Hiu Hiu Kecil Kehidupan

Assalamualaikum..

Cerita ini mungkin sering kalian baca/denger yah. Tapi gak bosen-bosen bacanya, maka saya mau posting cerita dari tanah matahari terbit ini, mudah-mudahan bisa menginspirasi kita semua. :'D

Orang jepang sangat menyukai makanan berupa ikan segar yang didapat langsung dari laut di sekitar pantai. Tetapi akhir-akhir ini, karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat sehingga ikan-ikan susah di dapat di pinggir pantai.

Para nelayan harus melaut ke tengah lautan berhari-hari hingga dua atau tiga minggu untuk mendapatkan ikan. karena waktu melaut yang relatif lama, maka ketika sampai di darat ikan-ikan tersebut sudah tidak segar lagi bahkan setengah membusuk. Akhirnya ikan yang didapat tidak laku di jual di pasaran. Nelayan mengalami kerugian.

Kemudian nelayan berpikir bagaimana agar ikannya tetap segar ketika sampai di darat ? Nelayan membawa es ketika melaut dan mengawetkan ikannya dengan es. Sampai di darat ikannya terlihat segar tapi beku, Orang Jepang tidak suka ikan yang sudah dibekukan sehingga dijual harganya sangat murah. Nelayan masih mengalami kerugian.

Berikutnya, nelayan membawa bak air di dalam kapalnya. Ikan hasil tangkapan dimasukkan ke dalam bak tersebut agar tetap hidup. Sampai di darat ikannya masih hidup dan segar. Namun karena di dalam bak tersebut ikan hanya diam dan kurang gerak, maka rasa dagingnya tidak seenak dan selezat ikan segar yang langsung dari laut. Ikannya laku di jual, harganya masih murah. Nelayan mendapatkan sedikit keuntungan.

Para nelayan tidak cukup hanya dengan mendapatkan sedikit keuntungan, maka mereka berfikir lagi bagaimana caranya agar ikan yang didapatkan dari tengah laut tetap berasa segar seperti ikan yang berasal dari pesisir pantai. Hingga terpikirkan oleh mereka memasukkan hiu hiu kecil ke dalam bak airnya. Hiu hiu kecil tersebut akan memangsa ikan di dalam bak, sehingga ikan harus terus bergerak dan menghindar dari kejaran sang hiu hiu kecil agar tetap hidup dan selamat dari pemangsa. Karena selama di dalam bak ikan-ikan selalu bergerak, maka ketika sampai di darat ikan hasil tangkapannya di dapati masih hidup dan segar seperti ikan-ikan yang didapat dari pesisir pantai. Harga ikan menjadi semahal ikan segar dari pesisir pantai dan nelayannya mendapat keuntungan yang banyak.
Setiap perjalanan hidup itu gakmungkin mulus-mulus aja kaaan? Ada beberapa kerikil, atau malah ada banyak kerikil? Maka rubahlah segala sudut pandang negatif tentang sebuah kesulitan menjadi sebuah tantangan. Karena sudah pasti kita membutuhkan “hiu hiu kecil” dalam kehidupan kita untuk membuat kita terus bergerak, berpikir dan menyelesaikan tantangan tersebut sehingga membuat kita “berharga mahal”. Sadarilah bahwa “hiu hiu kecil” yang ada didalam kehidupan kita sejatinya akan memaksa kita untuk terus berkarya dan berkreasi yang menghantarkan kita menuju puncak tertinggi pencapaian kehidupan kita.

Sudah menyadari “hiu hiu kecil” didalam kehidupan kaliaan? :D

Semangat yah! :'D

Wassalamualaikum.

Pilih yang kedua.

Ketika anda memutuskan untuk melakukan suatu hal, kemudian secara tiba-tiba ada kesempatan lain yang mengakibatkan anda harus memilih untuk melakukan aksi yang pertama atau kedua, maka pilihlah yang kedua.

Karena jika anda serius dan yakin dengan keputusan anda yang pertama, anda tidak akan tergoda dengan pilihan yang kedua.

Ikhlas

Depok 20 Mei 2012. 14.28
Assalamualaikum aaall, langsung jaa yah nyerocosnya.. hihiih

Pada dasarnya setiap manusia hanya menginginkan ketenangan, atau lebih tepatnya kebahagiaan dalam hidupnya. Mungkin salah satu yang membuat hidup ini lebih tenang dan bahagia adalah memiliki uang. Ketika lapar, maka mereka tenang, karena ada sesuatu yang bisa dibeli kemudian dimakan. Ya, efek dari memiliki uang tersebut. Kemudian, adalagi yang dapat membuat kita tenang, Keimanan. Ketika manusia iman kepada Tuhannya, dan mempasrahkan segala sesuatunya kepada Yang Maha Tau, maka hidupnya terasa lebih tenang. Lebih bahagia. Kenapa? Karena ia tau ada suatu Dzat yang telah menggariskan hidupnya. Tapi, tetaplah manusia dituntut untuk selalu berusaha. Karena Alloh tidak akan merubah keadaan suatu Kaum apabila kaum tersebut tidak berusaha merubahnya. Yah, kurang lebih seperti itulah hadistnya.

Berusaha. Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkan/diharapkannya. Berusaha itu ada banyak macamnya, apa saja. Ada cara yang baik, yang buruk, yang mudah, yang sulit, banyak. Dan usaha yang diperbolehkan dalam Quran Hadist, ialah usaha yang baik, yang benar, yang sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah dibatasi, yang (mungkin) tidak menyakiti orang lain, yang tidak mengganggu hak orang lain, atau ada lagi? mungkin akan menjadi panjang bila kita definisikan lebih lanjut. Yang jelas, usaha tersebut benar secara Quran Hadist, maka usaha tsb diperbolehkan.

Selalu saja ada banyak hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan harapan kita. Karena kita bukaanlah pengatur atas segala hal disekeliling kita, atas diri kita pun, mungkin sebenarnya tidak juga, bagi saya. Kalau memang kembali pada dasar bahwa setiap detik yang dilakukan manusia sudah tertulis didalam lauhil mahfuds, 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Bagi saya pribadi, sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa mengapa ada "perubahan kodar yg lebih baik" ini pun, sesungguhnya telah tertulis disana. Seperti ini:
Kau dikodar A, kemudian kau dikodar berdoa, kemudian kau dikodar berusaha, kemudian kau dikodar merubah kodarmu atas usaha dan doamu, dan kau dikodar mendapatkan B, yang lebih baik. Bagaimana? ya, saya memag belum tau sih ini benar atau tidak, tapi setidaknya bagi saya pribadi, kalau memang kau dikodar baik, maka kau pun akan dikodar melakukan hal yang baik, sehingga kau dapat mencapai hal yang lebih baik.

Kenyataannya, tidak semua hal baik bagi orang lain, juga baik untuk dirimu atau sebaliknya. Benar? Benar. Ada aja kontroversi. Ada begitu banyak alasan versimu dan ada begitu banyak alasan versinya. Dan kemudian sispa yang benar, atau siapa yang salah, adalah sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan seharusnya. Selama keduanya baik secara quran hadits, maka kalian berdua benar. Hanya saja kalian punya cara masing masing untuk tetap survive dan exist dalam kehidupan kalian. Kalian masing-masng punya car tersendiri untuk mencapai ketenangan, kebahagiaan yang pada dasarnya kalian inginkan, seperti yang telah kita bahas diawal.

Lebih hebat bin anehnya lagi, cara yang benar ini terkadang dapat menyakiti yang lain. Bagaimana bisa? ya bisa saja. Sepele, seperti kalian salah menulis titik menjadi tanda seru, atau seperti kalian yang berasal dsri betawi terbiasa menggunakan kata kata denotasi, lugas, ceplas ceplos, kemudian berinteraksi dengan orang yang notabenenya ras lain dan terbiasa memakai kata kata berkonotasi positif. Akan banyak sekali perbedaan yang mengakibatkan kekecewaan atau kesalahpahaman diantar keduanya. Maka sikapilah dengan bijak, karena dunia begitu luas, dan hal itu bukanlah kekuasaan kita. Diluar, ada begitu banyak hal yang lebih menyakitkan lagi kalau kita tidak bersiap atas diri kita. Terkadang bentrokan atas hak masing masing pun dapat membuat sesuatu menjadi tidak/kurang mengenakan. Hargailah hak orang lain terlebih dahulu, kemudian tentukan sikap, dan konsistenlah. Biarkan orang lain menjalani haknya, kemudian liat efeknya aas dirimu. Baik kah? Nyaman kah? Tenang kah? Bahagia kah atas hak orang lain tersebut? setelah itu tentukan sikap. Sikap yang tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Gunakan hak mu. Kalau bertahan malah hanya mempersulit dirimu dan mengacaukan ketenanganmu, ikhlaskanlah. Biarkan mereka memilih dan menjalani hak mereka. Dan sikapilan hal tersebut dengan mengikhlaskan sesuatu yang sejatinya memang bukan milikmu. Lepaskan. Prakteknya tidak akan semudah mengetik disini, tapi rasa sakit itu lebih sementara, ketimbang kau merasa diombang-ambingkan atas hak orang lain, yang mereka sendiri pun mungkin tidak memikirkan perasaanmu. Hak mereka benar, baik. Lalu kenapa kau kecewa? tidak bisa menjawab? Baiklah, lakukan sesuatu yang benar, yang membuatmu lebih tenang daripada kau mempertahankan sesuatu yang efeknya hanya membuat hatimu resah/gelisah.

Disinilah fase koreksi atas diri sendiri. Fase dimana fokus seharusnya ada pada diri kita. Mengapa proses yang sudah quran hadist tersebut nyatanya mengecewakan diri kita? membuat kita sedih? resah?
Apa yang salah? sudah benarkah niat kita? Sudah benarkag jalan yang kita ambil? Sudah tepatkah hak yang kita gembor-gemborkan?
Kemudian berdoalah, minta petunjukNya. InsyaAlloh selalu ada jawaban atas kebingungan tersebut.

Well guys, hari ini banyak belajar. Setiap detik, memang seharusnya adalah pembelajaran. Diumur yang 'baru' 22tahun ini -ih udah tua yah :p- seharusnya kamu bisa menyikapi semua hal lebih dewasa Nad. Akan lebih banyak lagi hal-hal yang lebih menyakitkan diluar sana. Ikhlaslah, dan Iman kepada Alloh. Karena selalu ada sesuatu yang lebih indah yang telah Alloh rencanakan untuk hidup kita, nantinya. Yakinlah.
Senyum. :)

Wassalamuaaikum.

Seharusnya ...

Seharusnya tidak perlu berlebihan seperti kemarin.
Seharusnya lebih bisa menjaga diri.
Seharusnya, yah malam ini banyak kata seharusnya didalam kepala.
Seharusnya Nad .....

Berubahlah :')

Cita, Cinta atau Keduanya?


Ketika di awal tahun itu, saya sudah berjanji untuk tidak memikirkan dan merasakan ini dulu. Saya berjanji tidak mau mengecewakan orang tua saya dengan segala harapan harapan mereka. Saya berjanji, untuk tidak jatuh cinta pada cinta yang salah. Bagaimana salah? cinta tidak ada yang salah. Ya benar. Mungkin. Tapi nyatanya saya jatuh pada cinta yang salah. Ya, setidaknya itu menurut saya.
Kemudian, beragam cita-cita dan segala aktifitas yang akan saya lakukan adalah menjadi perempuan yang lebih keren daripada sebelumnya. Ya, keren. Rasanya kata itu lebih tepat daripada baik, karena saya ingin membuktikan kepada mereka bahwa saya keren, bahkan lebih keren setelah saya bangun dari cinta yang salah itu. Seperti itu.
Atau setidaknya, kalaupun memang harus jatuh cinta juga, saya harus jatuh pada cinta yang baik. Lalu siapa yang tau kriteria jatuh pada cinta yang baik? Menjawab pun saya tidak bisa. Bertekad saja kemudian tidak cukup. Bagaimana kalau, jatuh pada cinta yang baik adalah dengan cara yang baik? Awalnya baik? Berniat baik? Dan yah, secepatnya. Karena lama-lama adalah kesempatan untuk si perusak, merusak segalanya. Saya mengangguk, menyetujui.
Kemudian, kalau saya memilih untuk mencintai seorang suami saat ini bagaimana? Kalau suami saya tidak mengijinkan saya berkarir bagaimana? Sedangkan saya sedang berapi-api seperti ini? Tapi bagaimana kalau suami saya nantinya memberikan the other way, dan the think that out of the box? kelihatannya lebih seru yah?
Tapi bagaimana dengan orang tua saya? jengjeeeeeng. Hihihi ini dia yang rada rumit. Keluarga saya seperti sudah tertancap jiwa karyawannya, atau paling tidak, sistemnya main aman. Kalau mau jadi pengusaha, ya tetap punya pegangan sebagai karyawan. Atau, kalo suami usaha, ya istrinya kerja. Dan sebaliknya. Hhmm..
Pernah suatu waktu saya nyeletuk, "pengen jadi dosen deh, tapi harus S2 dulu.." << Biayanya mahal :P Gatau sih kenapa, saya rasa jadi dosen cocok aja buat Ibu Rumah Tangga, sekaligus Pengusaha. Diluar daripada itu, saya emang suka mengajar. Ya, termasuk salah satu passion saya lah. Kemudian, papa jawab dengan nyeletuk juga, "Bosen nanti kamu, ngajar cuma gitu-gitu doang. Puas-puasin dulu berkarir. Dosen yang ga menjadi praktisi juga ga dihargai mahasiswanya, karena ga luas wawasannya". Agak kesel dengan komentar tersebut, saya cuma bisa jawab sambil manyun, "Passion orang kan beda-beda pah." Dan yah, saya tau bahwa jawaban saya juga kurang menyenangkan bagi papa saya.
Hhhmmmmmhhh... tidak perlu banyak berpikir nampaknya, jalani saja. Banyak doa yah Nad. hihii :'D
 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon