Review Perahu Kertas

#ReopostBlogLama

Jadi malam ini (beberapa bulan yang lalu) gue abis nonton film Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2. Dari sana, gue kembali belajar, tentang mimpi, tentang cinta (ecieh).

Kenapa bisa belajar tentang mimpi? Ada beribu bahkan berjuta mahasiswa diluar sana, yang belajar/kuliah tidak sesuai dengan minatnya, admit it. Berusaha realistis, atau sekedar mengikuti keinginan orang tua. Somehow, gue ngerasa “yelah, lebay banget deh filmnya” Tapii, ngerasa juga kali itu gue bangets. (halah!) You know, di film ini, Keenan (pemeran utama, setelah Kugy - Maudy Ayunda) sampe keluar rumah, berhenti kuliah lalu hopeless, akhirnya gak dapet apa-apa. Kemudian ketemu Kugy lagi dan jadi termotivasi untuk mencapai mimpinya. Who is Kugy? A storytelller. Pendongeng. Suka nulis. Yang akhirnnya ngambil jurusan nyerempet-nyerempet minatnya, yak.. Sastra. Kemudian, lulus dengan rapih, realistis dengan keadaan, kemudian jadi konseptor di perusahaan advertising (itu pasti seru bangeeett >.<), akhirnya kangen lagi sama passionnya dulu. Yap, nulis. Nulis dongeng tepatnya.

Pelajaran apa yang gue ambil? Untuk ngikutin passion, menurut gue gak perlu sampe bikin Ayah lo stroke juga, kali. Oke, lo bisa sukses dan survive dengan passion lo, tapi gue pribadi sih, gak ada cita-cita buat nyakitin perasaan juga buat sakit (secara fisik) orang tua, kali ah. Kedua, gue bukan dari keluarga kaya raya kayak Keenan. Atau gue bukan anak bungsu yang biasanya gak punya tanggungan. Atau gue juga bukan anak kesayangan yang semuanya diturutin sekalipun orang tua gue gak mampu. Bukan. Gue anak pertama yang mandiri sejak kecil, dan punya tiga adik. Selain gue perlu jadi contoh, gue juga perlu realistis, siapa nanti yang akan jadi tulang punggung keluarga kalau-kalau sesuatu yang tidak diinginkan terjadi? Yap. Saya, Nadya Sholihati Vaizal ini.
just because, i have no choice, gue memilih Perpajakan, sesuai dengan rekomendasi orang tua untuk perkuliahan gue, dengan segala perhitungannya (perhitungan orang tua gue, maksudnya :p), tentunya. Dijalani dengan rasa syukur, masih dibiayai untuk kuliah, dijalani dengan semangat dan tawakal, hasilnya tidak buruk juga, hingga akhirnya berada pada titik ini, dan bisa membantu serta bershodakoh lebih besar daripada sebelumnya. Nampaknya perkataan Kugy tentang kuliah yang bener, kemudian mapan, barulah mengejar passion, saat ini, terjadi di hidup gue. Dan menurut gue, its not bad. Cukup realistis dan membahagiakan berbagai pihak, termasuk aku, tentunya, masih bisa kuliah (dibanding orang-orang yang ingin kuliah,tapi tidak bisa karena keterbatasan dana). Yes, gue pilih jalan aman. Karena gue tidak seberani Keenan yang membuat ayahnya stroke, atau mempertaruhkan hidup jadi pengusaha kemudian beresiko rugi hingga melarat, belum berani. In case, di hidup gue, banyak kewajiban dan tanggung jawab yang ‘REAL’ dan harus dihadapi di depan mata. Saat ini juga, tidak dengan menyusahkan mereka, namun harus membahagiakan mereka. Satu hal, passion memang membahagiakan, namun apakah kebahagiaan keluargamu juga bukan suatu kebahagiaan untuk kamu, jika diikuti dengan rasa syukur?

Bukan berarti gue tidak sepakat atas keputusan mengejar mimpi seperti yang Keenan lakukan, cumaaa.. gue punya pandangan lain tentang mimpi. Tidak seharusnya mimpi kita, menyusahkan, menyulitkan bahkan membahayakan orang-orang yang kita cintai, bukan? :’) Jadi Kugy agaknya lebih rasional.

So far, Maudy Ayunda Keceh lah ya, bawain peran Kugy. Dapet bangeeettt! keliatan cerdas pula disana si Maudy ini ya.. entah aslinya cerdas atau gak, tapi keliatannya dia memang wanita cerdas :D sukak deh! Weird, weird nya itu jugak lucu deh! All is natural, dia bisa banget bawain peran Kugy nya.

Kemudian, pelajaran tentang cinta. Oke, mungkin ini yang dinanti-nanti *halah *sokbanyakpembacaajagueh * padahalseringdisindirgegaraseringcurhatdiblog, iya :P

Jadi, pas lagi nonton film ini, gue sempet sharing juga nih sama temen tentang kesimpulannya. Kalo gue sih, ngomongin tentang ‘dream’nya itu. Kalo doi, nyimpulin tentang Cintanya. Film ini sukses bikin aku nangis *lo semua film juga gitu kali Nad* :P tapi gue gak bisa nyimpulin dengan rinci, sih masalah cinta-cintaannya ini. Gak tau kenapa, ngadet aja otaknya. Sin nya kebanyakan perihal gak move on, berkorban, melepaskan, terpaksa cinta blablabla gituu.. bikin bingung ._. *sokbingung *biardibilangpolos Hahaha. Oke, temen aku nyimpulin begini:
“Jodoh itu seperti perahu kertas yang mengalir, kemanapun dia pergi mengikuti aliran, akhirnya dia akan sampai juga ke lautan. Entah kita sudah beberapa kali jatuh cinta, toh akhirnya cinta kita akan berlabuh ke seseorang. Cinta itu dipilih, bukan memilih. Ya, dipilih.. dipilihkan oleh Alloh yang terbaik buat kita :D”


Aaaaaaahhh... manis yaaaahh x’) seperti biasa, baca begituan dari temen gue aja nangis. Hahahaha. Abis gue ngadat gitu mau nyimpulin cinta-cintaannya si Kugy sama Keenan ini. Entah lagi malas mikir, atau lagi belom jatuh cinta (lah?!) Well, gue suka kesimpulan temen gue itu, dan gak nyangka dia bisa se-unyu itu menyimpulkan sebuah film, …cinta. Hahaa! Terus-teruuss, gue kayak yang menemukan beberapa kesamaan antara gue dengan Kugy (Pede dahsyat! Hahahaha). Kugy cengeng. Meen, doi cengeng banget! Dikasih gambar ilustrasi dari Keenan atas dongeng kecilnya aja, nangis! Aslinya sih gue juga nangis pada sesi film itu. (muahahaha) Tersentuhlah yaa, karya lama kita diapresiasikan bahkan dilengkapi! Dibuatin ilustrasinyah! Its sooo.. euh gitu dihati. :3:3:3
Kemudian, Kugy suka buat origami burung gitu yah, kalo gue sih origami bentuk hati. Juga bercita-cita buat 100 origami hati, tapi belom kesampean B)) laluuu, Kugy itu, aneh, seru, kece, gemesin *halah gue bangetlah pokonya! HAHAHA *amitamiittNadyaaaa *dijitakmasa

Tapi gue gak seimajinatif doi sih, gak pake agen agen Neptunusan deh, gila aja ceu, kita mah udah ngaji, masa iya pake khurofat syirik takhayul gitu. :’D Cumaaaa, dari jaman SD suka ngarang dan bikin cerita, SMP juga, tapi gak diterusin. Mirip kaaan? (ngarep!) sudahlah, abaikan :’)

Menikah itu bukan sesuatu yang harus terburu-buru. Tapi harus didoakan, dan secepatnya. Bukan tentang yang penting tahun ini nikah! udah deadline! yah, kalo gitu mah gue udah nikah dari tahun 2009 kemaren :P #eh bukan juga sekedar perkataan “akhirnya gue gak jomblo lagi, cin!”, atau“asiikk, finally bisa pacaran juga”, bukan tentang semua yang terlihat indah didepan mata itu. Didalam angan-angan itu

Tapi menurut gue, lebih tentang
“nanti, kita akan bersama didalam satu perahu ditengah laut. Kamu tau, disana mungkin lautnya tenang membahagiakan, atau malah badai serta petir dan ikan-ikan buasnya. Perahu kita bocor, dan kita hampir mati tenggelam, kamu siap dengan semua itu? Berusaha bersama-sama agar kita sampai pada pulau tujuan kita berdua? Saling bahu membahu mengatasi kesulitan satu sama lain? Saling memotivasi ketika yang lain hampir berputus asa? Saling mendoakan untuk kebaikan bersama? Meninggalkan ego masing-masing demi suatu keputusan mufakat yang arahnya menuju pulau tujuan kita? Dan lain sebagainya. Tentang janji, komitmen, integritas, loyalitas, dalam menjalani prinsip hidup bersama. Tentang pondasi berumah tangga. Tentang kebahagiaan yang lebih mendasar. Tentang hati dan pikiran yang satu asa. Menuju kebahagiaan hakiki, surga.”


Ya, tentang semua itu. Dan tidak semudah yang kita bayangkan, untuk akhirnya bertemu dengan seseorang yang berkata “aku siap, apapun yang terjadi didepan sana, kita hadapi bersama.” Istikhorohlah jawabannya.

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon