Hidup, Pilihan?

"Ketika kamu memutuskan untuk melakukan suatu hal, kemudian secara tiba-tiba ada kesempatan lain yang mengakibatkan kamu berkeinginan kuat untuk memilih melakukan aksi yang pertama atau yang kedua, maka pilihlah yang kedua.

Karena jika kamu serius dan yakin dengan keputusan kamu yang pertama, kamu tidak akan tergoda dengan pilihan yang kedua."


Atau sebut saja ini tentang jodoh. Jodoh dengan pekerjaan, penjurusan, menentukan arah pulang, atau.. pasangan?

Karena, mungkin idealnya bagi seseorang memilih (si)apapun, yang membuatnya berakhir pada keputusan untuk berhenti memilih. Mengejar sesuatu yang pada akhirnya membuat dia berhenti mengejar (yang lain). Atau, mencari (si)apa saja yang pada akhirnya membuat dia berhenti mencari. Mungkin tidak sempurna, tapi dia bersyukur dengan sungguh atas (si)apapun itu.

Tuan..

Hal yang perlu anda tau, saya berusaha mencari anda, Tuan. Mungkin seharusnya saya tetap dalam keyakinan saya bahwa anda akan datang disaat yang tepat, tapi ya.. saya manusia. Saya tidak sabar. Seharusnya, manusia bukanlah alasan untuk tidak bersabar bagi saya.

Berkali-kali kaum anda mendekati saya, dan beberapa kali saya kecewa. Mungkin salah satu dari mereka adalah anda, dan mungkin juga tidak. Saya hanya saja berdo'a, jika mereka yang mendekati saya bukanlah anda, maka saya meminta kepada Tuhan kita untuk menjauhkan saya dari mereka, dan hanya merekatkan cinta saya kepada anda.

Tapi, lagi-lagi, tetap, saya belum sabar, dan dengan kemampuan logika, analisa saya sebagai manusia, kemampuan meminta petunjuk dan merebahkan segala ego kepada Tuhan kita, membuat saya selalu mencoba menemukan anda. Mengikat anda dengan sebenar-benarnya ikatan.

Berkali-kali saya mengalami perasaan penuh di lambung, penuh kupu-kupu. Tapi saya tau, anda bukan sekedar efek indah dari kupu-kupu yang terbang di dalam lambung, anda bahkan hampir sama dengan gravitasi. Anda, akan menjatuhkan saya kepada cinta. Dan saya tidak dapat menolak gravitasi, menolak anda.

Anda tau, Tuan.. Saya benar benar berusaha menahan kesabaran saya untuk menjatuhkan diri saya kepada anda. Karena saya benar-benar belum utuh tanpa anda.

Mereka berbicara tentang kemelut yang mereka hadapi setelah mereka utuh, karena keutuhan dan gravtasi tak seindah yang saya tulis sekarang, atau sebelumnya, mengenai anda. Mereka berkata persoalannya akan lebih kompleks dari sekedar utuh dan gravitasi. Mungkin mereka benar. Mereka pengalaman. Mereka telah merasakan asam garam kehidupan.

Tapi anda tahu? Bagi saya, anda dan saya adalah utuh. Utuh dengan manisnya saya dan anda, utuh pula dengan duka nelangsanya anda dan saya. Ya, sekedar itu. Saya dan anda, akan kembali karena gaya gravitasi. Sesulit dan segetir apapun saat itu, saya dan anda, kita akan kembali dengan caraNya. Saya yakin itu, saya hanya sangat yakin dengan itu.

“Berhentilah merasa hampa. Berhentilah minta tolong untuk dilengkapi. Berhentilah berteriak-teriak ke sesuatu di luar sana. Berhentilah bersikap seperti ikan di dalam kolam yang malah mencari-cari air. Tidak ada seorang pun mampu melengkapi apa yang sudah utuh.” -Dewi Lestari, Supernova - Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh



Sesuatu yang sampai saat ini membuat saya dapat bertahan ialah, karena saya yakin, anda mencintai saya. Dan saya, terlalu mencintai anda. Anda, yang tidak saya ketahui letaknya. Mungkin ini gila, tapi ini adalah cara saya memelihara keutuhan saya dengan anda.

Ketika saya merasa telah menemukan anda, dan ternyata bukan anda.. Cepat-cepat saya mengatur nafas saya untuk hidup, dan bertemu dengan anda, bahagia dengan anda. Tidak peduli dengan mereka yang bukanlah anda.

Ya, saya gila. Saya tergila-gila dengan anda. Segeralah jemput saya, Tuan.. Saya ingin merasakan hebatnya gravitasi yang membuat saya dan anda menjadi satu kesatuan yang utuh. Menjalani perjalanan menuju surga, bersama.


Selamat Pagi, Cinta..

Siapa yang mengira saya sudah sampai pada tahap ini. Saya pun tidak. Tapi seperti biasa, kehidupan memang selalu tampak mengejutkan. Ada kejutan-kejutan baik, ada pula kejutan-kejutan buruk. Satu hal yang sepatutnya semua orang tahu dan jalani ialah, apapun kejutan itu, hadapi dengan positive dan bijak. Sehingga setiap kejadian, memiliki ‘add value’ bagi kehidupan kita, maupun orang lain yang menjadi terinspirasi atas hal tersebut.

Perjalanan yang berliku, celaan, amarah, iri, dengki, dan segala negative thingy, yang beredar disekitar orbitmu, sebenarnya memberikan pelajaran begitu berharga. Tuntutan dan tekanan membuat seseorang lebih dewasa dan bijak daripada sebelumnya, kalau ia mau mengambil pelajaran dari setiap detik yang ia jalani.

Cinta, persahabatan, hadiah, senyuman, pujian, doa, pencapaian baik dan segala positive thingy, yang melingkupi lintasanmu, menciptakan pribadi yang anggun dan berlaku positive jika ia bisa belajar dan menanggapi semua hal tersebut tanpa kesombongan dengan penuh rasa syukur.

Kali ini, marilah kita mempersilahkan diri kita untuk menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan. Biarkanlah segala hal positive berkeliaran didiri kita, apapun yang akan terjadi diluar sana. Tetaplah berbahagia dengan apapun yang telah kita miliki, dan berusahalah dengan baik atas apa-apa yang kita inginkan.

Selamat Pagi, Cinta..

reposting blog lama

Bingung.

Dan, dia mulai kehilangan arah. Kebingungan dengan berbagai pendapat dan pandangan. Setiap kedewasaan memang dicoba pada berbagai tantangan. Setiap tantangan menyatakan bahwa seseorang tersebut, tumbuh. Dia hidup. Setiap hidup, dihadapkan dengan berbagai pilihan. Setiap pilihan menyediakan berbagai resiko untuk ditempuh. Tapi setiap manusia idealnya memiliki prinsip. Setiap prinsip seharusnya tidak bertentangan kepada Alquran dan Alhadits. Bahkan, setiap prinsip akan indah jika ikut mengembangkan kemajuan juga menjaga kelestarian Alquran dan Alhadits. Karena setiap manusia sejatinya memiliki hati. Untuk direnungkan rasanya. Setiap manusia memiliki akal, untuk dipikirkan baik buruknya. Setiap manusia memiliki pengalaman hidup, untuk dikecap sarinya.

Pergeseran paradigma tentang program pemuda-pemudi dalam memperjuangkan Quran Hadits kali ini mengusiknya. Keberadaan pemuda dalam pengembangan Quran Hadits seakan semu dan menjadi sesuatu yang biasa dan tidak wajib. Mereka bangga dengan absensi yang kosong karena sungkan untuk tetap mengikuti program tersebut. Atau mereka senang ketika mereka terlalu sibuk dengan aktivitas duniawinya sehingga mereka harus izin untuk tidak mengikuti kegiatan wajib sebagai pemuda yang mengerti Alquran dan Alhadits. Ada pula mereka yang berpendapat sudah seharusnya melakukan regenerasi tanpa tetap turut andil dalam kegiatan-kegiatan positif (yang bahkan sangat dibutuhkan oleh para generasi sebelum dan sesudahnya) yang mengajak pada kebaikan. Yang memiliki visi melestarikan Quran Hadits sampai batas usia yang diberikan olehNya.

Dia terdiam. Merenung.

Dia berpikir pelan pelan. Mencoba menjauh sebentar, melihat ke sekeliling. Membuka mata lebar-lebar. Berusaha melihat sesuatu dari segala sudutnya.

Dia lelah akan aktivitasnya sehari-hari. Namun, apakah itu pantas untuk dijadikan alasan agar tidak mengikuti program wajib pemuda-pemudi Quran Hadits? Iya, terkadang dia memang butuh izin, untuk istirahat sejenak. Tapi apakah hatinya bisa tenang, ketika izin tersebut adalah kepura-puraan?

Dia malu, karena usianya yang sudah terlampau jauh dengan teman-teman lainnya. Tapi apakah itu pantas untuk dijadikan alasan agar tidak turut serta membangun, menggerakkan, perkembangan Quran Hadits? Sementara dia masih mampu.

Apakah dia salah, ketika dia tetap ikut program wajib untuk pemuda pemudi yang mengimani Quran Hadits?

Apakah dia salah, ketika dia tetap ikut serta mengaktifkan kegiatan-kegiatan positif untuk menggerakkan pemuda agar senang belajar, bergaul, beraktivitas dalam lingkungan Quran Hadits?

Apakah salah ketika dia memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk tetap ingin memajukan Quran Hadits. Tetap ingin beramal sholih. Tetap ingin mendapatkan pahala, karena dia berpikir dia memiliki jalan dan potensi dalam jalur tersebut?

Apakah semuanya salah? Atau mana bagian yang salah? Kenapa saya yang menjadi merasa bersalah? Ada apa ini sebenarnya. Saya bingung. Saya sedih.

repost blog lama. Didedikasikan buat pembaca budiman yang haus dengan tulisan saya. *halah.
mudah-mudahan manfaat barokah :')

Tanya Aku?

Dapet beberapa pertanyaan yang diajukan Aan Mansyur ke Bernard Batubara. Aku coba tanyakan beberapa pertanyaan tersebut ke diri aku dengan beberapa modifikasi dan tambahan lainnya. Nampaknya seru. :)

Ceritakan tiga hal dari masa kecilmu.
Aku bermain segala permainan, termasuk permainan kampung, di rumah. Entah itu permainan perempuan atau laki-laki. Layang-layang, bermain karet, benteng, kelereng dan memanjat pohon pun aku bisa. Aku bebas, bahagia dengan aktivitas permainan di rumah.

Di sekolah aku pemalu, kurang percaya diri dan sedikit pintar, jika dibanding teman-teman yang selalu dibantu ibunya membuat pekerjaan rumah, sedangkan aku, tidak. Ibuku punya prioritas lebih penting, adikku. Belakangan, aku memaklumi. Sekalipun saat kecil, aku tidak mengerti.

Aku terbiasa melakukan semuanya sendiri, aku dituntut dewasa dan aku menjadi lebih dewasa dari usiaku. Well, sekalipun wajah dan keimutan-ku, tidak. Hahaha.

Angka favorit? Kenapa?
Tujuh. Entah. Mungkin karena ada unsur ‘u’ dalam pelafalan angka tersebut. Seperti dalam kata ‘ungu’.

Ceritakan ritual pagimu.

Mencari handphone, melihat sudah pukul berapa pagi ini. Mengecek notifikasi. Melongok ke jendela, mengecek mesjid di depan asrama, sudah ramaikah? Minum air putih. Duduk, mencari botol air mineral yang aku letakkan di sebelah kasur, dekat jendela. Biasanya aku minum air putih cukup banyak, karena aku selalu kehausan setelah bangun tidur. Terdiam sejenak, lalu berwudhu dalam keadaan masih agak pusing, karena tidurku kurang, tapi yasudahlah.

Apa kebiasaan buruk yang ingin sekali kamu singkirkan?

Menunda. Apapun bisa saja aku tunda selama tidak ada urgensi yang berarti. Ingat, aku bisa menunda apapun. Termasuk pekerjaan kantor saat ini, dan aku malah mengetik jawaban pertanyaan ini.

Tiga pertanyaan paling tidak kamu harapkan dari orang lain? Kenapa?

Karakter suaminya seperti apa? Apa amalan andalanmu sehari-hari? Berapa gaji kamu di kantor?
Its too privacy, right, uh?

Menurutmu, apa yang harus terjadi di halaman pertama dan terakhir sebuah novel untuk membuatnya berhasil?

Tenang, menceritakan permulaan yang sederhana tapi mengesankan di halaman pertama. Berakhir dengan menyimpulkan kejadian-kejadian, mulai dari hal yang remeh-temeh hingga rumit, lalu menimbulkan kemungkinan-kemungkinan baru.

Kegiatan apa saja yang bisa membuatmu berhenti melakukan kewajibanmu?

Apapun yang menyenangkan untuk dilakukan saat itu. Oh, I’m so perceiving, yeah? :’

Yang kamu sesali, terakhir kali?

Papa. Aku rindu. (Biarlah hanya aku yang mengerti kalimat tersebut).

Apa warna kesukaanmu? Kenapa?

Ungu dan Putih. Karena aku suka permen karet Lot*e rasa anggur, sedari TK. Dan putih, suci. Aku suka saja. Ungu mewakili, ke-tidak-jelasan yang sering aku lakukan. Putih, mewakili hatiku. Percaya hatiku putih? Haha.

Lima benda yang selalu kamu bawa ke mana-mana?

Ponsel. Dompet. Tas. Kacamata. Dan, Jam tangan.

Satu hal mengesankan yang sering kamu pikirkan belakangan ini.

Mata aku dan dia bertemu, tak sengaja. Agak lama. Kemudian aku baru tau artinya lirik lagu atau sebuah frasa yang cukup sering muncul, “tatapanmu menghunjam jantungku.” Rasanya agak aneh setelahnya. Tidak bisa aku ungkapkan.

Hal indah yang mungkin jarang dipikirkan orang lain, namun kamu beberapa kali memikirkannya.

Meninggal dengan cara khusnul khotimah, sekarang. Bertemu Alloh, rasul.

Dua hal tentang dirimu yang tidak diketahui umum dan jika kamu katakan mungkin mereka kaget.

Sebenarnya aku lebih senang sendiri, berpikir tentang aku dengan aku. Aku berpotensi sangat centil terhadap suami. Mengagetkan? :P

Ceritakan tentang persahabatan yang ideal, menurutmu.

Saling berbagi. Suka, duka. Menasihati, tidak ada iri dengki. Menghormati dan mengakui kelebihan masing-masing dengan sportif. Melengkapi kekurangan masing-masing berazaskan kasih sayang. Melakukan hal-hal remeh namun tidak pernah membosankan. Melakukan hal-hal bodoh dalam batas kewajaran dan menertawakan diri masing-masing. Menangis bersama. Berpelukan. Mensupport. Menambah wawasan masing-masing tanpa saling sok tahu. Tidak ada perdebatan yang keras karena saling merasa benar, namun perdebatan karena saling melengkapi. Rindu dengan kebersamaannya, jika harus berjauhan. Bermimpi bersama. Mengagumi. Oh, sahabat.

Siapa tokoh yang paling ingin kau temui?

Nabi Muhammad SAW. Sekalipun aku takut dan sadar masih penuh dosa untuk bertemu dengannya, tapi aku ingin. Sangat ingin.

Siapa penulis yang kamu bayangkan jadi suamimu? Kenapa?

J.K Rowling atau, yah Dewi Lestari. Jika mereka adalah laki-laki dan beriman kepada Alloh secara Quran Hadits dengan sebaik-baiknya ketakwaan. Mungkin tidak akan pernah membosankan menyelami isi kepala dan hati mereka.

Bikin satu pertanyaan yang belum pernah kamu tanyakan kepada diri sendiri dan jawab!

“Kapan kamu akan berhenti mencintai orang yang mencintai kamu dan kamu cintai?” “Nanti. Setelah dia berhenti mencintai aku. Atau, mengkhianati.”

Social media, riya' dan niat

Jadi begini, sadar akan khasiat dari ampuhnya popularitas yang diakibatkan oleh social media, banyak orang menggunakannya dengan maksimal. Salah? Ya enggak juga sih, kalo niat awalnya emang mau jadi model, artis or even nyaleg? Awal tulisan ini terinspirasi dari artikel judulnya Mbak Perempuansore yang judulnya, “Generasi Digital Adalah Generasi Pamer”.

Sebelumnya udah lama kepikiran hal seperti ini dan Alhamdulillah sudah sadar serta mulai menahan kelakuan ababil jaman dahulu kala. Yah, gausah naïf lah kadang (bahkan banyak) hasrat-hasrat yang seperti ini saat melakukan aktivitas di social media yang notabenenya dilihat orang banyak. Ada yang niatnya emang cari followers, atau mau kasih tau ke orang-orang kalo “aku ini keren looh”. Nah kalo kata mbak Perempuansore tuh, “banyak orang yang mengejar untuk kelihatan “keren”, ….meng-RT pujian ketika dipuji di twitter, bahkan yang lebih dangkal adalah berlomba-lomba melakukan “unjuk gigi pencitraan” supaya mendapat banyak follower.”

Tapi bagi gue sih, al’amalu biniyat. Yah, kita gatau niatnya orang lain itu apa. Pun orang lain, ke kita. Nah, kebentur lagi masalah gaboleh suudzon, karena suudzon adalah seburuk-buruknya fitnah, maka baiknya dihindari. Ada orang niat posting lagi nongkrong sama siapa, dimana biar keren, ada juga yang sepele, Cuma pengen rekam jejak. Gak ngarep dikomentari apa-apa. Ada orang nasehat di twitter biar temen-temennya dapat manfaat terus pahalanya ngalir ke dia, ada juga biar dibilang faham agama, citra diri baik dimata khalayak. So, which one is you, ya tergantung kamu aja sih. Gak masalah kok, tentang keduanya.

Dan yah, selamat datang di era orang-orang keren (atau merasa dirinya keren) beredar di social media, loh. Hehek. Diluar semua itu, saya juga sedang menasehati diri saya sendiri supaya selalu ingat, niatnya. Kalo udah berbicara masalah niat, sudah masing-masing diri dengan Pencipta, kaitannya.

Kalo di jaman dahulu, orang-orang keren, gak banyak bicara, tapi selalu menghasilkan sesuatu yang keren. Yaa.. gatau juga sih kenapa-nya, siapa tau kan emang karena jaman dulu gak ada tempat eksplorasi diri, jadi gak bisa blow up “iniloh gue”. Hahaa.

Lagi-lagi kalo kata Mbak perempuansore:
----Sedangkan jaman sekarang mau liburan saja, harus pamer dulu dengan status “Lagi packing nih.” Ujung-ujungnya pengin ditanya, “mau kemana sih?”

Yang lagi kencan sama pacarnya, harus pasang status “malam mingguan dulu ya, sama hunbun.” Ujung-ujungnya pengin dikomentari, “Ejieee.”

Atau status sok sibuk yang biasanya kita sengaja lakukan, contoh: “duh, meeting to meeting nih. Sudah kopi ke berapa ya.” Ujung-ujungnya pengin dikomentari, “Sukses ya!” atau “Semangat!”

Hal lainnya, ketika kita pasang status nowplaying sebisa mungkin kita cari musik yang lagi update banget dan kalau bisa yang susah, supaya ketahuan kalau kita memang mendengarkan musik-musik yang “keren” dan tidak biasa. ----
Tapi apa iya semuanya gitu, ya gak sih? Atau kita aja nih yang suudzon? Atau emang kita yang termasuk didalam situ?! Daripada pusing apa iya orang lain itu, pada begitu, ya mendingan mikirin diri sendiri sih, apa iya kita begitu? Jawab aja sendiri lah, gausah kasi tau temen. Nah, yang bahaya, kalo iya kitanya begitu. Duh, kan. Biar apa sih?

Nah, ini nih sedikit dalil tentang riya’ (dalam konteks agama):
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilangkan (pahala) sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ia menjadi bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” [QS Al Baqarah: 264]
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” [QS An Nisa: 142]
Yes, kalo yang diatas ini nih kaitannya sama amalan-amalan baik yang kita lakukan sehari-hari. Contoh: sholat yang khusyu’ biar diliat sama si ehemnya di mesjid kampus. Terus, shodakoh yang banyak biar dibilang dermawan sama orang lain. Kalo jaman dulu, waktu perang selalu paling depan, biar dibilang hebat.
Nah, kerennya lagi nih, jaman sekarang kan sudah era digital, wujud riya’ dan pencitraan makin canggih lagi. Cuma ngingetin, yang mau ngingetin bangunin doa malem di twitter, sholat dhuha, sama baca quran, di tata bener-bener niatnya. Karena tipudaya syaithon, lebih canggih lagi dari tekhnologi jaman sekarang. Percaya?
Apapun lah, entah itu tulisan mengajak kebaikan, dalil, nasehat, foto lagi pake jilbab syar’i, cek in di mesjid tempat jumatan, kebaikan-kebaikan diri yang basicnya akan diketahui orang banyak, supaya belajar tata niatnya di awal, di tengah dan di akhir. Karena kalau tidak, ya sia-sia amalannya. Malah, bahayanya dapat ancaman sika. Gakmau kan? X(

Nah, ini nih ancamannya:
"(Imam Muslim berkata) Telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Habib Al-Haritsi, (Dia - Yahya bin Habib Al-Haritsi telah berkata) Telah mengabarkan kepada kami Khalid bin Al-Haritsi, (Dia - Khalid bin Al-Haritsi berkata) telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij, (Ibnu Juraij berkata) telah mengabarkan kepadaku Yunus bin Yusuf, dari Sulaiman bin Yasaar, Dia (Sulaiman bin Yasaar) berkata, Ketika orang-orang telah meninggalkan Abu Hurairah, maka berkatalah Naatil bin Qais al Hizamy Asy-Syamiy (seorang penduduk palestine beliau adalah seorang tabiin), "Wahai Syaikh, ceritakanlah kepadaku suatu hadits yang Engkau telah dengar dari Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam, Ya (Aku akan ceritakan - Jawab Abu Hurairah), Aku telah mendengar Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bersabda:
"Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : 'Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Ia menjawab : 'Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al-Qur-an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: 'Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?' Ia menjawab: 'Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca al-Qur-an hanyalah karena engkau.' Allah berkata : 'Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang 'alim (yang berilmu) dan engkau membaca al-Qur-an supaya dikatakan seorang qari' (pembaca al-Qur-an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : 'Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?' Dia menjawab : 'Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.' Allah berfirman : 'Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).' Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.'"


Kalo yang versi dunianya gimana, Nad?
Tau gak sih, iblis itu dikeluarkan dari surga karena apa? Yes, sombong. Nah, kalo ada diantara kita yang memposting tulisan, foto, lokasi, aktivitas, banyak hal dengan didasari secuil saja rasa sombong, merasa paling pintar, paling keren dibanding yang lain di dalam hati, hhmmff.. hati-hati guys..

Terus, gaboleh ngajak kebaikan di social media? Ya bolehlah! Siapa bilang gak? justru kalo tidak mengajak kebaikan mencegah kemungkaran karena takut dibilang pamer, malah jadi dosa, bung.. Berarti niatnya bukan karena Alloh, tapi karena takut. Nah, sekarang tinggakl pinter-pinter ambil porsinya masing-masing aja, maunya gimana. :)

Saya tau, banyak temen-temen disini yang keren, sibuk, berwawasan, berpendidikan, berpenghasilan, apalagi? Banyak lah. Tapi kalo mengkutip dalil ini:

"Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia dan berjalan di muka bumi in dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS. Luqman:18)

“Tidak akan masuk syurga orang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong walaupun sebesar biji zarah (atom)” (HR. Muslim 2/89 dan At Tirmidzi 3/243)

Yang kalian banggakan tadi lumpuh. Cacat tanpa ridhonya. Bahkan neraka. Berat ancamannya. Ini serius, di akhirot nanti kita gak cuma sehari dua hari loh. Lagian, emang sanggup gitu di kasih air yang sangat mendidih, untuk diminum, sehari aja?

Quote terakhirnya Mbak perempuansore:
“Mereka lupa bahwa orang-orang “keren” tidak pernah berupaya dengan keras untuk “berteriak” kepada dunia bahwa ia sudah melakukan sesuatu. Orang “keren” yang sebenar-benarnya “keren” tidak perlu pamer.”


Di hari pembalasan, nanti akan ada orang-orang yang mengherankan derajat surganya karena apa-apa yang mereka lakukan, namun tidak diketahui orang banyak.

Ini Tentang...

Ini bukan tentang serasi atau tidak serasi. Bukan juga tentang sesuku, berbeda suku, atau sekasta, berbeda kasta. Dan bukan pula tentang lebih tua, seumuran atau lebih muda. Ini tentang satu visi mengenai tujuan hidup. Berproses dengan cara menyeimbangkan hidup agar dapat menapaki jalan kehidupan secara beriringan. Yang menyempurnakan agama masing-masing, menjaga dua per tiga keimanan sehingga menghasilkan ketenangan di hati, kenyamanan di sisi. Tentang bertatapan yang penuh arti, saling melantunkan do’a indah untuk pasangannya, berdiskusi mengenai apapun, berkomunikasi lepas tak berbatas. Tentang beribadah, bersyukur serta menghamba bersama dengan lebih khusyu’ kepada Tuhan.

Ketika dunia begitu kejam, dialah tempatmu untuk selalu pulang. Yang saling menguatkan, sehingga membuatmu sangat sabar dan tetap terus berusaha, meski sulit. Fisik mungkin tak menawan tapi memperjuangkan kebersamaan dengannya itu sesuatu yang sudah kamu yakini sejak awal. Masa lalunya tidak kamu permasalahkan karena sadar itu yang membentuknya sekarang. Kekurangan masing-masing adalah pembelajaran untuk menerima sekaligus memperbaiki menjadi lebih baik. Tentang dia yang kamu ikhlas seumur hidup menjadi makmum atau imamnya. Tentang dia yang kamu bangga menjadi ibu atau ayah dari anak-anaknya. Tentang perjuangan bersama dalam hidup. Tentang upaya saling surga-mensurgakannya sepasang manusia.

#LatePost Menuju I'tikaf 2013

Halo, Assalamualaikum.

Beberapa jam lagi sudah hampir menuju 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Entah postingan terakhir di blog saya ini kapan (padahal tinggal nyontek kebawah:P), sudah lama ya pastinya. Sudah banyak cerita ini itu, ina ita juga sebenarnya. Pertama, saya mau basa basi dulu lah. Apakabar pembaca budiman semuanya? Kangen tidak dengan saya? Tidak ya.. haha. Yasudah, tidak apapa.
Saya punya berita gembira, yang belum seberapa dibanding kegembiraan kalian mungkin. Tapi mudah-mudahan, berita ini akan terus menjadi bahagia sampai nantinya benar-benar Alloh kasih kegembiraan yang paling hakiki didalam semesta ini. Apa beritanya? Oh, tentu saya tidak ingin menjawabnya sekarang. Ketika sudah sampai pada waktunya, semua akan indah. Hihi. Iniapasih.
Saatnya mengasah pedang, menabung kebarokah di 10 hari yang special ini. Dibulan Ramadhan yang penuh rahmat ini. Saya bersyukur, sangat bersyukur. Mudah-mudahan ramadhan-ramadhan berikutnya akan menjadi jauh jauh jauh lebih baik lagi. Alhamdulillah. Bismillah. Aamiin :’)

Percaya tidak percaya, setiap keajaiban selang berganti didalam hidup. Pesan-pesan hikmah bertebaran di sepanjang perjalanannya. Manisnya kemudahan dan pertolongan begitu terasa ketika benar-benar terpuruk dalam sendirinya malam yang penuh isak. Sungguh Maha Besar Kuasanya. Tidak tertandingi. Saya lagi lagi bersyukur atas segala kesempatan dan keajaiban yang Dia berikan. Sekali lagi saya terheran-heran dengan semua rencana indahNya. Sekali lagi saya mengharu biru dengan segala rahmat yang selalu Dia karuniakan. Saya tidak dapat melukiskan perasaan ini secara tepat dengan kata-kata. Terlalu indah. Untuk semua orang yang selalu bersyukur dan merasakan indahnya apapun yang telah Dia berikan, salam sayang dari saya. Kita dalam perasaan yang sama. Tak terkira :’)

What Why then Who! Just Be Fast!

Setelah membaca Tweet Salah satu orang sukses di twitland, saya jadi ingin mengulasnya sedikit. Well, sebelumnya mari kita simak apasih twitnyaa?

@TungDW: "Kalo udah tau What i Want, dan Why I Want, daripada mikir How nya, mending cari Who Already there! Learn dan kerjasama! Lebih cepat!"

Singkat Padat dan Jelas yaa.. ihik X)

Kira-kira begini konsepnya, what why = pelajari, who = cari partner, how = kerjasama! Secara waktu, usaha, bahkan juga modal seharusnya bisa berjalan efisien, yakan? Kemudian, bisa berkembang lebih banyak ide, yang diharapkan ide tersebut tersaring dengan pemikiran matang sehingga menjadi mutakhir. Kalau memang sudah satu tujuan dan satu konsep dengan si partner, ide kita (insyaAlloh) akan saling melengkapi kekurangan masing-masing. Thats why two people is better than one!
Hihi. Tinggal actionnya, nih! Ayo kapan "ber-Action" para Generasi Muda! :'D

Teori ini berlaku untuk berbisnis atau segala bentuk kerjasama demi membuahkan hasil yang baik serta mencapai kesejahteraan bersama. Setuju? :)

Lalu untuk kepengurusan suatu acara, membuat event yang manfaat bagi lingkungan sekitar, butuh partner juga dong ya, supaya mau bersukarela menyediakan waktu, tenaga dan tanggung jawabnya demi keberlangsungan acaraa? Nah, daripada mikir HOW nya sendirian, kelamaan. Mending cari WHO ALREADY therenya dulu, kaan? Tanpa bermaksud, tidak memikirkan HOW nya sama sekali, karena tujuan kalimatnya ialah, dengan mencari who already-nya terlebih dahulu (setelah memahami what i want and why i want), maka akan membuat kita ber-action lebih awal, dan bergerak lebih cepat! Kobisa?! karena memikirkan How-nya bersama-sama. Sesimple itu? InsyaAlloh, iya :)

Lalu, kita coba contoh ruang lingkup yang lebih kecil namun efeknya besar.
Contoh:
Ingin berkeluarga.
#eeaa
(gue tau banget deh kalo yang baca temen-temen gue pasti ungkapan #eeaa itu semacam automaticly bunyi dari mulut mereka. Pffft!)

Kenapa What, Why dan Who?
What : Apa yang kamu mau dari pasangan. (gaperlu muluk, yang penting satu visi misi dalam berumah tangga, khususnya untuk kepentingan akhirot)
Why : Kenapa memilih kriteria/tujuan seperti itu? Apa yang diharapkan setelah mendapatkan (kriteria/tujuan yang sama) itu?

Sudah mengerti sampai disini?
Oke, lanjut.
Who : Nah! pada fase ini, kalau ingin efektif efisien, tinggal cocokin deh sama what dan why tadi ke objek nyata-nya. Walaupun, semua kembali lagi ke kodarnya masing-masing, tapi kan manusia itu wajib usaha. Ya gak?
Kalo udah cocok sama What dan Why nya tadiii, istikhoroh deh! #eheeaaa XD << eeaa lagi :p

Untuk step How-nya:
Gimana nikahnya, gimana resepsinya, gimana gedungnya, gimana lalalalala-nya, Ntar dulu!
Yang penting udah tau what why sama who nya. Kalo belum tau, ya gimana bisa ke step How. Iya apa iyaaaa? hmmm.. :)

Nah, terkadang proses How ini bisa terjadi sebelum fase who. Kenapaaaa? Karena ternyata si Who already nya, gak ready tuh! Salah target, dong? Jelas. Udah istikhoroh, hasilnya "engga", etapi kok maksa. Hasil "engga" ini, bisa jadi karena si Who (target) belum siap, atau gak cocok, atau bahkan beda visi misi. Nah, biasanya dari perbedaan-perbedaan tersebut, hasilnya udah keliatan insyaAlloh "engga" nih, etapi ya tetep maksa, alasannya cinta. Haduuh kaaak.. Yang lebih kasian lagi, kitanya malah jadi pusing mikirin How to make (S)He to be "The One Who Already" for you. Cape gak sih, kak? Agak oon juga sih, sebenernya. :|

Padahal, seperti yang sebenarnya kita sudah ketahui, Alloh itu kan udah nyiapin "Who Already for us" in one day. Kenapa juga jadi pusing-pusing mikirin yang jelas-jelas unready or not into you, sih?
Someday, (S)He is really into us itu bakal dateng, kok (insyaAlloh). Syaratnya cuma doa, usaha, iman (percaya) dengan kesemuanya aja. Setelah kesemuanya itu sudah dilakukan, tawakal.. Iyes, ngomong gampang, praktek ... gakmudah, tapi bukan berarti gakbisa, toh? ;) Semangats! ^^/

Ibarat Hujan

Kalau sebelum hujan ada isyarat mendung, terkadang sudah mendung pun malah tak jadi hujan. Kalau sebelum hujan tak ada mendung, tapi kemudian deras tanpa dikira. Kalau sebelum hujan sudah ada mendung, dan pasti akan hujan, sekalipun ditahan, sekalipun sudah berencana akan pergi ke taman, sekalipun apa, hujan akan tetap turun, dan tidak jadi pergi ke taman. Lalu, nikmatilah hujan, ia datang dengan segala keberkahannya. Biarkan ia mengalir perlahan, rasakan butiran-butiran airnya menyentuh. Menenangkan. Bersyukurlah.

The End is The Beginning

Sebuah akhir sejatinya adalah sebuah permulaan. Permulaan kehidupan baru, atau permulaan wujud baru, atau permulaan kewajiban juga tanggung jawab baru. Sama seperti ketika air berakhir di titik 0 derajat celcius, maka ia adalah awal dari perubahan wujud menjadi es. Sama seperti akhir dari sekolah (lulus), merupakan awal dari melanjutkan tingkat sekolah yang baru. Sama seperti akhir dari masa kelajangan, menikah, adalah awal dari sebuah perjuangan hidup yang baru. Bahkan kematian, adalah awal dari sebuah kehidupan baru, kehidupan yang kekal.

Akhir dari sesuatu ada begitu banyak cara dan jalannya. Ada yang indah, ada yang berliku, ada yang pahit, ada yang mulus. Bukan, bukan kita yang dapat memilih bagaimana jalan itu seharusnya. Tapi, adalah kita yang dapat menentukan untuk tetap hidup dan memulai kehidupan baru yang lebih baik, atau terpuruk dan menyesali yang telah lalu.

Setiap akhir, sepatutnya menjadi pembelajaran kehidupan untuk melangkah dan berkembang lebih baik dari sebelumnya. Setiap akhir, memiliki hikmah, pesan moral, kekuatan, wawasan, memperkaya paradigma, membuka hati agar selalu lapang, apapun hasilnya. Ketika hasil akhir adalah baik, maka manusia dituntut untuk tidak besar hati, namun dicoba dengan berbagai hawa nafsu untuk berbangga diri, yang padahal, dirinya bukanlah apa-apa. Ketika hasil akhir adalah buruk, atau tidak seperti yang diharapkan, maka manusia dituntut untuk kuat, menerima dengan lapang, tetap bersyukur dengan ikhlas, namun dicoba untuk frustasi, depresi, tidak dapat mengendalikan emosi yang begitu menyesal dengan sebuah akhir. Yang seharusnya, akhir itu adalah cambuk untuk memulai awal yang baru, yang jauh lebih baik.

Ketika sesuatu berakhir, sekuat apapun perjuangannya, seburuk apapun hasilnya, serumit apapun jalannya, seperih apapun rasanya, tetaplah tersenyum, bersyukur dan yakin, bahwa Dia yang anda percaya, akan memberikan awal yang jauh lebih baik kedepannya.

Ketika sesuatu dimulai, seindah apapun bayangan anda, sehebat apapun rencana anda, dan sematang apapun pengalaman hidup anda, cobalah untuk tidak berjalan sendiri, titipkan hati anda secara utuh kepada Dia yang anda pintai, untuk menjaga hati anda, melindunginya, dan menetapkannya tetap dalam keimanan, dan bahagia untuk terus beribadah kepadaNya. Percayalah, suatu saat terjadi sesuatu yang buruk pada hidup, hati anda tetap utuh, indah, tidak akan ada lecet bahkan luka, satu milimeterpun.

Review Perahu Kertas

#ReopostBlogLama

Jadi malam ini (beberapa bulan yang lalu) gue abis nonton film Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2. Dari sana, gue kembali belajar, tentang mimpi, tentang cinta (ecieh).

Kenapa bisa belajar tentang mimpi? Ada beribu bahkan berjuta mahasiswa diluar sana, yang belajar/kuliah tidak sesuai dengan minatnya, admit it. Berusaha realistis, atau sekedar mengikuti keinginan orang tua. Somehow, gue ngerasa “yelah, lebay banget deh filmnya” Tapii, ngerasa juga kali itu gue bangets. (halah!) You know, di film ini, Keenan (pemeran utama, setelah Kugy - Maudy Ayunda) sampe keluar rumah, berhenti kuliah lalu hopeless, akhirnya gak dapet apa-apa. Kemudian ketemu Kugy lagi dan jadi termotivasi untuk mencapai mimpinya. Who is Kugy? A storytelller. Pendongeng. Suka nulis. Yang akhirnnya ngambil jurusan nyerempet-nyerempet minatnya, yak.. Sastra. Kemudian, lulus dengan rapih, realistis dengan keadaan, kemudian jadi konseptor di perusahaan advertising (itu pasti seru bangeeett >.<), akhirnya kangen lagi sama passionnya dulu. Yap, nulis. Nulis dongeng tepatnya.

Pelajaran apa yang gue ambil? Untuk ngikutin passion, menurut gue gak perlu sampe bikin Ayah lo stroke juga, kali. Oke, lo bisa sukses dan survive dengan passion lo, tapi gue pribadi sih, gak ada cita-cita buat nyakitin perasaan juga buat sakit (secara fisik) orang tua, kali ah. Kedua, gue bukan dari keluarga kaya raya kayak Keenan. Atau gue bukan anak bungsu yang biasanya gak punya tanggungan. Atau gue juga bukan anak kesayangan yang semuanya diturutin sekalipun orang tua gue gak mampu. Bukan. Gue anak pertama yang mandiri sejak kecil, dan punya tiga adik. Selain gue perlu jadi contoh, gue juga perlu realistis, siapa nanti yang akan jadi tulang punggung keluarga kalau-kalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi? Yap. Saya, Nadya Sholihati Vaizal ini.
just because, i have no choice, gue memilih Perpajakan, sesuai dengan rekomendasi orang tua untuk perkuliahan gue, dengan segala perhitungannya (perhitungan orang tua gue, maksudnya :p), tentunya. Dijalani dengan rasa syukur, masih dibiayai untuk kuliah, dijalani dengan semangat dan tawakal, hasilnya tidak buruk juga, hingga akhirnya berada pada titik ini, dan bisa membantu serta bershodakoh lebih besar daripada sebelumnya. Nampaknya perkataan Kugy tentang kuliah yang bener, kemudian mapan, barulah mengejar passion, saat ini, terjadi di hidup gue. Dan menurut gue, its not bad. Cukup realistis dan membahagiakan berbagai pihak, termasuk aku, tentunya, masih bisa kuliah (dibanding orang-orang yang ingin kuliah,tapi tidak bisa karena keterbatasan dana). Yes, gue pilih jalan aman. Karena gue tidak seberani Keenan yang membuat ayahnya stroke, atau mempertaruhkan hidup jadi pengusaha kemudian beresiko rugi hingga melarat, belum berani. In case, di hidup gue, banyak kewajiban dan tanggung jawab yang ‘REAL’ dan harus dihadapi di depan mata. Saat ini juga, tidak dengan menyusahkan mereka, namun harus membahagiakan mereka. Satu hal, passion memang membahagiakan, namun apakah kebahagiaan keluargamu juga bukan suatu kebahagiaan untuk kamu, jika diikuti dengan rasa syukur?

Bukan berarti gue tidak sepakat atas keputusan mengejar mimpi seperti yang Keenan lakukan, cumaaa.. gue punya pandangan lain tentang mimpi. Tidak seharusnya mimpi kita, menyusahkan, menyulitkan bahkan membahayakan orang-orang yang kita cintai, bukan? :’) Jadi Kugy agaknya lebih rasional.

So far, Maudy Ayunda Keceh lah ya, bawain peran Kugy. Dapet bangeeettt! keliatan cerdas pula disana si Maudy ini ya.. entah aslinya cerdas atau gak, tapi keliatannya dia memang wanita cerdas :D sukak deh! Weird, weird nya itu jugak lucu deh! All is natural, dia bisa banget bawain peran Kugy nya.

Kemudian, pelajaran tentang cinta. Oke, mungkin ini yang dinanti-nanti *halah *sokbanyakpembacaajagueh * padahalseringdisindirgegaraseringcurhatdiblog, iya :P

Jadi, pas lagi nonton film ini, gue sempet sharing juga nih sama temen tentang kesimpulannya. Kalo gue sih, ngomongin tentang ‘dream’nya itu. Kalo doi, nyimpulin tentang Cintanya. Film ini sukses bikin aku nangis *lo semua film juga gitu kali Nad* :P tapi gue gak bisa nyimpulin dengan rinci, sih masalah cinta-cintaannya ini. Gak tau kenapa, ngadet aja otaknya. Sin nya kebanyakan perihal gak move on, berkorban, melepaskan, terpaksa cinta blablabla gituu.. bikin bingung ._. *sokbingung *biardibilangpolos Hahaha. Oke, temen aku nyimpulin begini:
“Jodoh itu seperti perahu kertas yang mengalir, kemanapun dia pergi mengikuti aliran, akhirnya dia akan sampai juga ke lautan. Entah kita sudah beberapa kali jatuh cinta, toh akhirnya cinta kita akan berlabuh ke seseorang. Cinta itu dipilih, bukan memilih. Ya, dipilih.. dipilihkan oleh Alloh yang terbaik buat kita :D”


Aaaaaaahhh... manis yaaaahh x’) seperti biasa, baca begituan dari temen gue aja nangis. Hahahaha. Abis gue ngadat gitu mau nyimpulin cinta-cintaannya si Kugy sama Keenan ini. Entah lagi malas mikir, atau lagi belom jatuh cinta (lah?!) Well, gue suka kesimpulan temen gue itu, dan gak nyangka dia bisa se-unyu itu menyimpulkan sebuah film, …cinta. Hahaa! Terus-teruuss, gue kayak yang menemukan beberapa kesamaan antara gue dengan Kugy (Pede dahsyat! Hahahaha). Kugy cengeng. Meen, doi cengeng banget! Dikasih gambar ilustrasi dari Keenan atas dongeng kecilnya aja, nangis! Aslinya sih gue juga nangis pada sesi film itu. (muahahaha) Tersentuhlah yaa, karya lama kita diapresiasikan bahkan dilengkapi! Dibuatin ilustrasinyah! Its sooo.. euh gitu dihati. :3:3:3
Kemudian, Kugy suka buat origami burung gitu yah, kalo gue sih origami bentuk hati. Juga bercita-cita buat 100 origami hati, tapi belom kesampean B)) laluuu, Kugy itu, aneh, seru, kece, gemesin *halah gue bangetlah pokonya! HAHAHA *amitamiittNadyaaaa *dijitakmasa

Tapi gue gak seimajinatif doi sih, gak pake agen agen Neptunusan deh, gila aja ceu, kita mah udah ngaji, masa iya pake khurofat syirik takhayul gitu. :’D Cumaaaa, dari jaman SD suka ngarang dan bikin cerita, SMP juga, tapi gak diterusin. Mirip kaaan? (ngarep!) sudahlah, abaikan :’)

Menikah itu bukan sesuatu yang harus terburu-buru. Tapi harus didoakan, dan secepatnya. Bukan tentang yang penting tahun ini nikah! udah deadline! yah, kalo gitu mah gue udah nikah dari tahun 2009 kemaren :P #eh bukan juga sekedar perkataan “akhirnya gue gak jomblo lagi, cin!”, atau“asiikk, finally bisa pacaran juga”, bukan tentang semua yang terlihat indah didepan mata itu. Didalam angan-angan itu

Tapi menurut gue, lebih tentang
“nanti, kita akan bersama didalam satu perahu ditengah laut. Kamu tau, disana mungkin lautnya tenang membahagiakan, atau malah badai serta petir dan ikan-ikan buasnya. Perahu kita bocor, dan kita hampir mati tenggelam, kamu siap dengan semua itu? Berusaha bersama-sama agar kita sampai pada pulau tujuan kita berdua? Saling bahu membahu mengatasi kesulitan satu sama lain? Saling memotivasi ketika yang lain hampir berputus asa? Saling mendoakan untuk kebaikan bersama? Meninggalkan ego masing-masing demi suatu keputusan mufakat yang arahnya menuju pulau tujuan kita? Dan lain sebagainya. Tentang janji, komitmen, integritas, loyalitas, dalam menjalani prinsip hidup bersama. Tentang pondasi berumah tangga. Tentang kebahagiaan yang lebih mendasar. Tentang hati dan pikiran yang satu asa. Menuju kebahagiaan hakiki, surga.”


Ya, tentang semua itu. Dan tidak semudah yang kita bayangkan, untuk akhirnya bertemu dengan seseorang yang berkata “aku siap, apapun yang terjadi didepan sana, kita hadapi bersama.” Istikhorohlah jawabannya.

Musik? Just be wise!

#RepostDariBlogLama

Assalamualaikum tuips! *eh *kebiasaan :P
Halloow, apakabar semua! Udah lama ya nggak ngobrol disini. *maksudnya ngobrol apagitu selain autis tentang sebuah rasa :P #eeaah.
Baiklah, sekarang mau ngobrolin musik! Saya abis baca blog ini >> http://sagoeleuser5.wordpress.com/ daann.. makjleb! Penasaran? Mari kita bahas! :’D

Beberapa hari ini saya lagi suka dengerin musik. Biasanya sih, ya biasa aja. Gak suka, gak benci juga. Palingan jarang dengerin, dan emang nggak apdet juga. Tapi saya sih gak peduli, mau orang orang bilang selera musik saya rendah, lawas, atau apalah. Yang penting kan saya kece! *loh *dikeplak XD

Saya emang dengerin musik, based on kuping dan suasana hati aja. Kalo ditanya selera, lebih banyak dengerin qiroatus sab’ah sih *halah *dustaa XD lebih ke jazz, r n b, pop, musik klasik juga suka sih *yaitusihsemuanyaajanad lol. Nah saking suka semua, dan ga tau ini yang nyanyi siapa, sejarah kehidupannya gimana, yang penting enak dikuping dan sesuai dengan suasana hati saya, makanya saya jadi gatau apa-apa tentang musik. Ya dengerin aja.

Kalo lagi semangat, atau lagi males nyarinya ya, lagu lirik dan musik yang bikin semangat. Pun saat lagi jatuh cinta *eeaa. Kalo lagi patah hati, lebih suka baca Quran sih *asli *pencitraan XP

Okeh, bektudetopik. Musik, belakangan ini sedang saya nikmati. Sebelumnya? Hidup saya hampir tanpa musik. Ya, kadang kadang ada lah dengerin. Yang gak sengaja denger dlsb. Paling sehari ganyampe sejam dengerinnya. Kadang 10menit pun enggak. Nah, beberapa minggu ini, bisa berjam jam! Astagfirullooohh T.T kemudian, temen saya si @jihanhasby ngetwit sebuah link yang saya sebutkan diatas tadi. Saya kan kepo, eh pas pertama baca, kok sekilas ngomongin dalil. Tapi kok kece tulisannya. Gak berhenti dengan sekilas satu artikel, saya coba baca berkilas kilas artikel lainnya. *maksudnya beberapa artikel lain *bahasa alien banget deh Nad XD. Kok makin seruuuu~ akhirnya, sampailah saya pada satu artikel “titik rendah musik” ini saya coba bacanya gak sekilas. Saya baca, sampai habis! Wuoh! Baru baca pembukaannya aja, nih >>
Hadits ini betul-betul menohok saya. Diriwayatkan dari Abu Daud (4927): Lagu menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Deg! Kena banget.

Saya semakin tertarik. Perlahan saya baca. Sambil saya memikirkan efek setelah saya mendengarkan musik. Setelah terlalu lama mendengarkan musik biasanya saya jadi malas sekali beribadah sunah, pun wajib ikut keteteran. Entah, sebenarnya itu akibat dari musik atau memang keimanan saya yang lagi turun. Sesungguhnya, saya sudah pernah mendengar pun membaca beberapa dalil yang menerangkan musik itu tidak baik, dan blablabla. Tapi sungguh, saya baru tau bahwa efeknya menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Huft! Naudzubillahi min dzaliiik. Orang munafik itu, ya memang ada diantara orang iman. Dia juga mengerjakan ibadah wajib, serta sunah, bahkan! Tapi ya mau bagaimana, kalau selama ini beribadah, tanpa disadari, karena saya mendengarkan musik terlalu asik dan khidmat, benih benih kemunafikan itu tumbuh. Aaaaaaaaaaaaaa! Menyeramkan! T.T naudzubillahiindzalik ya Alloh.

Saya sudah pernah mencoba beberapa bulan hidup tanpa musik, dan memang sebenarnya kehidupan saya baik-baik saja tanpa musik. Jika sesekali terdengar, tanpa diresapi pun diacuhkan, musik menjadi tidak bermakna. Tapi, kalian pernah dengar, baca, atau nonton tentang pengkristalan molekul air yang dibacakan/diucapkan kalimat positif atau negatif? Ohiya, hal ini dibahas juga di blog tadi, blognya Bang Iqbal.

Pernah dengar Professor Masaru Emoto dari Jepang yang meneliti perubahan bentuk molekul air ketika dibacakan kalimat positif dan negatif? Molekul akan berubah menjadi bagus ketika dibacakan kalimat positif, dan sebaliknya. Teori sepertinya juga bisa menjelaskan kenapa kita dilarang bego-bego-in anak kecil (mengatakan “bego lu!” atau semacamnya ke anak kecil), karena otak si kecil akan mengolahnya untuk menjadi seperti yang orang lain katakan. So watch out your mouth!

Tidak selesai sampai disana, kenyataannya memang banyak lagu-yang-bahkan-pendengarnya tidak peduli apa artinya. Suka musiknya, maka mari dengarkan. Saya termasuk orang yang sangat pemilih terhadap lirik musik. Saya mungkin tidak punya selera yang bagus dalam bermusik, tapi setidaknya saya sangat memilih lirik-lirik berkualitas, yang setidaknya berefek baik bagi tubuh saya. Yap, berdasarkan riset tersebut, maka saya menjadi pemilih, pemilih terhadap lirik musik.

Kemudian. Beberapa dalil (dari blog nya Bang Iqbal) yang lagi-lagi menerangkan tentang titik rendahnya musik:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS Luqman 6-7)

Perut yang dipenuhi nanah busuk itu lebih baik daripada dipenuhi syair (Muslim 2257).

Pernah denger berita seseorang menusuk anaknya 11 kali lalu membunuh istri dan putrinya akibat setelah mendengarkan lagunya Eminem? Saya pernah membacanya. Dan saya membaca berita itu lagi di blog nya Bang Iqbal.

So, Nadya.. hidup adalah pilihan. Pilih-pilih musik yang baik. Yah, mungkin saya akan menjadi sangat pemilih sekarang, juga harus harus harus mengurangi intensitasnya. Pilihlah yang benar. Pilihlah yang tidak bertentangan dengan QHJ. Bismillah! Niati perjuangan, dan keep jokam!

Click

Terinspirasi dari notes temen saya, Mas Aulia. Saya jadi tertarik memperbincangkan kata 'click' ini.
Kemudian, didedikasikan kepada pembaca setia yang telah lama menunggu tulisan-tulisan segar saya di facebook, maaf belakangan saya lebih mengapresiasikan tulisan saya pada blog pribadi. :) << sok banget *keplak
Oke, nikmatilah ini..

Click?
Apa itu? bisa dijelaskan lebih terperinci? bagi saya mungkin tidak.
Tapi menurut Mas Aul, click itu terbagi dua, ada yang rasional, dan irrasional. Click rasional adalah titik temu antara prasyarat yang diinginkan seseorang atas pasangannya, dengan keadaan yang sebenarnya pada diri orang lain.
Ribet? hehe..
baiklah, saya berikan contoh: Ketika A menginginkan jodohnya nanti adalah seorang yang sholeh, ganteng, kaya, cerdas dlsb. Kemudian dia bertemu dengan B yang notabenenya memiliki kriteria tersebut, maka terjadilah click atas A pada B. Inilah yang mas Aul maksud dengan click rasional.

Kemudian click irrasional, ini bagian yang seru menurut saya, semacam kimia yang keluar namun tidak dapat dipaksakan. Semacam perasaan membuncah yang tidak ada tolak ukurnya. Ya, hanya berbunga bunga saja ketika dihadapkan pada situasi (yang terlihat biasa) yang terjadi dengan objek yang jelas dan tunggal.
Contoh?
Oke.. Seperti ketika A berhadapan dengan B, kemudian B mengucapkan salam "Assalamualaikum" lalu A bahagia, tersenyum seharian penuh. Bersemangat seharian penuh.
Kenapa? Entahlah. Perasaan membuncah, berbunga bunga, tidak tahu asal usulnya. Inilah click irrrasional. Tak ada barometer yang jelas akan hal ini.

Masih menyimak?
Baiklah, kita teruskan.
Kemudian rasa 'click irrasional' bagi setiap orang adalah berbeda dalam hal memprioritaskannya. Ada yang berpikir bahwa rasa itu adalah penting, ada pula yang tidak terlalu memikirkannya.
Bagi yang tidak memikirkannya, mereka hanya berkiblat pada prasyarat yang mereka ajukan. Ketika cocok dengan kriteria yang dimaksud, maka 'click' lalu menikah.
Ada yang berpikiran bahwa 'click irrasional' dapat tumbuh seiring berjalannya waktu. Tumbuh dengan dipacu oleh keadaan yang mau tidak mau harus bersama dalam suka dan duka.
Ada pula yang terbentur oleh faktor usia, keluarga, dan lain sebagainya seperti yang telah dijelaskan oleh Mas Aul, pada note-nya.

Seperti mas Aul, bagi saya pribadi rasa 'click irrasional' adalah prioritas. Namun, rasa 'click irrasional' berpotensi ada, ketika telah melewati fase 'click rasional'.
Seperti ini, saya menginginkan jodoh saya adalah seseorang yang memiliki kriteria satu, dua, tiga kemudian saya bertemu dengan lelaki yang satu, dua, tiga maka potensi 'click irrasional' muncul. Hampir sama dengan mas Aul, ada proses 'seleksi tidak langsung' dalam otak saya ketika didekati lawan jenis.
Bukan berarti hal tersebut menjadikan saya sangat pemilih, tidak. Bagi saya, itu hanya sebuah naluri kemanusiaan, menginginkan yang baik untuk sekali seumur hidup, bukan begitu?

Maka, dengan sadar dan dengan sengaja, saya menutup pintu hati saya atas rasa 'click irrasional' kepada orang-orang yang tidak memenuhi kriteria khusus saya. Ini seperti tersistem, dan baiknya memang seperti ini menurut saya, ya kan? Ya dooong

Diluar daripada itu semua, rasa click irrasional tadi, tidak mutlak menjadi syarat apabila seluruh kriteria terpenuhi dan telah melewati fase click rasional, maka barulah tercipta click irrasional, tidak juga.
Manusia tidak ada yang sempurna, benar? ketika A bertemu si B yang terpenuhi kriterianya, ada juga kemungkinan tidak terjadi kimia/click irrasional. Namun, ketika A bertemu dengan si C yang tidak terpenuhi seluruh kriterianya, A malah merasakan kimia atas C.
Mungkin? Mungkin.
Lalu bagaimana?
Istikhorohlah..
Bingung? hehe saya juga.

Ribet ya bacanya? Intinya, nyamankanlah cara kita untuk menentukan komitmen yang kita harap sekali seumur hidup itu. Dan apapun treatment yang kita gunakan saat menunggu atau untuk menemukan pasangan kita menuju komitmen dalam hidup bersama tersebut, baik itu tidak dengan cara 'click' sama sekali, atau sama seperti saya, atau dengan cara apapun itu, tetaplah kembalikan pilihan kita dengan meminta petunjuk dariNya.
Inilah cara terampuh untuk meminta petunjuk.

Istikhoroh itu mendekatkan yang baik dan menjauhkan yang buruk atas kalian.

Bagi saya pribadi, Istikhorohlah cara saya untuk menghilangkan rasa click yang tidak pada tempatnya.
Bagaimana bisa? ya, bisa saja kan, kita 'click' dengan seseorang, yang mungkin tidakbsesuai harapan atau cita-cita kita..
Istikhoroh tempat saya meminta untuk menghilangkan kimia pada laki-laki yang bukan jodoh saya, dan hanya mengharap dengan sangat atas rasa 'click irrasional' tersebut hanya dikhususkan pada laki-laki yang nantinya berjodoh dengan saya.

Karena, Yang Maha Pembuat kejadian, hati, kimia, 'click irrasional', Maha Mengetahui, mana yang terbaik untuk hambaNya.
Pasrahkanlah perjuangkanlah dengan selalu meminta RidhoNya.. :')

Note Facebook 21-4-2012

Cinta

Perasaan abstrak ini mungkin sama seperti sebelum-sebelumnya.

Namun tetaplah itu hanya sebuah kemungkinan, karena tetaplah saya tidak dapat memperhitungkannya, tetaplah saya tidak dapat menganalisanya.

Tak ada tolak ukur yang jelas atas perasaan tersebut. Kemudian, apa yang membuatnya jadi berbeda? Caranya, subjeknya, kejadiannya, waktunya, pengharapannya, do'anya, ya.. semua hal tersebut menjadikan ceritanya berbeda. Rasanya berbeda. Harunya berbeda. Khidmatnya berbeda. Bahkan, kalo saya boleh lebay, saya mau bilang, rasanya denyut nadinya pun menjadi berbeda. Hehee..

Tahun demi tahun, bulan demi bulan, bahkan detik demi detik setiap orang melakukan perjalanan hidupnya. Menjadi cerita baru ataupun meneruskan cerita hidup, hanya tergantung daripada paradigma yang diambil oleh individu masing-masing. Hanya pengharapannya saja yang perlu dipertahankan, menjadi lebih baik, terus lebih baik, dengan cara yang baik, sehingga mendapatkan ganjaran yang baik dari Yang Maha Pencipta Segala.

Setiap orang sukses memiliki masa lalu, pun setiap orang gagal tetap memiliki masa depan. Pilihan ada ditangan kita, untuk memilih. Masa lalu ada untuk menjadikan kita lebih bijak daripada sebelumnya, dan masa depan ada untuk segala pengharapan Hebat.

Maka hidup dimasa kini dengan seimbang, waspada dan siap dimasa sekarang, membuat perencanaan dan melakukan sesuatu untuk masa depan dengan belajar atas masa lalu adalah pilihan tepat. Kemudian, atas pengharapan yang hebat diatas, ketidaksempurnaan membatasi. Kekurangan atas diri mengganggu, rasa membutuhkan orang lain semakin besar. terbesit pertanyaan siapa yang nantinya akan membantu, siapa yang nantinya akan menemani, dan siapa nantinya yang akan melengkapi adalah sebuah awal dari pengharapan besar atas hidup. Atas kesempurnaan terjaganya agama. Atas ibadah yang suci dengan keputusan menjalani kehidupan bersama, membuat keluarga sakinah mawadah warohmah. Indah..

Dan suatu saat, masa itu datang. Waktu yang tepat nan indah. Cara yang manis lagi benar. Membuat haru dan bersyukur penuh atasnya.

Rasa yang ditunggu-tunggu setiap insan, rasa yang dimiliki sang Kholik, rasa cinta yang putih, yang dianjurkan atasnya supaya mencintai seseorang dengan rasa mukhlis lillahi ta'ala..

Dan aku menanti rasa itu, sebuah rasa atas segala doa.
Sebuah rasa yang menyimpan kompleksitas didalamnya.
Sebuah rasa yang menjadi awal perjuangan untuk bersama mencari jalannya surga.
Sebuah rasa atas segala luapan rindu kepada yang memiliki tulang rusuk.

Sebuah rasa, atas cinta yang mudah-mudahan selalu karena Alloh untukmu,
Lelakiku...

- Note Facebook 21-4-2012

Sahabat?

Tak cukup sebagai manusia yang individualis, setiap nyawa sejatinya membutuhkan orang lain. Memiliki kebutuhan bersosial. Tertakdir menjadi makhluk sosialis.

Interaksi diantara dua atau lebih manusia, membuat perasaan yang kuat antara satu dengan yang lain. Tidak, saya tidak akan berbicara tentang Cinta layaknya suami istri. Saya berbicara tentang perasaan kuat diantara anda dengan seseorang, yang mungkin secara langsung, maupun tidak, anda anggap sebagai, sahabat..

Dari semua hal baik, sepele, namun tanpa pamrih yang seseorang lakukan, beberapa orang belajar, tentang sebuah ketulusan. Tentang sesuatu yang dilakukan tanpa pamrih. Mungkin ada begitu banyak teman yang mereka punya, teman yang begitu dekat sekalipun. Namun hanya beberapa yang sebenarnya mereka tau pasti, bahwa orang orang tersebut, tulus. Tanpa pamrih.

ada kalanya mudah saja bagi beberapa orang, untuk menjabatkan predikat sahabat kepada orang lain. Dengan loyalitas dan rasa persaudaraan yang tinggi, mereka menganggap orang-orang tersebut, adalah orang-orang terbaik mereka. Hingga beberapa orang akhirnya terlalu banyak mengalami kejadian pahit. Yang membuat mereka belajar. Orang-orang tersebut tidak seperti yang mereka pikirkan. Beberapa dari orang orang tersebut, bahkan lebih menyakitkan dari seseorang yang membenci mereka. Mungkin beberapa orang pun tidak tulus juga, berharap orang orang tersebut seperti mereka. Beberapa orang tau. Tapi apakah saya tau rasanya patah? Ketika mencintai seseorang yang ternyata ditakdirkan untuk menggoreskan luka dihati saya?

Lalu tersadar, bahwa sahabat, tidak bisa dijabatkan. Tidak dapat direncanakan. Tidak perlu ditunjukkan. Tidak perlu diharapkan. Bahkan tidak butuh diijabkan untuk mengetahui bahwa mereka sah, menjadi sepasang sahabat. Tidak. Sehingga perasaan yang tertuang begitu halus, terbentuk dari ketulusan. Dari sebuah kecocokkan tanpa pamrih.

Tanpa sadar, beberapa orang mulai menarik diri dari mereka yang, dia pikir, mereka adalah seorang sahabat. Namun, tidak. Beberapa orang memutuskan berhenti mencintai mereka. Ya, beberapa orang menjadi egois. Beberapa orang hanya memikirkan keutuhan hatinya. Beberapa orang hanya tidak ingin hatinya digores-gores luka sesuka mereka.

Seharusnya sahabat memaafkan kesalahan sahabatnya.

Terlambat, beberapa orang sudah sampai pada suatu keputusan.

Tidak ada kata terlambat dalam permintaan maaf, terlebihbuntuk sahabat.

Tidak terlambat, beberapa orang pun memaafkan. Dan beberapa orang tersebut juga meminta maaf, bahwa hatinya sudah terlalu rapuh, untuk harus kuat menjadi seseorang yang menyayangi seseorang yang mungkin tidak menyayanginya.

Beberapa orang berjanji akan tetap menjadi baik. Tetap menjadi dia yang mereka tahu, kebaikkannya, ketulusannya, keceriannya. Tapi tidak pada hatinyavyang beku. Tidak untuk semua rasa tulus yang dia miliki.

Beberapa orang hanya berusaha menjadi manusia yang baik sesuai tuntunan kepada mereka yang membuat hati patah.

Beberapa orang percaya, ketulusan akan mengalir dan bermuara pada suatu ketulusan. Buih ketulusan-ketulusan telah menantinya dihulu. Dan mereka akan bertemu, pada saat yang tidak diduga, tidak direncanakan, tidak dibatasi ego dan keperluan.

Mereka membaur, berarak, bercampur, beriak, alami dan membahagiakan.

Tadi Siang

Pepatah, kembang gula-kah? Seplastik manisan? Atau semangkuk es Dawet Ayu? Tidak. Setidaknya, tidak bagi aku. Bagi kami. Pemikiran yang dalam, kesimpulan yang singkat namun padat arti.

Lagi, pepatah bukan hanya segelintir kalimat manis yang kemudian diniatkan untuk menambah semangat pembacanya. Lebih dalam, kalimatnya diramu dari pengalaman pahit. Sepahit jamu yang kemudian menyehatkan. Pun kebijakan, ia bukan hanya tetiba turun dari langit dan menjadikan seseorang bijak. Butuh jatuh yang teramat sakit. Terpuruk hingga hampir habis nafas. Hingga akhirnya bisa merasa manisnya berenang-renang ketepian. Mungkin hal ini yang menjadikan kami cocok, begitu cocok membicarakan segala hal dengan dalam. Iya, aku dan Mbak Murti. Mungkin orang terheran-heran melihat kedekatan kami, yang, yah, bisa kubilang terlalu dekat. Namun, tidak juga berlebihan, kami hanya membicarakan, apapun saat jam makan siang. Membicarakannya lebih dalam, jauh hingga ke sari-sarinya. Menebak-nebak, menggunakan logika berpikir secara penuh, berhati-hati dalam spekulasi, mengumpulkan data dan bukti hingga berani berargumen. Aku menikmati waktu-waktu tersebut. Kami bukan detektif. Kami hanya penasaran dengan segala hal. Kami hanya selalu mencari jawaban atas tingkah laku atau setiap kejadian. Mungkin kami gila. Ah, tidak juga. Kami hanya terus mengasah logika berpikir kami. Menyambungkannya kepada data-data yang terlihat. Bersyukur. Meresapi keindahan islam, didalam setiap kejadian. Aku, saat ini menuju usia 23. Dan dia, terpaut 8-10 tahun diatasku. Tidak tau pastinya, karena dia tidak pernah memberitahuku. Dan aku tak berani pula menanyakannya. Takut tersinggung. Sepele. Tapi menjaga hati lebih baik, bukan? J

Hari-hari kami biasa, bercanda tawa, mengejek diri sendiri, mengolok satu sama lain, melakukan pembenaran, kemudian menyadari kesalahan. Menarik saja buatku. Berbincang dengannya terasa tak pernah membosankan, karena terlalu banyak hal yang bisa aku ambil. Terlalu banyak yang bisa aku share. Terlalu banyak hal yang aku dapati saripati-nya. Selain usianya yang begitu jauh, wawasannya yang luas, pengetahuannya tentang sastra, filsafat, dan islam, membuat kami menjadi satu paket yang kalau sudah nyerocos, tak bisa berhenti. Tentang, film, buku, syariat, kelakuan temanku, temannya, pengalaman hidupnya, pengalaman hidupku, cerita remeh temeh di departmentnya, di departmentku, banyak! Seru sekali. Belakangan, dia menjadi begitu ekspresif, entah aku yang baru tahu, atau dia yang terpengaruh gaya bercerita aku. Kami menikmatinya.

Agak mengerikan mungkin, tapi sungguh, kami berdua normal. Hahahaha. Kami normal, dan bercita-cita menikah secepatnya, menjadi wanita sholihah yang melayani suami dan fokus menjadi mentor anak-anak, kuliah hingga S2, wisuda saat hamil anak kedua, menjadi perempuan cerdas yang diniatkan untuk memajukan peradaban. Haha! Mimpi kami tinggi tapi belum ada yang kami capai. Kami senang bermimpi. Kami senang berpikir.

Dari Mbak Murti, aku menemukan pepatah-pepatah hidup, kebijakan-kebijakan, pemikiran yang dalam dan berarti, disamping karena aku mulai menjalani hobi membaca-ku dengan giat lagi tentunya, tapi setiap apa yang aku baca, selalu aku bahas dan aku pertanyakan dengannya. Jarak usia yang begitu jauh, nyatanya tidak membuatku nampak seperti anak kecil yang merengek kepada induknya. Kami terlihat seperti satu tim. Saling bekerja sama dalam menyimpulkan sesuatu. Terlebih, dia tidak menganggapku anak kecil. Kami setara, pun pemikiran kami saling melengkapi. Aku tersanjung. Aku menikmati alur cerita persahabatan kami. Kami berbeda, ya, aku islam, dengan fanatisme yang kuat kepada satu yang kuyakini, pun dia. Namun kami saling menghargai, menghormati keislaman kami masing-masing.

Beberapa hari ini kami sedang asik membicarakan Dewi Lestari, tentang bahasa sastranya, plantanismenya, juga para kaum feminisme, para kapitalis, sejarah Hari Kartini, hahaa iya, agak berat, tapi aku suka!

Tadi siang, aku ditraktir Burger King dengan Voucher MAP. Kami sudah janjian, akhir Bulan yang tragis ini mau makan enak dengan gratisan. Yah, akhirnya biaya makan siang kami mencapai 100k lebih disaat krisis. Hahaa. Akan aku bayar traktiran ini, Mbak. Ingat itu! Hehehehehh. Pembicaraan kami siang tadi tentang Black Swan, dan kaum feminism. Seru! X’D

Isi Kepala session 1

Saat itu saya juga pernah berpikir bahwa, apa sih orang-orang ini, terlalu mengejar dunia. Kepada mereka yang mengaji Al-quran dan Alhadist secara berjamaah namun, sangat giat mencari dunia. Well, hal ini sangatlah lumrah bagi saya yang tiga tahun terpenjara suci dalam sebuah lingkungan yang biasa disebut dengan pesantren. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk membentuk pribadi, pola pikir, karakter, attitude dan mengisi kekosongan ilmu pastinya. Banyak sekali manfaat yang saya dapat, dimana anak-anak lain seusia saya yang diluar lingkungan pesantren tersebut gak akan pernah dapatkan apa yang sudah saya dapat disini.

Pertama, mungkin saya akan bercerita sedikit tentang diri saya waktu masih duduk dibangku SMP. Saya bersekolah di SMPN 2 Depok. SMP Negeri favorit Depok. Yang ujian masuknya aja, katakanlah ‘naujubileh’. Anak-anak usia pelajar begitu membludak di Depok. Sekolahnya terbatas. Jadilah,sekolah favorit adalah ajang adu otak dari sekian ribu pendaftar. Disana saya hanya sebatas butiran debu *halah* :P yes, gak terkenal sama sekali. Yah, hanya cukup aktif, dikelas. Ikut organisasi pengurus kelas gitu maksudnya? Haha! masuk 10 besar di tiap semester, tapi bukan apa-apa. Bukan siapa-siapa. Minder. Kuper-kurang pergaulan. Introvert. Pulang sekolah langsung pulang gapake nongkrong. Tertib. Taat peraturan sekolah, takut sih lebih tepatnya.hehehek. Tergolong anak yang sangat pintar, tidak. Jauh malah. Tergolong anak yang banyak prestasi juga tidak. Boro-boro berprestasi, ikut lomba pun gak pernah. Hanya anak-anak yang prestasinya masih terbilang lumayan, jika diantara 43-45 orang siswa dikelasnya. Saya lulus, tidak meninggalkan apa-apa. Bekas setitik penghargaan pun untuk SMP saya. Saya lulus, ya lulus saja, sudah. Punya beberapa teman akrab, tergantung kelasnya. Setiap semester kelas berubah. Setiap semester pula teman dekat saya berubah.

Kemudian, Gadingmangu, Jombang. Pesantren itu. Yang memberikan banyak manfaat untuk saya. Saya anak baru. Telat daftar. Baru masuk sekolah setelah sekolah sudah 2 minggu berjalan. Mudah saja saya menjadi terkenal, karena saya anak baru. Singkat cerita, saya aktif dikelas, saya berprestasi, saya pernah mendapat peringkat pertama. Senangnya bukan kepalang! Saya mulai aktif di organisasi. Saya sering ikut lomba. Saya menang lomba Mading, lomba debat antar kelas. Teman-teman saya orang-orang ‘keren’ pula. Saya …, dengan seluruh kerendahan hati saya, persilahkan saya mengatakan, saya pernah menjadi ‘bintang’ di SMA. Gak kenal saya? Wah, anda kurang gaul, bung. Hahahahaha. #okeskip.bukan itu pointnya, pointnya adalah pesantren sangat banyak membentuk pribadi, karakter, pola pikir, paradigma, keimanan saya sampai saat ini. Sangat bermanfaat, lebih dari sekedar menjadi ‘bintang’ saya banyak sekali belajar tentang kehidupan disana. .

Sekarang saya suka mencoba mengerti kenapa orang tersebut bersikap A, padahal menurut saya sebaiknya B ternyata karena latar belakang kepribadian, pola pikirnya. Saya mulai bisa menimbang-nimbang, apa yang akan dilakukan si introvert atau si extrovert kalau ada kejadian seperti ini. Karena saya pernah mengalami dua kepribadian tersebut. Apa yang akan dipikirkan oleh si ‘butiran debu’ dan si ‘bintang sekolah’ jika ada dalam posisi ini. Saya meraba-raba. Merasa tahu, walaupun mungkin tidak selalu tepat. Tapi saya merasa diri ini menjadi kaya karena semasa hidup saya pernah melewati dua fase tersebut. Saya akhirnya juga mengerti, kenapa orang-oranag jaman sekarang menganggap kesalahan besar, menjadi kecil. Atau sebaliknya, kesalahan kecil, menjadi sangat besar. Karena saya pernah tinggal di dua atmosfer yang berbeda, didalam pondok dan diluar pondok. Didalam, kesemua hal mengenai dosa menjadi terlihat sangat besar dan memalukan, amalan kecil menjadi terlihat besar, dan sekarang (diluar pondok) amalan besar pun, malah terlihat remeh. Memakai kerudung menutupi dada, contoh mudahnya. Itu amalan wajib. Tapi kemudian begitu remeh disini. Dikota saya sekarang tinggal. Dulu, jangankan remeh, menyelempangkan sedikit saja kain kerudung anda, anda akan di cap negative oleh hamper seluruh penghuni ponpes. Kejam sekali. Kemudian sekarang tinggal di luar pesantren, saya mengerti fenomena serta sebab-akibat yang terjadi di sekitar saya. Saya tidak mengklaim diri saya lebih tau dan lebih hebat. Saya hanya merasa, paradigma saya menjadi luas. Toleransi saya menjadi lebih besar, terhadap kesalahan, kesalahan setiap orang. Mereka punya alasan dan latar belakang kenapa mereka melakukan hal tersebut. Kesalahan tersebut tidak benar, bukan berarti saya membenarkan kesalahan tersebut, tetapi saya mulai bisa mengerti sebab apa orang-orang melakukan kesalahan atau tindak tanduk seperti itu, seperti itu. Dulu, mungkin hitam tetaplah hitam, putih tetaplah putih. Karena lingkungan mendukung untuk tetap menghitamkan si hitam. Dan memutihkan si putih. Sekarang, semua abu-abu. Ke-idealisme-an saya dahulu, dan (menurut saya) kekolot-an saya tentang cara berpikir dari doktrin-doktrin yang setiap hari diberikan mengenai akhirot lebih penting, (yang bahkan benar-benar menyepelekan urusan dunia, sekolah contohnya) membuat saya semakin antipati tentang semua hal yang berbau ‘mengejar dunia’. Seseram itu? Iya. Sesering itu di doktrin, bahkan di praktekkan, bahwa dunia tak lebih dari sebelah sayap nyamuk? Iya. Ada beberapa guru yang masih netral dan masih memberikan semangat bahwa dunia its still important, hey dude. How can you exist in this era, if you just doing nothing for your self. For this life. Yang mana kita tinggal, berteduh, menumpang di sini (dunia) untuk menabung amal agar bahagia di akhirot nanti. Dan menabung amal, butuh uang. Butuh potensi. Butuh ‘kecerdasan dunia’ untuk memperjuangkannya.

Kuliah, bekerja, saya semakin tumbuh. Semakin dewasa. Saya belajar lagi bahwa hidup, tidak selalu hitam dan tidak selalu putih. Tidak berarti saya membenarkan si hitam dan menyalahkan si putih. Tapi ketika hitam, maka mungkin sekali menjadi putih. Dan ketika putih, bukan tidak mungkin juga tanpa kecacatan si hitam. Dunia punya rahasia tentang pribadi setiap mahkluk yang tinggal di dalamnya. Saat ini anda berdosa, besok anda meleburnya dengan beristigfar. Sekarang anda beramal sholih sangat besar, besok lebur karena membicarakan orang lain. Ya, akhirnya dunia sekompleks itu. Serumit itu. Tidak semudah, anda berdosa karena anda blablabla. Anda termasuk golongan orang-orang shalih karena anda beramal blablabla. Tidak. Anda tidak mungkin tau amal dan dosa seseorang. Malaikatpun tidak memiliki garansi bahwa hitungannya akan tepat. Ada faktor hati, yang bisa membuat seseorang sombong dan berharap pujian. Atau tulus, mengharap ridhonya saja. Ada hati yang benar-benar bertaubat lagi takut. Dan karena hati pula, yang bertaubat demi mendapat ampunan-sejenak, dan berniat melakukannya kembali, karena menghapus dosanya sangatlah mudah. Manusia bisa saja menilaimu sangat baik, malaikat bisa saja kau tipu, tapi Alloh tak bisa kau curangi. Hati, hanya dia yang mengerti. Hati-hatilah terhadap hati. ia begitu cepat berubahnya, lebih cepat daripada air yang dimasak hingga mendidih.

Pemikiran kolot mengenai ‘mengejar dunia’ pun berubah. Dialah Papa yang terus mengajarkan aku tentang kehidupan. Bersyukur dengan sangat kepada Alloh, ditakdirkan menjadi seorang anak perempuan dari Bapak Irvaizal. Beliau mungkin tidak meninggalkan harta yang seberapa untuk anak-anaknya, beliau mungkin tidak menjanjikan kemewahan hidup untuk dijalani kemarin, saat ini dan nanti, tapi beliau mengajarkan aku tentang hidup. Tentang keseimbangan hidup. Tentang mengantisipasi hidup. Tentang menjalani kehidupan. Tentang bersyukur atas apa saja yang disajikan oleh kehidupan. Satu pesannya, “setiap orang punya jalur perjuangannya masing-masing. Tidak bisa si paspasan yang banyak ilmu menyuruh si kaya supaya terus mengaji yang sangat rajin diatas rata-rata orang sekitar, seperti si miskin. Si kaya mungkin Alloh kodar waktu longgarnya sedikit, tapi ia mampu bershodakoh yang besar, ya lakukan saja. Itu termasuk jalan perjuangan juga. Tidak bisa si pendiam menyuruh si aktif terus mengaji mengikuti peraturan yang ada, karena si aktif punya jalur perjuangan lain yakni membuat acara-acara yang ditujukan utk melestarikan Quran Hadist. Tapi tetap, dengan sesuai syariatnya. Sesuai perijinannya. System yang sudah ada tidak bisa dilanggar, tapi bisa disesuaikan dengan objek yang menjadi bagian dari system. Si kurang pintar tidak bisa menyuruh si pintar untuk melakukan sesuatu yang dibawah kualitas pemikirannya. Justru si pintar punya jalur perjuangan dari cara berpikirnya. Agama membutuhkannya. Semuanya, memiliki jalan perjuangannya masing-masing, amalan andalan masing-masing, termasuk kesalahan masing masing. Maka seimbanglah dunia. Seimbanglah jalan perjuangan. Seimbanglah kesalahan dengan amal baik. Seimbanglah kecerdasan dengan ke-kurang cerdas-an. Seimbanglah si kaya dengan si paspasan. Atmosfer dunia seimbang. Sinerjikan harmoni. Hindarkan perbedaan, atau malah memaksa sebuah kesamaan yang sejatinya semua makhluk itu sudah dicetak berbeda dari Penciptanya.

Utang Mawar untuk isi Keranjang

Akumasih banyak utang cerita buat numpukkin Mawar di keranjang. Iya, aku tau aku sok sibuk. Makanya, aku mau minta maaf. Kayaknya aku perlu listing daftar tulisan yang aku harus tulis, sih. Biar gak lupa. Dan semoga sih selalu ‘ketampar’ waktu baca posting ini.

Aku belom nerusin holiday part 3. Yang di Anyer ituh. Jaman 2011 deh kalo gak salah. Oke, daripada menceracau terus terus, lebih baik kita listing sekarang. .

1. Holiday part 3
2. Cinta Pertama part 3
3. Exelence Apprentice
4. Mendadak Bandung – Goa Jepang, Belanda.
5. Bandung, Tangkuban Perahu
6. CAI Mahasiswa 2012
7. Ketika geng Jomblo kumpul!
8. Pembekalan siswa siswi Karawang 2013
9. Pembubaran sekaligus pembuatan Panitia baru di Ciawi
10. Di traktir anak Apprentice, Permanent!
11. XL Finance Harlem Shake
12. Report 1 – Presentation Session Apprenticeship
13. Food Combining :P:P:P
14. Perpisahan Ketua Kelas Batch 8, go abroad Taiwan! :’D
15. Listing buku-buku yang masih nganggur belom dibaca
16. Di Prospek temen kantor ikutan Pru(dential)
17. Pernikahan Teteh
18. Jenguk Angga – Jalan-jalan ke taman surga
19. Review buku Madre
20. Review buku Rectoverso
21. Review bukuUdah Putusin Aja - Felix Siauw
22. Mendadak pindah kos (Balik lagi kerumah ding)
23. Ah, masih banyak tapi aku lupa mau nulis apa ajah.
Yaudah deh, segini dulu aja. Itu aja belom tentu ketulis semua kan? Heuheu. Ampun lah, mudah-mudahan ada saatnya gak sibuk, dan bisa nulis itu semua. Aamiin. Jadi ini blog isinya gak curhat melulu *padahal tiap postingan ada sesi curhatnya* hheu. Maap :P

Bingung.

Dan, dia mulai kehilangan arah. Kebingungan dengan berbagai pendapat dan pandangan. Setiap kedewasaan memang dicoba pada berbagai tantangan. Setiap tantangan menyatakan bahwa seseorang tersebut, tumbuh. Dia hidup. Setiap hidup, dihadapkan dengan berbagai pilihan. Setiap pilihan menyediakan berbagai resiko untuk ditempuh. Tapi setiap manusia idealnya memiliki prinsip. Setiap prinsip seharusnya tidak bertentangan kepada Alquran dan Alhadits. Bahkan, setiap prinsip akan indah jika ikut mengembangkan kemajuan juga menjaga kelestarian Alquran dan Alhadits. Karena setiap manusia sejatinya memiliki hati. Untuk direnungkan rasanya. Setiap manusia memiliki akal, untuk dipikirkan baik buruknya. Setiap manusia memiliki pengalaman hidup, untuk dikecap sarinya.

Pergeseran paradigma tentang program pemuda-pemudi dalam memperjuangkan Quran Hadits kali ini mengusiknya. Keberadaan pemuda dalam pengembangan Quran Hadits seakan semu dan menjadi sesuatu yang biasa dan tidak wajib. Mereka bangga dengan absensi yang kosong karena sungkan untuk tetap mengikuti program tersebut. Atau mereka senang ketika mereka terlalu sibuk dengan aktivitas duniawinya sehingga mereka harus izin untuk tidak mengikuti kegiatan wajib sebagai pemuda yang mengerti Alquran dan Alhadits. Ada pula mereka yang berpendapat sudah seharusnya melakukan regenerasi tanpa tetap turut andil dalam kegiatan-kegiatan positif (yang bahkan sangat dibutuhkan oleh para generasi sebelum dan sesudahnya) yang mengajak pada kebaikan. Yang memiliki visi melestarikan Quran Hadits sampai batas usia yang diberikan olehNya.

Dia terdiam. Merenung.

Dia berpikir pelan pelan. Mencoba menjauh sebentar, melihat ke sekeliling. Membuka mata lebar-lebar. Berusaha melihat sesuatu dari segala sudutnya.

Dia lelah akan aktivitasnya sehari-hari. Namun, apakah itu pantas untuk dijadikan alasan agar tidak mengikuti program wajib pemuda-pemudi Quran Hadits? Iya, terkadang dia memang butuh izin, untuk istirahat sejenak. Tapi apakah hatinya bisa tenang, ketika izin tersebut adalah kepura-puraan?

Dia malu, karena usianya yang sudah terlampau jauh dengan teman-teman lainnya. Tapi apakah itu pantas untuk dijadikan alasan agar tidak turut serta membangun, menggerakkan, perkembangan Quran Hadits? Sementara dia masih mampu.

Apakah dia salah, ketika dia tetap ikut program wajib untuk pemuda pemudi yang mengimani Quran Hadits?

Apakah dia salah, ketika dia tetap ikut serta mengaktifkan kegiatan-kegiatan positif untuk menggerakkan pemuda agar senang belajar, bergaul, beraktivitas dalam lingkungan Quran Hadits?

Apakah salah ketika dia memiliki kesadaran diri yang tinggi untuk tetap ingin memajukan Quran Hadits. Tetap ingin beramal sholih. Tetap ingin mendapatkan pahala, karena dia berpikir dia memiliki jalan dan potensi dalam jalur tersebut?

Apakah semuanya salah? Atau mana bagian yang salah? Kenapa saya yang menjadi merasa bersalah? Ada apa ini sebenarnya. Saya bingung. Saya sedih.

Emerging Middle Class

Heyhoo~ Assalamualaikum warohmatullohi wabarokaatuh! Apakabaarr?

Eh, kamuh kamuh udah berapa lama gak practice English? Hah? Hah? Iyap! Udah-lama-banget. Sooo~ perkenankanlah saya-yang-mau-sok-sok-an pake English disinih. Terakhir, waktu masih menjabat sebagai IT Supplier Management staff, yang sering berhubungan dengan vendor asing. Jadi agak lumayan sering nulis dan ngomong pake bahasa asing ituh. Sekarang? Hello~ -_____-a

Accordingly, let me to write some English here, it would be so messy, maybe. But, how can you get more, when your effort is just so so. Ahaa! Just lets start. So, what do we talking about? exactly, about my self. Hahaa :P
No, its just a daily thingy. And hope it will give some benefits for others, especially for you, readers :’)

You know, what is classification of me and my friends, now? (My friends, according to my company, certainly). Or, another fresh graduaters with their first job and good salary, sometimes, even manytimes, make a blunder to spend lots of money just for socializing with friends, shop by blindly, and don’t have anyone but self to support their financial-wise. Yes, the people like them are belong to certain social class: Emerging Midlle Class.

So then, tell me, how is it like to finally make your own money? Amazing! Yeah.. I can feel that, dud.. :’D
Be gratefull (could I called), I still have a responsibility for my money. Eventhough, in sometimes doing crazy like a shopaholic. Then, slap in the face! Realize, this is wrong, regretfully.
Well, im not an angel, right? still a human with sins, and make something wrong and again, doing like crazy when impoverished, prematurely. HAHAHAA.

Oohh, so how about you, dears? Do you ever feel the impact of this silly deeds?
Like in the half a world away (just called), my friends, mostly, spent their money, unwisely. Say it like hangout with friends almost all night along, check in all over the ‘nongkrong’ place around their kos-an or office or even Jawa Barat dan sekitarnya.

We are know, they (YOU) are young, got enough money to fulfill their (YOUR) live’s standards, got enough friends to spend it with, even just got a limited free time they (YOU) need, but it doesn’t matter, right? They (YOU) are can still be spoil (or, means: ruin) their lifestyle.

And, in the middle of the month, we have no money in the banks. No saving whatsoever. Where is your money, where is my money, h*ll yeah?! Initially you got a lot of money, yet you’re broke! Poooooooor you (me)! No, you just a rich, yet then you are falling into poverty. Dang!

Okay, inhale.. exhale.. be calm there. :P (of course, including me, dears).
From now on, please be discipline with your money. Take responsibility in using your money.
Your life is still long, but you never don’t know, what will happened in the future. Rather than you spend your money with no benefits thingy, better you start to make an invest for your future life. Like buy some gold, make some insurance, buy some stock, or buy something that can make your money growth. Be entrepreneur! If you wanna safe area, be investor! Don’t ask me, how the way it is, Ask google, please.. LOL XD kidding, you can ask me in private area, maybe :))

Plan your expense in monthly, even good in weekly. Make your maximal or minimal budget for. Record all your expenses. DON’T LOSE WHATSOEVER! Please, be honest for your life. Be discipline, dears.. or if you thought, “oh, think about my future is too early, Nad.. please, im still wanna entertain my self. This is my first own money that I made, Im worth to spend this for spoil my life..”

Teroreett teroreroreroreett~

OKAY, I’ll said, okay then.. :)))))

Well weell, I’ll offering you the other plan, how if you start to savings with one purpose, or some purposes, huh? Like holidaying abroad, join in Japanese language course, sewing courses, or painting courses, maybe? Traveling around Indonesia, nongkrong in some special place as you have as long for desire that place, or any special thing. With that purposes, you will spend your money, wisely.. Yaa, i hope soo.

So, have you decide, where you placed your money, anyway?

Think deeply, act wisely, dears..
*\( ^,^-)

Wish you luck! ;)

#Flashback: Pelatihan Manajemen Organisasi Kepemudaan 2012



Hai hai haaai! Assalamualaikum warohmatullohi wabarokaaatuh! Taraa~ kali ini aku mau share moment-moment lama yang udah numpuk di otak aku! Apa apa apaa? Ini niih Kamis-Jum'at, 15 s/d16 November 2012 yang laluu, aku ikut Pelatihan Manajemen Organisasi Kepemudaan yang diselenggarakan oleh FALMOP Kemenpora mewakili PP CAI. Acara ini diketuai oleh Mas Ridwan Ika Purwoko, selaku kakanya Yogo, ehsalah, selaku Ketua FALMOP juga. Well, ke-eksisannya bang Ridwan memang sudah dalam taraf Nasional, guys :))

#Iklan - Narsis lucu :">

Sebenernya ini acara apa siih? Pelatihan ini merupakan pelatihan dimaksudkan untuk memberikan wawasan dalam hal memimpin atau mengatur organisasi, juga untuk meningkatkan rasa nasionalisme Pemuda Indonesia yang dikhawatirkan terus menurun. Acara ini diikuti dari beberapa mahasiswa dan siswa pilihan dari beberapa kampus dan SMA. Acaranya diisi dengan beberapa seminar seru dengan pemateri yang kece, juga disediakan group discussion dan diakhiri dengan presentasi hasil pikiran dari diskusi pemuda. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang penting bagi kita khususnya sebagai generasi penerus baik bangsa, maupun agama yang nantinya akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dimasa depan, mau tidak mau, suka tidak suka.

Karena, saat ini disinyalir wawasan dan rasa cinta tanah air komponen bangsa mulai mengalami penurunan, seperti banyaknya KKN, bentrok, tawuran, pemakaian NARKOBA dikalangan remaja/pemuda, pergaulan bebas, keadaan ini jelas sangat mengkhawatirkan, karena bangsa ini kedepannya akan bertumpu pada pemuda-pemuda di masa ini. jika pemuda-pemuda semakin bobrok baik rasa nasionalismenya, bahkan moralnya, bagaimana nasib bangsa ini kedepan? Bangsa ini membutuhkan orang-orang profesional dengan integritas dan loyalitas yang tinggi demi membangun bangsa.

Oleh sebab itu, acara ini memberikan materi tentang pentingnya penggerakkan pemuda Indonesia sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam bangsa. Pemuda disarankan memiliki 4 N (Nilai, Knowledge, Networking dan Nekat) untuk menjadi pribadi yang unggul, yang dapat menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik untuk bangsa. Kemudian para peserta juga diinformasikan bagaimana strategi memperkuat peran pemuda, sehingga peserta yang ada dikelas dapat menularkan semangat, rasa nasionalismenya kepada lingkungan sekitar mereka dengan melalui 3 tahapan yaitu: penyadaran pemuda, pemberdayaan pemuda, dan pengembangan pemuda. 3 strategi untuk memperkuat peran pemuda tersebutlah yang menjadi tema diskusi kita malam itu. Peserta dibagi 3 kelompok dengan acak, dan masing-masing diberikan satu strategi, yang harus dipaparkan, arti, maksud, tujuan serta cara efektif melancarkan strategi memperkuat peran pemuda dalam kehidupan bangsa. Kemudian, peserta juga diberikan materi pembahasan mengenai 3 strategi perubahan, yakni proaktif, kreatif dan adaptif. Dengan 3 strategi tersebut diharapkan pemuda bisa membuat perubahan yang jauh lebih baik untuk bangsa Indonesia.

#iklan - Foto bersama Mba Titi :)

Betapa kita memiliki kekayaan alam yang melimpah dari laut maupun darat, entah itu hasil tambang, gas, minyak, hasil laut, letak geografis, pariwisata dan SDM, tetapi apa yang masih terjadi pada bangsa ini? Berdasarkan indikator sebuah Negara yang kaya atas hasil Sumber Dayanya seperti Indonesia ini, seharusnya kita dapat enjadi negara adidaya. Negara superpower dengan kemajuan yang pesat. Tapi kenyataannya? Bagaimana tentang Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kemiskinan, kesehatan, pengangguran di Indonesia? Ya, ada yang salah. Tentu saja ada yang salah, apakah itu? Tepat sekali, pengelolaannya. Bisa dianalogikan dengan harta, jika harta dikelola dengan baik, maka pemiliknya akan hidup makmur lagi sejahtera, jika pengelolaan harta itu buruk, maka hancurlah kehidupan si pemiliknya. Sumber daya yang ada di Indonesia adalah harta kita. Siapa lagi yang akan mengelolanya jika tidak ada kesadaran dari diri masing-masing untuk mengatur harta kita sendiri. Disinilah, peran pemuda dan rasa nasionalisme sangat dibutuhkan untuk menciptakan perubahan yang nyata bagi bangsa. Bangsa kita, yang kita jejaki tanahnya, kita minum airnya, kita hirup udaranya. Bayangkan jika tidak ada kesadaran pemuda untuk mencintai bangsanya, bukan tidak mungkin 20 tahun lagi bangsa ini sudah dimiliki oleh bangsa lain, yang tanahnya kita harus bayar mahal, airnya kita harus bayar mahal. Sangat menyeramkan membayangkan hal tersebut.

Pemuda, tidak takut malu untuk hal positif, be enterpreneur, lakukan apa yang kamu bisa lakukan untuk perubahan bangsa ke arah yang lebih baik sekecil apapun. Hal yang paling memalukan adalah bangga atas kekayaan orang tua, namun tidak dapat berbuat apa-apa demi kemajuan bangsa.

Pemuda, tulislah impian dan janji pada diri sendiri,konsistenlah terhadap janji tersebut, selipkan janjimu untuk berusaha menjadi agen perubahan bangsa dimanapun kalian berada. Dan jangan menjadi pengikut yang tidak memiliki alasan,

Okeeh, sekian sharing session kali ini, semoga bermanfaat teman-temaans dan tetap cinta Negri kita Indonesia! \^0^/

Foto Kamar asrama bersama peserta perempuan :)

Saripati Hidup

“Hidup telah menunjukkan dengan caranya sendiri bahwa aku senantiasa dipandu. Tak perlu tahu ke mana ini semua berakhir. ...” –Dee

Alloh sudah menetukan setiap kehidupan yang kita jalani, dan jika ditakdirkan baik, maka kita lah yang memulai dan menjalani sesuatu yang baik. Bersikaplah selalu baik, seakan-akan Alloh memang memilih kita untuk menjadi orang baik. Karena pilihan kita, dan apa yang kita telah lakukan, adalah apa yang Alloh tuliskan. Semangatlah seolah-olah tidak ada titik akhir demi mencapai kesuksesan, karena waktu, akan menyerah pada semangatmu, pada akhirnya. Berdo’alah seperti manusia yang terlunta-lunta tak memiliki apa-apa, karena sejatinya manusia memang bukanlah apa-apa, terlebih tanpa keimanan.

Karena kehidupan selalu pasang surut, bergelombang, angin sepoi-sepoi atau badai, hujan, gerimis, pelangi, tegarlah. Karena suatu saat matahari akan terbit, atau suatu saat senja akan menjadi sendu. Cukup meyakini, bahwa dengan berlaku baik bagi sesama, maupun kepadaNya, ada suatu Dzat Yang Maha Kuasa yang selalu mengawasi, memandu, membimbing setapak demi setapak jalan kehidupan seseorang. Tak peduli seberapa banyak hambaNya yang membutuhkanNya, Dia akan tetap setia menemani yang setia.

Pelajaran yang juga aku temukan ialah, menimbun kebahagiaan dikelak kemudian hari itu adalah dengan cara mengalah untuk kebaikan lebih banyak orang. Menekan ego dan kebahagiaan sendiri demi orang lain yang kau kasihi adalah cara menjalani hidup dengan penuh syukur. Kemudian, menerima, memaafkan semua hal yang ada dalam hidup adalah cara terbaik menjejaki kehidupan.

Tanpa perlu tau akan sampai pada batas akhir mana, teruslah menjadi pejuang, teruslah menang. Demi Tuhan, demi orang-orang yang kau kasihi, demi kehidupan. Tegaklah, bangun, berdiri, rasakan nikmatnya saripati hidup.

Silly at Office XD #Part1

Di suatu sore yang cerah, Temanku Mba Murti memforward email team IT:
Kemudian beliau mengajakku ikut dalam Pizza party tersebut:
Lalu beliau meminta ijin kepada pemangku adat, Mba Eva-yang-namanya-panjang-banget selaku Sekretaris IT Department:
Dan dibalas Mba Eva dengan singkat-padat-dan-jelas (dia memang ada dendam pribadi denganku HAHAHAHA XD):
Mba Murti melobi pemangku adat:
ROTFL IN THE AFTERNOON~ XD XD XD
ALHAMDULILLAH I DESERVE FOR LITTLE SWEET THINGS IN THIS WORLD. :'D

Hari ini aku ...

Hari ini makin berasa gaenak badannya. Rencana puasa jadi batal. Dopping vitamin C aku ketinggalan di kosan. Tapi Alhamdulillah, hari ini cukup banyak bersyukur karena serunya Zombie Invasion di kantor. Ditambah lagi snack-snack yang berulang tahun di hari ini. Sebenernya banyak banget cerita seru yang mau di share di blog. Tapi banyak banget cobaannya. Entah males, atau sibuk, yang jelas gak jadi-jadi terus mau nulis. Tentang apprentice yang udah banyak banget ceritanya. Tentang seminar-seminar yang aku ikutin. Tentang event-event keren yang terjadi di hidup aku. Tentang tantangan dan project-project baru. Hhhmmff. Sekarang, masih aku simpen baik-baik dulu dalam hati dan otak yah. Nanti, lain waktu, disaat semuanya tepat, aku bakal share satu persatu disini. *apeeu bangeett LOL

Mudah-mudahan otak dan hatinya masih menjaga semua keseruan hidup aku, jadi aku gak lupa buat share disini. Meninggalkan jejak masa muda untuk dibaca ulang suatu saat nanti :’)

Aku, belajar tentang Cinta..

Maka biarkanlah rindu berhenti pada titik ketakwaan. Sebagaimana air yang berhenti pada titik bekunya. Melewati rasa ingin dan tidak ingin. Melampaui batas suka dan tidak suka.

Sejatinya hati ini dibuat untuk takwa. Mencintai Sang Pemberi Cinta. Mentaati Sang Maha Pecinta.

Kemudian pelan-pelan kau rajut kebahagiaan.

Percayalah, kekuatan pada pertahanan nafsu adalah cinta. Penyerahan atas diri dan hati adalah cinta.

Menyerahlah. Karena takwa adalah cinta. Cinta adalah takwa. Berikanlah seluruh cinta pada Sang Maha Pecinta. Maka cinta, akan hadir disetiap perjuangan cinta. Akan indah, disepanjang perjalanan cinta.

Terima kasih atas pelajaran tentang cinta. Terima kasih telah mencintai Sang Pemberi Cinta.

Musik? just be wise..

Assalamualaikum tuips! *eh *kebiasaan :P
Halloow, apakabar semua! Udah lama ya nggak ngobrol disini. *maksudnya ngobrol apagitu selain autis tentang sebuah rasa :P #eeaah.
Baiklah, sekarang mau ngobrolin musik! Saya abis baca blog ini >> http://sagoeleuser5.wordpress.com/ daann.. makjleb! Penasaran? Mari kita bahas! :’D

Beberapa hari ini saya lagi suka dengerin musik. Biasanya sih, ya biasa aja. Gak suka, gak benci juga. Palingan jarang dengerin, dan emang nggak apdet juga. Tapi saya sih gak peduli, mau orang orang bilang selera musik saya rendah, lawas, atau apalah. Yang penting kan saya kece! *loh *dikeplak XD

Saya emang dengerin musik, based on kuping dan suasana hati aja. Kalo ditanya selera, lebih banyak dengerin qiroatus sab’ah sih *halah *dustaa XD lebih ke jazz, r n b, pop, musik klasik juga suka sih *yaitusihsemuanyaajanad lol. Nah saking suka semua, dan ga tau ini yang nyanyi siapa, sejarah kehidupannya gimana, yang penting enak dikuping dan sesuai dengan suasana hati saya, makanya saya jadi gatau apa-apa tentang musik. Ya dengerin aja.

Kalo lagi semangat, atau lagi males nyarinya ya, lagu lirik dan musik yang bikin semangat. Pun saat lagi jatuh cinta *eeaa. Kalo lagi patah hati, lebih suka baca Quran sih *asli *pencitraan XP

Okeh, bektudetopik. Musik, belakangan ini sedang saya nikmati. Sebelumnya? Hidup saya hampir tanpa musik. Ya, kadang kadang ada lah dengerin. Yang gak sengaja denger dlsb. Paling sehari ganyampe sejam dengerinnya. Kadang 10menit pun enggak. Nah, beberapa minggu ini, bisa berjam jam! Astagfirullooohh T.T kemudian, temen saya si @jihanhasby ngetwit sebuah link yang saya sebutkan diatas tadi. Saya kan kepo, eh pas pertama baca, kok sekilas ngomongin dalil. Tapi kok kece tulisannya. Gak berhenti dengan sekilas satu artikel, saya coba baca berkilas kilas artikel lainnya. *maksudnya beberapa artikel lain *bahasa alien banget deh Nad XD. Kok makin seruuuu~ akhirnya, sampailah saya pada satu artikel “titik rendah musik” ini saya coba bacanya gak sekilas. Saya baca, sampai habis! Wuoh! Baru baca pembukaannya aja, nih >>
Hadits ini betul-betul menohok saya. Diriwayatkan dari Abu Daud (4927): Lagu menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Deg! Kena banget.

Saya semakin tertarik. Perlahan saya baca. Sambil saya memikirkan efek setelah saya mendengarkan musik. Setelah terlalu lama mendengarkan musik biasanya saya jadi malas sekali beribadah sunah, pun wajib ikut keteteran. Entah, sebenarnya itu akibat dari musik atau memang keimanan saya yang lagi turun. Sesungguhnya, saya sudah pernah mendengar pun membaca beberapa dalil yang menerangkan musik itu tidak baik, dan blablabla. Tapi sungguh, saya baru tau bahwa efeknya menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Huft! Naudzubillahi min dzaliiik. Orang munafik itu, ya memang ada diantara orang iman. Dia juga mengerjakan ibadah wajib, serta sunah, bahkan! Tapi ya mau bagaimana, kalau selama ini beribadah, tanpa disadari, karena saya mendengarkan musik terlalu asik dan khidmat, benih benih kemunafikan itu tumbuh. Aaaaaaaaaaaaaa! Menyeramkan! T.T naudzubillahiindzalik ya Alloh.

Saya sudah pernah mencoba beberapa bulan hidup tanpa musik, dan memang sebenarnya kehidupan saya baik-baik saja tanpa musik. Jika sesekali terdengar, tanpa diresapi pun diacuhkan, musik menjadi tidak bermakna. Tapi, kalian pernah dengar, baca, atau nonton tentang pengkristalan molekul air yang dibacakan/diucapkan kalimat positif atau negatif? Ohiya, hal ini dibahas juga di blog tadi, blognya Bang Iqbal.

Pernah dengar Professor Masaru Emoto dari Jepang yang meneliti perubahan bentuk molekul air ketika dibacakan kalimat positif dan negatif? Molekul akan berubah menjadi bagus ketika dibacakan kalimat positif, dan sebaliknya. Teori sepertinya juga bisa menjelaskan kenapa kita dilarang bego-bego-in anak kecil (mengatakan “bego lu!” atau semacamnya ke anak kecil), karena otak si kecil akan mengolahnya untuk menjadi seperti yang orang lain katakan. So watch out your mouth!

Tidak selesai sampai disana, kenyataannya memang banyak lagu-yang-bahkan-pendengarnya tidak peduli apa artinya. Suka musiknya, maka mari dengarkan. Saya termasuk orang yang sangat pemilih terhadap lirik musik. Saya mungkin tidak punya selera yang bagus dalam bermusik, tapi setidaknya saya sangat memilih lirik-lirik berkualitas, yang setidaknya berefek baik bagi tubuh saya. Yap, berdasarkan riset tersebut, maka saya menjadi pemilih, pemilih terhadap lirik musik.

Kemudian. Beberapa dalil (dari blog nya Bang Iqbal) yang lagi-lagi menerangkan tentang titik rendahnya musik:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS Luqman 6-7)

Perut yang dipenuhi nanah busuk itu lebih baik daripada dipenuhi syair (Muslim 2257).

Pernah denger berita seseorang menusuk anaknya 11 kali lalu membunuh istri dan putrinya akibat setelah mendengarkan lagunya Eminem? Saya pernah membacanya. Dan saya membaca berita itu lagi di blog nya Bang Iqbal.

So, Nadya.. hidup adalah pilihan. Pilih-pilih musik yang baik. Yah, mungkin saya akan menjadi sangat pemilih sekarang, juga harus harus harus mengurangi intensitasnya. Pilihlah yang benar. Pilihlah yang tidak bertentangan dengan QHJ. Bismillah! Niati perjuangan, dan keep jokam!
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon