Sebenarnya banyak hal yang ingin saya tulis sejak proses ta’aruf sampai akhirnya menjadi seorang istri dari laki-laki sederhana yang sudah menawan hati saya sejak pertemuan ke.. ke.. aduh agak lupa. Maaf deh :|
Pertemuan pertama kami, sebenarnya di Taman Wisata Permata Buana, Depok. namun saya belum mengenalnya, mungkin sudah berkenalan, tapi tidak ingat. Saya memang memiliki kemampuan mengingat di bawah rata-rata. Huft. Setelah itu (acara keakraban dan materi CAI di Permata Buana), biasanya para peserta melanjutkan pertemanannya, atau bersilaturohim via sosial media. Begitupun kami.
Apa yang aneh? Tidak ada. Eh, ada deh! (maunya apa? heuheu). Ternyata setelah saya telisik, ikhwan ini sempat kurang suka dengan saya, kenapa? Karena saya berisik (dengan saudara meisarah kasuma tentunya) ketika kalah di salah satu permainan outdoor yang bertanding dengan grupnya. Malu rasanya :’)
Menarik untuk memperhatikan dia di salah satu sosial media yang sering saya gunakan, sebelumnya. Tidak bosan-bosan saya memperhatikan ikhwan ini (ecie ikhwan :p), belakangan. kata-katanya yang rapi dengan struktur tulisan yang baik, juga dibumbui rasa humor yang cerdas, membuat saya semakin gemas dan penasaran dengan laki-laki ini. Belum ada seseorang yang tidak saya kenal namun membuat saya sangat memperhatikan dan peduli (dalam jangka waktu yang cukup lama) dengan aktivitasnya di sosial media, atau biasa dikenal dengan sebutan kepo.
Setelah itu, kami ditakdirkan bertemu kembali di wisma 354, Ciawi Tapos. Untuk apa? untuk musyawaroh kelanjutan acara-acara mahasiswa yang ingin kami lancarkan.
---
Apa yang aneh? Tidak ada. Eh, ada deh! (maunya apa? heuheu). Ternyata setelah saya telisik, ikhwan ini sempat kurang suka dengan saya, kenapa? Karena saya berisik (dengan saudara meisarah kasuma tentunya) ketika kalah di salah satu permainan outdoor yang bertanding dengan grupnya. Malu rasanya :’)
Menarik untuk memperhatikan dia di salah satu sosial media yang sering saya gunakan, sebelumnya. Tidak bosan-bosan saya memperhatikan ikhwan ini (ecie ikhwan :p), belakangan. kata-katanya yang rapi dengan struktur tulisan yang baik, juga dibumbui rasa humor yang cerdas, membuat saya semakin gemas dan penasaran dengan laki-laki ini. Belum ada seseorang yang tidak saya kenal namun membuat saya sangat memperhatikan dan peduli (dalam jangka waktu yang cukup lama) dengan aktivitasnya di sosial media, atau biasa dikenal dengan sebutan kepo.
Setelah itu, kami ditakdirkan bertemu kembali di wisma 354, Ciawi Tapos. Untuk apa? untuk musyawaroh kelanjutan acara-acara mahasiswa yang ingin kami lancarkan.
*ngecek event di FB dulu* *ternyata salah* XD
Jadi sebenarnya, ketemu di Bintaro dulu siiiiik. Di acara From SMA to Campus, pembekalan buat anak-anak yang bakal lulus SMA dan bingung mau masuk kampus mana. At that moment, kita ternyata satu grup (Akuntansi, Ekonomi dan Management) buat ngasi tau, nanti di kampus bakal ngapain aja, sih. Yang persentasi tentu saja ikhwan yang bikin penasaran itu dan temannya (yang mana saya sudah lupa haha). Yang foto nya gak jelas di sosial media itu. Iya, makanya saya penasaran :3. Yang akhirnya saya mengeluarkan kalimat: “Oooh, ini toh yang namanya Ramdhan” kemudian (bang) Ramdhan senyum malu-malu kucing (pake abang ya? soalnya udah jadi suami :P).
Waktu di acara tersebut, saya sih tidak terlalu memperhatikan beliau. Karena meningkatnya intensitas kekepoan dan curiosity itu terjadi setelah acara yang di ciawi, Tapos tersebut. tapi, konon katanya, di acara tersebutlah (acara di Bintaro) sang abang mulai memperhatikan saya (yang sering merespon pertanyaan peserta) *tersipu*
Jadi sebenarnya, ketemu di Bintaro dulu siiiiik. Di acara From SMA to Campus, pembekalan buat anak-anak yang bakal lulus SMA dan bingung mau masuk kampus mana. At that moment, kita ternyata satu grup (Akuntansi, Ekonomi dan Management) buat ngasi tau, nanti di kampus bakal ngapain aja, sih. Yang persentasi tentu saja ikhwan yang bikin penasaran itu dan temannya (yang mana saya sudah lupa haha). Yang foto nya gak jelas di sosial media itu. Iya, makanya saya penasaran :3. Yang akhirnya saya mengeluarkan kalimat: “Oooh, ini toh yang namanya Ramdhan” kemudian (bang) Ramdhan senyum malu-malu kucing (pake abang ya? soalnya udah jadi suami :P).
Waktu di acara tersebut, saya sih tidak terlalu memperhatikan beliau. Karena meningkatnya intensitas kekepoan dan curiosity itu terjadi setelah acara yang di ciawi, Tapos tersebut. tapi, konon katanya, di acara tersebutlah (acara di Bintaro) sang abang mulai memperhatikan saya (yang sering merespon pertanyaan peserta) *tersipu*