Berharap itu baik, namun lebih baik lagi Berdo'a.


hay, sudah lama ga posting disini :')
kangen deh..

hhmm.. mau posting tentang ini sih, tentang perombakan apa yang sudah terjadi 'selama' ini, dengan apa yang aku harapkan.
mungkin akan menjadi sangat lebay, atau apalah terserah kata kalian. Tapi disini Nadya, cuma mau nulis, dan ketika menulis hati menjadi lebih tenang. Sekaligus, (menurut motivator ataupun psikolog) mewujudkan impian kita dengan percaya, diungkapkan dan ditulis. dan tulisan ini, berupa seluruh harapan hidup. Yang Nadya tau, hidup tidak akan sempurna, but at least, 3/4nya mudahmudahan bisa Nadya penuhi :')

lets start.
Nadya itu orangnya suka banget cerita, diskusi bahkan berdebat. Ketika menikah nanti, suami nadya adalah pendengar yang baik, aktif dan tulus. Kami saling bercerita tentang semua hal yang terjadi pada diri kami dengan asik, berdiskusi dengan seru dan berkomunikasi dengan lancar dan menyenangkan, akan ada beberapa perdebatan mungkin, bahkan sampai taraf perdebatan hebat tapi semua hal tetap logis dan berperasaan, kemudian selalu diakhiri dengan penyelesaian yang manis ;)

Nadya itu tipe orang yang setia. Berambisi memiliki prinsip kuat tentang cinta dan pernikahan. Tak peduli dengan rumpt tetangga yang lebih indah. Ketika menikah nanti, Nadya akan mendapatkan laki-laki yang suuuuuppeerr setia. Sangat amat mencintai Nadya setelah Alloh, Rosul, dan Ibunya, lebih dari perasaan cinta Nadya kepada dia. Menerima Nadya apa adanya. Bahkan dengan anggun mengarahkan Nadya menjadi yang lebih baik. Dia hanya menginginkan Nadya untuk menjadi teman hidupnya. Cuma Nadya, hanya Nadya. Dia lelaki yang sangat bersyukur mendapatkan Nadya, begitu juga dengan Nadya. Kami pasangan yang sangat menghargai dan menghormati komitmen juga kepribadian masing-masing.

Nadya suka ketegasan, namun tetap berperasaan halus, Nadya perempuan sedikit sensitive dan memiliki empati penuh. Ketika PMS mengalami ke-labil-an yang cukup parah (:p).
saat menikah nanti, suami Nadya adalah orang yang paling pengertian sedunia. Dan Nadya juga adalah istri yang paling pengertian sedunia. Kami saling mengerti satu sama lain (amiiiin :'). Suami Nadya adalah seseorang yang tegas bertanggung jawab, namun hatinya tetaplah selembut sutera. Nadya bukan perempuan yang berambisi mendapatkan keromantisan dan pujian setiap hari, Nadya pun juga bukan perempuan yang mengharapkan keglamouran hidup. Nadya hanya mengidam-idamkan kesederhanaan cinta dari seorang teman hidup dalam diam dan dalam gerak, dalam hati dan dalam lisan, juga dalam sujud dan dalam doanya. Suami Nadya memberikan cinta di dalam setiap tatapan matanya, disemua keteguhannya memimpin dan mengerti Nadya.

Nadya adalah tipikal wanita yang logis dan analitis, menjunjung tinggi kejujuran yang berdampak pada kepercayaan yang mendalam.
Dan suami Nadya nanti adalah seseorang yang jujur, amanah. Dengan cinta yang mendalam, kami melakukan hal-hal kecil yang seru penuh kejujuran. sehingga kepercayaan yang kami miliki solid dan tak tergoyahkan.

Nadya suka sekali traveling. kemana aja! Nadya tipe wanita petualang, penjelajah dunia yang banyak ingin tau. Suami Nadya adalah traveler yang menggairahkan serta menyukai fotografi. Kami akan melakukan petualangan-petualangan hebat bersama, menyelesaikan ujian-ujian yang ada dengan yakin dan penuh semangat, serta mengabadikannya dengan unik.

Nadya adalah perempuan yang tangguh. Dibalik semua itu, suami Nadya mengerti kelembutan dan kehangatan Nadya yang paling tulus (:p). Begitu juga dengan suami Nadya, Nadya ga berharap seseorang yang setiap hari bisa memberikan puisi dengan sajak sajak indhanya, tidak. Nadya sudah sangat bersyukur mendapatkan suami yang bisa membuat Nadya ceria dan bersemangat setiap hari dengan caranya yang unik. Kami menyukai optimisme, dan keseimbangan hidup.

Terkadang Nadya itu menjadi keras kepala seperti batu. Suami Nadya adalah air, dia tenang namun aktif, dia persuasif dengan bijak dan terampil. Dia pengluluh hati yang adil.

Nadya mencintainya dengan ketulusan niat karena Alloh. Nadya bersyukur atas semua yang ia berikan untuk Nadya. I will always Love You My Husband..

BUTA CINTA : Sesat Di Dunia, Merana Di Akhirat

REPOST

Di Sebuah Taman Kota Metropolitan……

Para pekerja yang sibuk membersihkan kawasan taman rekreasi gempar. Raungan bunyi ambulan begitu mengejutkan ketika pagi yang masih terlalu awal ini. Kelihatan beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah Rel Kereta API di Kota tersebut. Naas bagi pasangan merpati dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan.

Apa yang terjadi sebenarnya? Ternyata sepasang muda-mudi itu nekad membunuh diri dengan menutup Jalan Kereta API,pada saat itu mereka mengikat diri di rel tersebut. Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman dengan kondisi tubuh hancur di lindas Kereta api, sehingga begitu sukar pihak bertanggung jawab memisahkan antara dua jasad tersebut. Begitu mengharukan!. Didalam rel kereta tersebut ditemui selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. Antara isi kandungannya; tolong jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi kami sehidup semati. Dan di bagian akhir surat tersebut tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta sejati yang suci ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan cinta mereka. Astaghfirullah!

Di sebuah rumah di Jazirah Arab 1400 tahun yang lampau

Abdullah bin Abu Bakar RA baru saja melangsungkan pernikahan dengan Atikah binti Zaid, seorang wanita cantik rupawan dan berbudi luhur. Dia seorang wanita berakhlak mulia, berfikiran cemerlang dan berkedudukan tinggi. Sudah tentu Abdullah amat mencintai istri yang sangat sempurna menurut pandangan manusia.

Pada suatu hari, ayahnya Abu Bakar RA lewat di rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama untuk sholat berjamaah di masjid. Namun apabila beliau mendapati anaknya sedang bermesraan dengan Atikah dengan lembut dan romantis sekali, beliau membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanan ke masjid.

Setelah selesai menunaikan sholat Abu Bakar RA sekali lagi melalui jalan di rumah anaknya. Alangkah kesalnya Abu Bakar RA apabila beliau mendapati anaknya masih bersenda gurau dengan istrinya sebagaimana sebelum beliau menunaikan sholat di masjid. Kemudian Abu Bakar RA segera memanggil Abdullah, seterusnya bertanya : ” Wahai Abdullah, adakah kamu sholat berjemaah? ” Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata : “Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup malah dia juga telah melupakan kamu dari sholat fardhu, ceraikanlah dia!” Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika Abu bakar mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau mendapati Abdullah mulai sibuk dengan istrinya yang cantik. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya semakin luntur.

Lalu bagaimana tanggapan Abdullah? Tanpa membuat dalih apatah lagi mencoba membunuh diri, Abdullah terus mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan amat dicintainya. Subhanallah!!!

Dari dua petikan kisah di atas, marilah kita sama-sama bertafakkur tentang hakikat dan bagaimana cinta sejati, tulus dan suci itu sebenarnya. Sesungguhnya perjalanan hidup manusia akan senantiasa dipenuhi dengan warna-warna cinta. Bahkan kita dapat ungkapkan bahwa kehadiran manusia di muka bumi ini disebabkan Allah SWT meletakkan sebuah perasaan di dalam jiwa manusia, dan dia adalah cinta.

Membicarakan tentang cinta ibarat menguras air lautan dalam yang kaya dengan pelbagai khazanah alam. Tak kan pernah habis dan kita akan sentiasa menemui berjuta macam benda. Dari sekecil-kecil ikan hingga ikan paus yang terbesar. Dari kerang sampai mutiara malah jika diizinkan Allah, kita mungkin menemui bangkai kapal dan bangkai manusia!!!

Usia sejarah cinta seumur dengan sejarah manusia itu sendiri. Jika di suatu tempat ada 1000 manusia maka di situ ada 1000 kisah cinta. Dan jika di muka bumi ini ada lebih 5 million manusia, maka sejumlah itu pulalah kisah cinta akan hadir.

Walau berapa banyak pun nuansa cinta yang menjelma menjadi sebuah syair, drama, film,Sinetron, lagu dan berbagai bentuk hasil seni lain, namun pada hakikatnya cinta itu hanya ada dua buah versi saja. Versi cinta nafsu (syahwat) dan cinta Rabbani.

Yang menjadi persoalan sekarang adalah mampukah kita membedakan yang mana cinta syahwat dan mana cinta Rabbani? Derasnya arus ghazwul fikr (serangan pemikiran) dalam kesenian terutamanya, telah mampu membungkus cinta syahwat sehingga ia tampil sebagai cinta “suci” yang mesti diperjuangkan, dimenangkan dan diraih seterusnya untuk dinikmati.

Manusia seakan lupa pada sejarah. Lupa pada kisah-kisah tragis yang berakhir di hujung pisau atau dalam segelas racun. Mereka semua rela diseret dan dijeremuskan ke dalam lubang neraka hanya untuk mengejar salah satu rasa dari sekian banyak rasa yang ada disudut hati manusia, itulah cinta.

Cinta memiliki kekuatan luar biasa. Dan kekuatan cinta (the power of love) mampu menjadikan manusia pribadi yang sangat nekad atau sangat taat. Nekad dalam konteks sangat berani dalam melanggar peraturan-peraturan Allah seperti berkhalwat (berdua-duaan dengan bukan mahram), berkasih-kasihan lelaki dan perempuan, berpegangan tangan, mempertontonkan adegan birahi percuma di khalayak ramai apalagi dalam sembunyi. Atau jika cinta tak mendapat restu dari orang tua, pasangan akan nekad, terus lari dari rumah atau berzina (naudzubillah min dzalik). Dan tidak sedikit pula yang begitu nekad sanggup melakukan perbuatan yang dilaknat Allah yaitu membunuh diri demi cinta.

Pribadi-pribadi nekad seperti ini menjadikan cinta sebagai tujuan bukan sebagai sarana mencapai tujuan. Oleh itu tidaklah mengherankan jika kita banyak menemui berbagai perilaku aneh para pencari cinta yang tak masuk akal. Sebab apa yang mereka tuju adalah suatu yang abstrak, tidak jelas dan bukan perkara yang pokok. Mereka sibuk mencari dan mengartikan makna cinta sementara lalai terhadap Dzat yang menganugerahkan cinta. Dzat yang menumbuh suburkan rasa cinta. Dzat yang memberikan kekuatan cinta. Dzat yang paling layak dicintai, kerana Dia juga Empunya nikmat cinta. Allah Rabbul Alamin.

Kisah tragis di awal tulisan ini memberikan gambaran jelas sikap manusia yang rela mengorbankan diri demi sepotong cinta. Muda-mudi yang nekad bunuh diri dengan berbagai cara ini pada dasarnya belum mengenali hakikat cinta. Cinta yang mereka kenal selama ini adalah cinta yang ditunggangi oleh nafsu syahwat. Dan joki penunggangnya adalah syaitan laknatulllah. Pada momen ini syaitan berteriak keriangan sambil mengibar-ngibarkan bendera kemenangan kerana berhasil menjerumuskan anak cucu Nabi Adam dalam neraka jahannam dengan dalih cinta yang begitu murah nilainya.

Cinta memang tak kenal warna. Cinta tak kenal baik-buruk. Cinta tak kenal rupa dan pertalian darah. Memang begitulah adanya. Kerana yang mampu mengenal warna dan baik-buruk adalah pelaku-pelaku cinta yang menggunakan akal fikirannya.

Sebaliknya cinta juga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang mengagumkan. Pribadi yang tak takut kehilangan suatu apa pun walau ia amat cinta pada sesuatu. Namun kerena cinta yang hadir dipenuhi dengan nuansa keimanan, maka mereka rela mengorbankan apa saja yang mereka amat cintai demi memperolehi keridhaan Dzat Pemberi cinta. Jiwa mereka tidak gundah gulana hanya kerena kehilangan cinta duniawi karena Allah sebagai Dzat pemberi ketenteraman Pribadi-pribadi taat ini amat menyadari bahawa cinta hanyalah sebagai sarana mencapai tujuan. Mereka yakin kenikmatan cinta tak ada artinya tanpa ada restu Allah sebagai Pemberi cinta. Maka yang mereka cari adalah ridha dan cinta kasih Allah, bukan cinta yang bersifat sementara.
Kisah Abdullah putera Abu Bakar RA menjadi contoh kematangan pemuda yang mengenal arti cinta. Bayangkan!! Dia memiliki isteri yang amat cantik, berakhlak mulia, berkedudukan tinggi dan berharta. Namun apabila ayahandanya memerintahkan untuk menceraikan isterinya, dengan alasan isterinya telah melalaikan Abdullah dalam menunaikan hak Allah seterusnya akan membuat Abdullah lalai dari berjihad di jalan Allah. Maka apa reaksi Abdullah? Tidak!! Abdullah tidak marah langsung pada ayahnya. Atau berusaha mengambil pedang dan ingin memenggal kepala si ayah yang berusaha memisahkan jalinan cinta yang memang sudah sah itu. Sekali lagi tidak!! Pemuda yang bernama Abdullah melihat perintah itu dengan kacamata cinta yang diberikan Allah. Ia rela menceraikan isteri yang dicintainya demi mempererat hubungan cinta dengan Allah. Subhanallah Masih adakah pemuda-pemuda seperti peribadi Abdullah di zaman globalisasi kini?

Begitulah cinta. Ia mampu melambungkan manusia pada derajat kemuliaan yang tak terhingga. Manakala frekuensi atau gelombang cintanya juga sudah selaras dengan frekuensi atau gelombang cinta yang Allah kehendaki. Semuanya akan senada seirama. Tak ada dengung sumbang, tak ada nada ternoda. Demikian indah dan asli irama cinta sejati. Wallahu Alam

Ketika Wanita Menangis

Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya, melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya.


Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya, melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.


Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah, melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura- pura kuat.


Mengapa wanita menangis? Karena wanita juga seorang manusia yang memiliki perasaan.

Wanita tidak pernah menuntut banyak kecuali pengertian.

Kadang wanita terlihat manja, banyak maunya, atau mungkin di mata pria, wanita hanyalah makhluk yang menyusahkan.

Tapi ketahuilah, wanita masih tetap berdiri tegar meski pria telah menghantamnya dengan banyak rasa sakit yang mendera.

Wanita masih tetap seperti orang yang sama, ketika pria berusaha pergi dan menghindar lantas datang kembali membawa asa.

Meski wanita terlihat tidak peduli, meski wanita terlihat mengacuhkan, tapi percayalah jauh dilubuk hatinya, wanita punya sejuta doa untuk pria.

Karena wanita ditakdirkan untuk berpasangan, tidak untuk menjalani kesendirian.

Wanita memang selalu tampak berlebihan dalam mengeksplorasi perasaannya, itulah mengapa anak selalu terlahir dari rahim kaum wanita.

Karena Allah ciptakan ruang luas di bawah hati wanita untuk tempat bernaungnya hasil-hasil cinta.

- Repost -

Live Curious - Nat Geo

“If you are you breathe. If you breathe you talk. If you talk you ask. If you ask you think. If you think you search. If you search you experience. If you experience you learn. If you learn you grow. If you grow you wish. If you wish you find. And if you find you doubt. If you doubt you question. If you question you understand and if you understand you know. If you know you want to know more. If you want to know more you are alive.”



Live Curious
#repost - Abu Prayoga
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon