, rasa membutuhkan orang lain semakin besar. terbesit pertanyaan siapa yang nantinya akan membantu, siapa yang nantinya akan menemani, dan siapa nantinya yang akan melengkapi adalah sebuah awal dari pengharapan besar atas hidup. Atas kesempurnaan terjaganya agama. Atas ibadah yang suci dengan keputusan menjalani kehidupan bersama, membuat keluarga sakinah mawadah warohmah. Indah..

Dan suatu saat, masa itu datang. Waktu yang tepat nan indah. Cara yang manis lagi benar. Membuat haru dan bersyukur penuh atasnya.

Rasa yang ditunggu-tunggu setiap insan, rasa yang dimiliki sang Kholik, rasa cinta yang putih, yang dianjurkan atasnya supaya mencintai seseorang dengan rasa mukhlis lillahi ta'ala..

Dan aku menanti rasa itu, sebuah rasa atas segala doa.
Sebuah rasa yang menyimpan kompleksitas didalamnya.
Sebuah rasa yang menjadi awal perjuangan untuk bersama mencari jalannya surga.
Sebuah rasa atas segala luapan rindu kepada yang memiliki tulang rusuk.

Sebuah rasa, atas cinta yang mudah-mudahan selalu karena Alloh untukmu,
Lelakiku...

- Note Facebook 21-4-2012
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon