Portfolio Pendidikan Anak (Bagian 2)

Hola, Assalamualaikum.
Sampailah kita Portofolio Pendidikan Anak ke bagian 2

Yang belum baca bagian 1, boleh di cek kesini dulu: http://nadyavaizal.blogspot.co.id/2017/02/portfolio-pendidikan-anak-bagian-1.html?m=0

Dan, langsung saja ya, check it out πŸ’•~

-----


Langkah ke 2. Tuliskan Portfolio Plan (Perencanaan: Portfolio)

Perencanaan meliputi Maksud (Purpose), Jenis (Type), Structure, Pihak Terlibat (Audience), Jangka Waktu (Timeframe), Standar/Framework yang digunakan, Evidence/Artefacts (bukti kegiatan), Teknik Refleksi yang digunakan, Major Learning,  dstnya.

Sebagai catatan bahwa perencanaan Portfolio berbeda dengan merencanakan program pendidikan secara keseluruhan. Perencanaan portfolio adalah perencanaan dokumentasi dari pelaksanaan program pendidikan.

Dalam banyak hal perencanaan program pendidikan seperti personalized curriculum, pengembangan bakat dll diperoleh dari pembacaan atas pola unik anak dari rangkaian portfolio dalam jangka waktu tertentu.

Tahap perencanaan ini menyesuaikan kebutuhan dan keunikan keluarga dan anak masing masing termasuk juga kebutuhan Orangtua atau Pendidik. Hanya perlu dibuat di awal program untuk jangka waktu tertentu, misalnya 2 tahun atau 3 semester dsbnya.

Perencanaan Portfolio ini harus menjawab: Mengapa saya melakukan ini? (Purpose), Apa Tipe yang cocok untuk maksud tersebut? (Type), Bagaimana dan dimana saya menggunakannya (Context), Bagaimana komponen distrukturkan (Structure), Kepada siapa Portfolio ini diarahkan? (Audience), dstnya.

Secara umum, Maksud (Purpose) dari pembuatan Portfolio ada 4, yaitu
1. Untuk memfasilitasi Pertumbuhan anak (Developmental Portfolio). Portfolio ini berfokus tunggal pada salah satu aspek pertumbuhan anak. Anak anak special needs atau anak dengan keunikan khusus umumnya menggunakan Portfolio ini.
2. Untuk menyediakan Basis Evaluasi atau Persiapan Ujian (Assessment/Standard based Portfolio). Portfolio ini biasanya digunakan di sekolah karena harus memenuhi standar tertentu atau juga digunakan untuk persiapan ujian atau sertifikasi.
3. Untuk menyoroti kinerja dan kapabilitas anak (Showcase Portfolio). Portfolio ini sifatnya atau konteksnya sangat personal, dapat digunakan untuk memahami pola potensi anak atau untuk pengembangan bakat melalui beragam kegiatan maupun proyek.
4. Untuk merekam proses belajar anak dan konten pengetahuan yang dikuasai (Learning Portfolio). Portfolio ini bisa menggunakan standar, bisa pula freedom sesuai minat dan kebutuhan anak.

Tidak perlu khawatir dengan pilihan, karena kita bisa mengkombinasikan secara serial maupun paralel sesuai kebutuhan. Misalnya jika ingin fokus pada pengembangan bakat maka bisa dipilih Showcase Portfolio, namun pada tahun yang sama akan mengambil paket kesetaraan atau professional certificate maka Assessment Portfolio dapat digunakan pada saat yang sama. Begitupula bila punya target pengetahuan atau skill yang harus dikuasai pada tahun berikutnya maka secara paralel bisa menggunakan Learning Portfolio dstnya.

Berikut akan dibuat sebuah scenario Perencanaan Portfolio. Karena tujuan tulisan ini adalah untuk memandu orangtua kelak dalam merancang "Personalized Curriculum" dan diasumsikan tidak overlapping dengan Sekolah yang fokus pada Standar Curriculum, maka scenario perencanaan berikut yang dijadikan contoh adalah Showcase Portfolio .

Contoh Scenario Perencanaan Portfolio

1. Maksud: Untuk menyoroti kinerja dalam perkembangan aspek fitrah melalui beragam proyek atau kegiatan
2. Purpose Type: Showcase Portfolio
3. Context/Scope Type: Personal Portfolio (bukan Schoolwide Portfolio, bukan Academic Portfolio)
4. Structure: Rangkaian Proyek atau Kegiatan yang masing masing punya folder atau dokumentasi sendiri
5. Timeframe: 2 tahun
6. Standar Framework: Fitrah based Education version 7.0 (akan dijelaskan kemudian dalam contoh)
7. Major Subject to Achieved: 8 Aspects of Fitrah especially "Fitrah Bakat" and "Fitrah Keimanan"
Reflection: "Orangtua sering menekan saya untuk menambahkan lebih banyak akademik dalam program saya dan membuat stress. Saya menjadi frustasi sebab akademik bukan bakat saya..."
8. Audience: Orangtua, Maestro, Murobby, Rekan
9. Products/Artefacts/Evidence: Working Paper, Project Delivery, Lesson Learned, Project Evidence (Movie, Audio, Image)
10. Reflection Technic: Menggunakan Design Thinking atau Emisol atau Ediprot (Akan dibahas mendalam kemudian)
11. Timeline & Cost: Terlampir

Silahkan tambahkan point lainnya, seperti bagaimana mengatasi perubahan atas isu yang terjadi (corrective action), partner atau mitra yang terlibat, cara penyimpanan dokumen (hardcopy atau soft copy) dsbnya

Jangan ragu membuat perencanaan karena kita perlu untuk mengawali pembuatan Portfolo, jika ada perubahan bisa kapanpun dilakukan. Jika perencanaan selesai maka tiba saatnya untuk memulainya atau melanjutkan apa apa yang sudah dimulai namun dengan dokumentasi portfolio yang lebih baik dari sebelumnya.

Langkah 3.Membangun dan Mengorganisasi Portfolio

Selama kegiatan atau proyek atau program berlangsung maka kita mulai dapat mengkoleksi Evidence (Bukti bukti) dengan pengorganisasian yang baik. Apa yang dimaksud dengan Evidence? Bagaimana Mengorganisasikan Porttolio dengan baik termasuk pembuatan jurnal dsbnya?

(Bersambung)

Salam Pendidikan Peradaban

#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#fitrahbasededucation
#portfoliofitrah
#portfolio

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon