Jiwa yang penuh

Ada masanya bagi setiap manusia, ingin rehat sejenak, dari dunia. Menghilang entah terdampar di galaksi mana yang hanya ada padang rumput, bunga, tempat berteduh dan makanan di alam yang lengkap. Hidup hanya berpikir tentang beribadah dan makan. Mungkin itu nyaman, sementara.

Kemudian saat saya berpikir sejenak, melamun, bergumam seperjalanan berangkat-pulang mengaji, juga ke kantor, berbicara dengan ‘saya’ saat mau tidur, saya mencoba menyimpulkan, mungkin ada yang salah dengan hubungan. Hubungan kita, dengan Tuhan. Ada yang perlu diperbaiki antara kita dengan Alloh. Ada yang perlu ditertibkan, baik itu wajib, maupun sunnah. Iya, hanya sekedar mencari kedamaian jiwa, sehingga kita tidak perlu lagi berpikir bahwa kita butuh galaksi lain, untuk rehat sejenak.

Setiap orang memiliki masalah masing-masing. Memiliki beban dan kewajiban hidup masing-masing. Apapun itu, rasanya akan berbeda pada pribadi masing-masing. Rasanya dunia akan kiamat bagi seseorang yang sedang jatuh cinta, jika ia ditinggalkan begitu saja. Tapi rasanya juga mau kiamat bagi seseorang yang mempertahankan seseorang yang tidak ia cinta. Rasanya sama sama mau kiamat, tapi kasusnya berbeda. Maka, sekecil apapun masalah mereka namun mereka hamper gila dibuatnya, bukan berarti anda boleh menjudge mereka lemah. Dan bukan berarti sebesar apapun masalah anda, akan sebesar yang mereka pikirkan pula. Bisa saja mereka dengan mudah melewati masalah yang anda alami.

Akhirnya, kehidupan kembali lagi kepada yang menciptakannya. Ketenangan kembali lagi kepada yang memberikannya. Raga anda boleh berusaha mati-matian untuk kehidupan, tetapi jangan sampai jiwa anda kosong, lupa meminta, lupa mengisinya agar penuh.

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon