Musik? Just be wise!

#RepostDariBlogLama

Assalamualaikum tuips! *eh *kebiasaan :P
Halloow, apakabar semua! Udah lama ya nggak ngobrol disini. *maksudnya ngobrol apagitu selain autis tentang sebuah rasa :P #eeaah.
Baiklah, sekarang mau ngobrolin musik! Saya abis baca blog ini >> http://sagoeleuser5.wordpress.com/ daann.. makjleb! Penasaran? Mari kita bahas! :’D

Beberapa hari ini saya lagi suka dengerin musik. Biasanya sih, ya biasa aja. Gak suka, gak benci juga. Palingan jarang dengerin, dan emang nggak apdet juga. Tapi saya sih gak peduli, mau orang orang bilang selera musik saya rendah, lawas, atau apalah. Yang penting kan saya kece! *loh *dikeplak XD

Saya emang dengerin musik, based on kuping dan suasana hati aja. Kalo ditanya selera, lebih banyak dengerin qiroatus sab’ah sih *halah *dustaa XD lebih ke jazz, r n b, pop, musik klasik juga suka sih *yaitusihsemuanyaajanad lol. Nah saking suka semua, dan ga tau ini yang nyanyi siapa, sejarah kehidupannya gimana, yang penting enak dikuping dan sesuai dengan suasana hati saya, makanya saya jadi gatau apa-apa tentang musik. Ya dengerin aja.

Kalo lagi semangat, atau lagi males nyarinya ya, lagu lirik dan musik yang bikin semangat. Pun saat lagi jatuh cinta *eeaa. Kalo lagi patah hati, lebih suka baca Quran sih *asli *pencitraan XP

Okeh, bektudetopik. Musik, belakangan ini sedang saya nikmati. Sebelumnya? Hidup saya hampir tanpa musik. Ya, kadang kadang ada lah dengerin. Yang gak sengaja denger dlsb. Paling sehari ganyampe sejam dengerinnya. Kadang 10menit pun enggak. Nah, beberapa minggu ini, bisa berjam jam! Astagfirullooohh T.T kemudian, temen saya si @jihanhasby ngetwit sebuah link yang saya sebutkan diatas tadi. Saya kan kepo, eh pas pertama baca, kok sekilas ngomongin dalil. Tapi kok kece tulisannya. Gak berhenti dengan sekilas satu artikel, saya coba baca berkilas kilas artikel lainnya. *maksudnya beberapa artikel lain *bahasa alien banget deh Nad XD. Kok makin seruuuu~ akhirnya, sampailah saya pada satu artikel “titik rendah musik” ini saya coba bacanya gak sekilas. Saya baca, sampai habis! Wuoh! Baru baca pembukaannya aja, nih >>
Hadits ini betul-betul menohok saya. Diriwayatkan dari Abu Daud (4927): Lagu menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Deg! Kena banget.

Saya semakin tertarik. Perlahan saya baca. Sambil saya memikirkan efek setelah saya mendengarkan musik. Setelah terlalu lama mendengarkan musik biasanya saya jadi malas sekali beribadah sunah, pun wajib ikut keteteran. Entah, sebenarnya itu akibat dari musik atau memang keimanan saya yang lagi turun. Sesungguhnya, saya sudah pernah mendengar pun membaca beberapa dalil yang menerangkan musik itu tidak baik, dan blablabla. Tapi sungguh, saya baru tau bahwa efeknya menumbuhkan kemunafikan dalam hati. Huft! Naudzubillahi min dzaliiik. Orang munafik itu, ya memang ada diantara orang iman. Dia juga mengerjakan ibadah wajib, serta sunah, bahkan! Tapi ya mau bagaimana, kalau selama ini beribadah, tanpa disadari, karena saya mendengarkan musik terlalu asik dan khidmat, benih benih kemunafikan itu tumbuh. Aaaaaaaaaaaaaa! Menyeramkan! T.T naudzubillahiindzalik ya Alloh.

Saya sudah pernah mencoba beberapa bulan hidup tanpa musik, dan memang sebenarnya kehidupan saya baik-baik saja tanpa musik. Jika sesekali terdengar, tanpa diresapi pun diacuhkan, musik menjadi tidak bermakna. Tapi, kalian pernah dengar, baca, atau nonton tentang pengkristalan molekul air yang dibacakan/diucapkan kalimat positif atau negatif? Ohiya, hal ini dibahas juga di blog tadi, blognya Bang Iqbal.

Pernah dengar Professor Masaru Emoto dari Jepang yang meneliti perubahan bentuk molekul air ketika dibacakan kalimat positif dan negatif? Molekul akan berubah menjadi bagus ketika dibacakan kalimat positif, dan sebaliknya. Teori sepertinya juga bisa menjelaskan kenapa kita dilarang bego-bego-in anak kecil (mengatakan “bego lu!” atau semacamnya ke anak kecil), karena otak si kecil akan mengolahnya untuk menjadi seperti yang orang lain katakan. So watch out your mouth!

Tidak selesai sampai disana, kenyataannya memang banyak lagu-yang-bahkan-pendengarnya tidak peduli apa artinya. Suka musiknya, maka mari dengarkan. Saya termasuk orang yang sangat pemilih terhadap lirik musik. Saya mungkin tidak punya selera yang bagus dalam bermusik, tapi setidaknya saya sangat memilih lirik-lirik berkualitas, yang setidaknya berefek baik bagi tubuh saya. Yap, berdasarkan riset tersebut, maka saya menjadi pemilih, pemilih terhadap lirik musik.

Kemudian. Beberapa dalil (dari blog nya Bang Iqbal) yang lagi-lagi menerangkan tentang titik rendahnya musik:

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS Luqman 6-7)

Perut yang dipenuhi nanah busuk itu lebih baik daripada dipenuhi syair (Muslim 2257).

Pernah denger berita seseorang menusuk anaknya 11 kali lalu membunuh istri dan putrinya akibat setelah mendengarkan lagunya Eminem? Saya pernah membacanya. Dan saya membaca berita itu lagi di blog nya Bang Iqbal.

So, Nadya.. hidup adalah pilihan. Pilih-pilih musik yang baik. Yah, mungkin saya akan menjadi sangat pemilih sekarang, juga harus harus harus mengurangi intensitasnya. Pilihlah yang benar. Pilihlah yang tidak bertentangan dengan QHJ. Bismillah! Niati perjuangan, dan keep jokam!

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon