The Beginning Lessons in November 2012

Halloooww! Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokaatuuhh..
\O/
Bismillahirohmaanirrohiimm..
Okay, awali postingan ini dengan bacaan basmalah. biar isi nya makin keceh #tsaah

Pelajaran di awal November ini, super sekali. Kenapa? Karena saya sadar, saya masih dalam keadaan terombang-ambingnya ilmu, idealisme, ego, harapan orang tua dan berbagai aspek yang membuat saya sulit menentukan jalan tengah mana yang saya harus ambil, sehingga jalan tengah tersebut menjadi solusi atas prioritas sesungguhnya yang harus dipenuhi tanpa menyakiti hati masing-masing orang yang berada diluar kapasitas saya untuk menentukan pola pikir dan suasana hati mereka.

Saya tipe orang yang menghargai perbedaan pendapat, saya adalah tipe orang yang tau bahwa haknya orang tua adalah dithoati, dan saya adalah tipe orang yang sudah memiliki idealisme, serta prinsip-prinsip hidup yang akan saya jadikan acuan sebagai tata cara saya menjalani kehidupan.

Untuk segala perbedaan pendapat, i will respect you. Tapi, ketika perbedaan pendapat tersebut bertentangan dengan quran hadits, kemungkinan besar, saya tidak lagi respect. Hanya menghargai orang tersebut sebagai manusia, yang sudah sepatutnya dihargai. Karena manusia memiliki hak untuk dihargai oleh orang lain. Kecuali, orang lain tersebut bisa mematahkan pendapat saya, dengan alasan yang bijak. Saya sportif. Saya akan dengan mudah mengatakan anda benar, jika anda memang benar.

Untuk haknya orang tua yang harus selalu dithoati, satu hal, saya ingin mengetahui apakah hanya saya, atau ada ribuan manusia diluar sana, yang ketika sudah memiliki prinsip hidupnya masing-masing, dan segera ingin berkeluarga hanya karena ingin segera membangun kehidupan dengan cara dan idealismenya sendiri?
Mungkin ada, mungkin ribuan, atau mungkin malah hanya puluhan.
Tapi pelajaran yang saya petik dari rekan sekantor saya, Mbak Ikhe, yakni adalah cara Alloh menjaga seseorang lewat perantara orang tuanya. Tersentak? Iya. Saya faham, ridho orang tua adalah ridhonya Alloh. Saya faham betul. Tapi saya sebagai manusia yang masih suka khilaf, suka berpikir bahwa apa yang saya pikirkan, adalah yang terbaik bagi saya, sekalipun itu kata orang tua, kata orang yang lebih berpengalaman, kata orang .. siapa ajalah, selama dia nggak bisa mematahkan argumen saya dengan tepat dan bijak sesuai Quran Hadits, maka hal-hal tersebut, kemungkinan besar hanya akan masuk kuping kana keluar kuping kiri. Saya akan tetap mendengarkan dengan khidmat, menghormati dengan baik. Tapi tidak saya praktikkan, kemungkinan..

Hal tersebut masih saya bilang mungkin, karena ada waktunya saya berpikir ada benarbnya juga kata mereka. Tapi tetap, tidak selalu benar :P

Saya bukan seseorang yang benar-benar stick the rule, Quran Hadits Oriented, tidak.. Saya masih memiliki dosa, dan akan melakukan beberapa dosa-dosa/kesalahan-kesalahan dalam perjalanan kehidupan saya. Hanya saja, ada beberapa prinsip hidup yang pandangannya sudah berbeda tafsir dengan orang-orang yang saya hormati, juga dengan orang-orang (yang katanya) berpengalaman dalam hal tersebut.

Hampir semua orang dikantor ataupun dikampus menanyakan, kenapa saya terkesan seperti buru-buru menikah, ingin cepat menikah, atau apalah bahasa mereka. Dalam pandangan mereka, bukan tidak mungkin mereka berpikir bahwa, sebegitu tidak tahankah kamu, Nad? eits.. HAHA. apa coba yang gak tahan?
atau apalah yaa, terserah mereka.

Mulai dewasa, mulai bisa berpikir, mulai bisa memutuskan, mulai bisa memilah mana yang baik, mulai beridealisme, mulai berprinsip, mulai memiliki tata cara kehidupan sendiri, hmmfff... Banyak hal yang saya rasa, saat ini, sudah saatnya saya melangkah ke fase kehidupan saya selanjutnya. Memiliki sebuah keluarga baru, dengan prinsip-prinsip hidup yang sesuai dengan ekspektasi saya. Rasanya saya egois sekali disini.. Tapi tidak juga, karena saya lebih banyak mengalahkan ego saya didepan orang-orang yang saya hormati dan saya thoati. Yah, walaupun berat, walaupun dengan tangis, kadang.. Dan seharusnya memang begitu, karena menthoati mereka diatas keinginan baik saya juga adalah salah satu prinsip hidup saya.

Hal ini bukan berarti mereka mendidik saya dengan tidak atau kurang baik, tidak.. Mereka mendidik dengan baik sekali, sehingga lahirlah seorang Nadya, dengan berbagai kerumitannya, dengan berbagai pemikiran-pemikirannya.

Ada suatu waktu, dimana saya sangat menginginkan suatu hal yang baik, menurut saya, pun Quran Hadits, tapi bagi mereka belum. Entah belum atau tidak, atau jangan, intinya mereka beroposisi dengan pendapat saya. Saya merasa itu tidak adil. Saya ingin melakukan hal tersebut, sejatinya untuk mencari surga, lalu kenapa mereka berpandangan seperti itu, terhadap rencana saya?

Saat ini, saya mulai bekajar 'melihat' dari sudut pandang lain, seperti yang saya diskusikan oleh teman sekantor saya yang usianya jauh lebih tua diatas saya.

Beberapa hal, saya belajar.
Tentang bagaimana Alloh mengirimkan 2 mahkluk yang senantiasa akan selalu menjaga saya, bagaimanapun keadaan mereka.
Tentang bagaimana belajar bersabar, bahwa tidak selalu pendapat saya benarm, sekalipun secara Quran Hadits benar. Karena semua tetap akan berjalan sesuai tracknya. Ketika hal tersebut tidak dapat dicapai karena saya mengalahkan ego saya atas kethoatan orang tua saya, maka itulah jalan terbaik. Bukan penghalang, mereka bukan penghalang saya dalam mencari pahala, namun Ridho mereka adalah Ridho Alloh.
Tentang bagaimana menerima semua usaha dan do'a yang telah dipanjatkan dengan hati lapang, apapun hasilnya.
Tentang bagaimana bersabar, pelan-pelan mengambil hati mereka, membuktikan kepada mereka bahwa jalan yang saya pilih, tidak mutlak akan gagal, melainkan Ridho dan do'a merekalah yang akan menentukan saya gagal, atau berhasil.

Akhirnya, saya tau harus bagaimana menentukan sikap. Saya tau, jalan tengah mana yang harus saya ambil. Alhamdulillah :')

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon