Ikhlas

Depok 20 Mei 2012. 14.28
Assalamualaikum aaall, langsung jaa yah nyerocosnya.. hihiih

Pada dasarnya setiap manusia hanya menginginkan ketenangan, atau lebih tepatnya kebahagiaan dalam hidupnya. Mungkin salah satu yang membuat hidup ini lebih tenang dan bahagia adalah memiliki uang. Ketika lapar, maka mereka tenang, karena ada sesuatu yang bisa dibeli kemudian dimakan. Ya, efek dari memiliki uang tersebut. Kemudian, adalagi yang dapat membuat kita tenang, Keimanan. Ketika manusia iman kepada Tuhannya, dan mempasrahkan segala sesuatunya kepada Yang Maha Tau, maka hidupnya terasa lebih tenang. Lebih bahagia. Kenapa? Karena ia tau ada suatu Dzat yang telah menggariskan hidupnya. Tapi, tetaplah manusia dituntut untuk selalu berusaha. Karena Alloh tidak akan merubah keadaan suatu Kaum apabila kaum tersebut tidak berusaha merubahnya. Yah, kurang lebih seperti itulah hadistnya.

Berusaha. Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu yang diinginkan/diharapkannya. Berusaha itu ada banyak macamnya, apa saja. Ada cara yang baik, yang buruk, yang mudah, yang sulit, banyak. Dan usaha yang diperbolehkan dalam Quran Hadist, ialah usaha yang baik, yang benar, yang sesuai dengan ketentuan ketentuan yang telah dibatasi, yang (mungkin) tidak menyakiti orang lain, yang tidak mengganggu hak orang lain, atau ada lagi? mungkin akan menjadi panjang bila kita definisikan lebih lanjut. Yang jelas, usaha tersebut benar secara Quran Hadist, maka usaha tsb diperbolehkan.

Selalu saja ada banyak hal yang terjadi yang tidak sesuai dengan harapan kita. Karena kita bukaanlah pengatur atas segala hal disekeliling kita, atas diri kita pun, mungkin sebenarnya tidak juga, bagi saya. Kalau memang kembali pada dasar bahwa setiap detik yang dilakukan manusia sudah tertulis didalam lauhil mahfuds, 50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Bagi saya pribadi, sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa mengapa ada "perubahan kodar yg lebih baik" ini pun, sesungguhnya telah tertulis disana. Seperti ini:
Kau dikodar A, kemudian kau dikodar berdoa, kemudian kau dikodar berusaha, kemudian kau dikodar merubah kodarmu atas usaha dan doamu, dan kau dikodar mendapatkan B, yang lebih baik. Bagaimana? ya, saya memag belum tau sih ini benar atau tidak, tapi setidaknya bagi saya pribadi, kalau memang kau dikodar baik, maka kau pun akan dikodar melakukan hal yang baik, sehingga kau dapat mencapai hal yang lebih baik.

Kenyataannya, tidak semua hal baik bagi orang lain, juga baik untuk dirimu atau sebaliknya. Benar? Benar. Ada aja kontroversi. Ada begitu banyak alasan versimu dan ada begitu banyak alasan versinya. Dan kemudian sispa yang benar, atau siapa yang salah, adalah sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan seharusnya. Selama keduanya baik secara quran hadits, maka kalian berdua benar. Hanya saja kalian punya cara masing masing untuk tetap survive dan exist dalam kehidupan kalian. Kalian masing-masng punya car tersendiri untuk mencapai ketenangan, kebahagiaan yang pada dasarnya kalian inginkan, seperti yang telah kita bahas diawal.

Lebih hebat bin anehnya lagi, cara yang benar ini terkadang dapat menyakiti yang lain. Bagaimana bisa? ya bisa saja. Sepele, seperti kalian salah menulis titik menjadi tanda seru, atau seperti kalian yang berasal dsri betawi terbiasa menggunakan kata kata denotasi, lugas, ceplas ceplos, kemudian berinteraksi dengan orang yang notabenenya ras lain dan terbiasa memakai kata kata berkonotasi positif. Akan banyak sekali perbedaan yang mengakibatkan kekecewaan atau kesalahpahaman diantar keduanya. Maka sikapilah dengan bijak, karena dunia begitu luas, dan hal itu bukanlah kekuasaan kita. Diluar, ada begitu banyak hal yang lebih menyakitkan lagi kalau kita tidak bersiap atas diri kita. Terkadang bentrokan atas hak masing masing pun dapat membuat sesuatu menjadi tidak/kurang mengenakan. Hargailah hak orang lain terlebih dahulu, kemudian tentukan sikap, dan konsistenlah. Biarkan orang lain menjalani haknya, kemudian liat efeknya aas dirimu. Baik kah? Nyaman kah? Tenang kah? Bahagia kah atas hak orang lain tersebut? setelah itu tentukan sikap. Sikap yang tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ada. Gunakan hak mu. Kalau bertahan malah hanya mempersulit dirimu dan mengacaukan ketenanganmu, ikhlaskanlah. Biarkan mereka memilih dan menjalani hak mereka. Dan sikapilan hal tersebut dengan mengikhlaskan sesuatu yang sejatinya memang bukan milikmu. Lepaskan. Prakteknya tidak akan semudah mengetik disini, tapi rasa sakit itu lebih sementara, ketimbang kau merasa diombang-ambingkan atas hak orang lain, yang mereka sendiri pun mungkin tidak memikirkan perasaanmu. Hak mereka benar, baik. Lalu kenapa kau kecewa? tidak bisa menjawab? Baiklah, lakukan sesuatu yang benar, yang membuatmu lebih tenang daripada kau mempertahankan sesuatu yang efeknya hanya membuat hatimu resah/gelisah.

Disinilah fase koreksi atas diri sendiri. Fase dimana fokus seharusnya ada pada diri kita. Mengapa proses yang sudah quran hadist tersebut nyatanya mengecewakan diri kita? membuat kita sedih? resah?
Apa yang salah? sudah benarkah niat kita? Sudah benarkag jalan yang kita ambil? Sudah tepatkah hak yang kita gembor-gemborkan?
Kemudian berdoalah, minta petunjukNya. InsyaAlloh selalu ada jawaban atas kebingungan tersebut.

Well guys, hari ini banyak belajar. Setiap detik, memang seharusnya adalah pembelajaran. Diumur yang 'baru' 22tahun ini -ih udah tua yah :p- seharusnya kamu bisa menyikapi semua hal lebih dewasa Nad. Akan lebih banyak lagi hal-hal yang lebih menyakitkan diluar sana. Ikhlaslah, dan Iman kepada Alloh. Karena selalu ada sesuatu yang lebih indah yang telah Alloh rencanakan untuk hidup kita, nantinya. Yakinlah.
Senyum. :)

Wassalamuaaikum.

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon