Materi #4: MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #4

Hari, tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Waktu : 08.00-17.00

PROGRAM MATRIKULASI IBU PROFESIONAL SESI #4  

👦👧MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH👦👧

Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan *_DIRI ANDA SENDIRI_*

Apakah mudah? TIDAK.  Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.

Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan  tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.




Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati  di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak. 

“ *Just DO It*”, 
_lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita_.

Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada _Apa yang harus dipelajari anak-anak kita_,  bukan pada _Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut_ Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya. 

Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu 

PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:

a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.

b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.

c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll. 

d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.

e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses. 



Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.

f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.

g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition” 

Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.

Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.

Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya. 




Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



Sumber bacaan :

_Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013_

_Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016_

_Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014_

_Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017_

DISKUSI :

1⃣
#tanya-fajrin
1. Maaf, mungkin bisa dicontohkan program yang khas bersama anak seperti apa?
2. Apakah mengajak anak semisal berkebun atau bermain di kandang kambing (rutinitas kami dengan Nadia di pagi hari) serta menyodorkan beberapa buku (biasanya Nadia yang menentukan sendiri buku yang ingin dibacakan) termasuk kegiatan yang bisa membangkitkan, menyadarkan dan menguatkab fitrah anak? Terima kasih
➡Mbak Fajrin yang baik, program khas bersama anak  bisa disesuaikan dengan kondisi di rumah dan minat serta ketertarikan anak. Kalo saya di rumah, saya libatkan anak dalam setiap aktifitas. Saya nyuci baju, anak main air. Saya masak, anak ikut metik - metik. Di kantor, anak juga dilibatkan untuk jadi asisten bunda mulai mengambilkan kertas, beres-beres rak dll. Apa saja yang bisa dilakukan anak, dan mereka senang serta belajar, Saya libatkan. Jadi tidak ada aktifitas khusus.

Kegiatan yang sudah mbak lakukan juga sudah merupakan kegiatan khusus bersama anak. Dan menguatkan fitrah belajar anak selama tidak ada unsur menjejali. Karena dalam proses membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak, pada dasarnya kita sebagai orang tua hanya sebatas menjadi fasilitator yang membersamai anak. Yang bisa kita berikan hanyalah stimulus, kawal terus fitrah anak supaya tetap pada jalurnya. Stimulus, fasilitasi dan bersamai, teman.✅

Benar sekali mbak Rizki... selain itu sekarang sudah banyak metode-metode yang "kekinian" dalam membersamai sikecil😊.
Sebagai fasilitator anak-anak kita bebas memilih dan memakai yang sesuai dengan kondisi kita serta minat dan ketertarikan anak. Carilah aktifitas yang membuat mata anak berbinar😊

Mendidik anak secara alami dan sunatullah adalah mendidik sesuai perkembangan fitrah anak. kita menemani dan berinteraksi secara fisik dan psikoligis dalam setiap perkembangannya bukan menjejali, mengajari apalagi mengintervensi dan mendominasi. Mendidik adalah proses membangkitkan, menyadarkan dan menguatkan fitrah anak yang sudah Allah berikan .✅

2⃣
#tanya-intan, bagaimana cara untuk menemukan misi hidup, misi keluarga dan misi spesifik anak?
Bagaimana cara untuk mendidik anak agar didikannya bisa secara alami sesuai sunnatullah?
➡Mbak Intan yang baik, langkah pertama dulu saya Gunakan 5W1H. Coba tanyakan pada diri sendiri dengan menggunakan rumus tersebut, lalu diskusi dengan suami terkait keluarga, lalu perhatikan anak-anak kenapa mereka di amanahkan dalam rahim saya dan berada di tengah-tengah keluarga saya?bukan orang lain?
kalo kata Pak Dodik pake ilmu titen. Allah memberi tugas, pasti sudah melengkapi kita juga dengan semua yang diperlukan untuk menyelesaikan misi itu. Jadi lihat saja, perhatikan saja, bahasa jawanya titeni apa-apa yang terasa mudah, seperti Allah yang membantu kita melaksanakannya...mungkin disitulah peran dan misi kita😊

3⃣
# tanya ( ima)
Terimakasih materinya mba..sepertinya saya memang menunggu materi ini. Saya memiliki anak sulung 8 tahun. Dulu saya memang bekerja dan bsru berhenti kerja satu tahun ini. Belakangan ini saya merasa kesulitan menghadapinya.. karena anak saya lebig suka dan lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah dengan teman temannya. Juga sepertinya mulai kecanduan game online...masya allah materinya sangat menyentuh sekali mba. mungkin awalnya memang karena kesalahan saya yang sibuk bekerja. Apa yang harus saya benahi dan lakukan terkait anak saya tersebut. Karena semakin dilarang dia semakin memberontak. Dan temperamen..semoga allah jadikan anak yg solih dan allah kuatkan saya mendidiknya.mohon doa dan sarannya mba..terimakasih..
➡Mbak Irma yang baik. Peluuk mbak😘.
Alhamdulillah tidak ada kata terlambat untuk berubah. Langkah awal, mohon maaf kepada si sulung kemudian mohon ampun kepada Allah ya mbak karena kita sudah menyia-nyiakan amanah-Nya selama ini dengan ilmu sekedarnya, minta petunjuknya apa yang harus kita lakukan dan lihat serta rasakan tanda-tandanya pasti akan terlihat jelas lalu ikuti kata hati.
Untuk pendekatan ke ananda, coba mbak berikan ruang di rumah (fasilitasi) dan buat kesepakatan. Usahakan setiap aktifitasnya terpantau oleh kita tanpa beliau merasa dipantau. Lalu amati apakah kegiatannya positif atau negatif? Setelah ada hasil baru lakukan tindakan yang perlu dilakukan.
Statement mbak "sepertinya dia mulai kecanduan game online", itu masih asumsi. Sebaiknya dipastikan dulu, jalin komunikasi tidak dengan melarang tapi coba ikut terlibat dan tunjukan perhatian. usahakan ananda percaya dan mau dekat dengan mbak😊✅

Makasih banyak jawabannya mba..😭😭..insya allah akan saya praktekan.maksudnya tidak melarang dan ikut terlibat bagaimana ya mba? Maaf nanya lagi...

Mbak Sapta salah seorang Fasil matrikulasi berbagi pengalaman semoga menginspirasi ya mbak 😊 : Ini sedikit pengalaman saya pada waktu anak saya mulai sekolah di bangku sekolah dasar senengnya maen diluar dan saya perbolehkan...pernah saya kecolongan anak saya maen game di rumah tetangga..maka untuk mengantisipasi hal tersebut saya minta ke anak saya ajak teman2 mu kerumah Kita ajak makan di rumah yaa...akhir nya saya tahu sifat dan sikap dari teman-teman anak saya...setelah teman-teman nya pulang dan anak saya mau tidur saya mulai memasukkan pesan ke anak saya mana yang mamah suka dan mana yang mamah tidak suka...
Alhamdulillah berubah sedikit demi sedikit menuju ke yang lebih baik..

👆Jadilah teman bermain mereka. Di saat bersama mereka, jadilah bagian dari mereka (tumbuhkan jiwa anak-anak yang ada dalam diri kita). Di saat yang tepat ketika ananda siap menerima kita, masuklah dan ajaklah ananda berdialog dalam posisi mbak sebagai orang dewasa.😊

4⃣
 #tanya nina
 literatur apakah yg bs kita gunakan utk kemudian kita jadikan acuan dlm merancang kurikulum/bahan pembelajaran yg berbasis fitrah utk anak2 ?
➡Mbak Nina sayang... Saat ini sudah banyak literatur-literatur yang berbasis fitrah. Salah satunya FBE (Fitrah Based Education) Ustd.Harry Santosa, dan yang sesuai kurikulum dan sudah banyak dipraktekkan ibu-ibu IIP adalah Buku Bunda Sayang . (Saya menggunakan itu 😊)✅

5⃣a
#tanya-tia
"Bukan pada apa yang harus dipelajari anak kita, tapi untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut". Apakah kita harus menjelaskan pada anak secara lisan misalnya mengapa dia mempelajari hal tsb. Atau maksudnya bagaimana mbak? ➡Tidak harus dijelaskan, tapi kita sebagai fasilitator memiliki tujuan ketika mengenalkan anak pada sesuatu. Misal melatih motorik halus/ kasar, melatih bicara, melatih menjadi tuan rumah/tamu yang baik. Siap-siaplah dengan jawaban ketika anak bertanya. Ini salah satu cara juga dalam mengasah rasa ingin tahu anak.😊✅

Di sekolah tempat Saya mengajar dulu. Mereka membuat kegiatan sesuai tahap perkembangan anak. Apakah bisa diterapkan pada anak kita di rumah. Sesuai fitrahkah? Misalnya anak usia 7tahun senang meronce, maka kita membuat kegiatan meronce bersama anak..➡selama tidak ada unsur penjejalan kegiatan apapun itu yang sesuai dengan tahanannya itu sesuai fitrah. Cukup perhatikan dan amati reaksi anak ketika kita mengenalkan sesuatu. Dari situ akan ditemukan jawaban 😊✅

5⃣b
#tanya nazroh
1. Gmn ya trik nya spy anak senang belajar pelajaran skolah dan mengerjakan PR? Hrsnya rasa snang bljr itu terus dipupuk..dulu anaknya senang skali  blajar dalam kondisi sakitpun...skrg agak susah kl disuruh bljr.

Oiya..sy py 3 putri
➡Mbak Nazroh yang baik, poinnya ada di PR atau di belajar?
Jika di belajar, biarkan anak mempelajari yang disukainya selama itu tidak bertentangan dengan fitrah Nya. Tapi jika di PR, maka sejauh mana PR tersebut bisa memotivasi belajarnya? Sebelumnya mohon maaf usia ananda berapa tahun? Khawatirnya ada fase proses belajar "yang dulu" ternyata telah menyalahi fitrah belajar ananda.
2. Sy kebanyakan mnghabiskan waktu brsama anak terkecil...jd lbh jarang membersamai kaka nya...gmn membagi kebersamaan itu ya bun?➡Saya berbagi pengalaman, Anak saya yang paling besar 5th, yang kedua 3 tahun dan dalam kandungan 7 bulan. Dalam keseharian, saya mencoba melibatkan setiap anak ketika berinteraksi dengan anak yang lain bahkan dalam aktifitasnya biarkan mereka yang berinteraksi secara aktif saya hanya mengawasi. 
Misal, si Ade mau minum susu maka saya akan minta tolong si Aa untuk mengambilkan botol susu si Ade. Atau ketika si Ade mau ke kamar mandi, maka si Aa yang mengantar. Membuat roti untuk sarapan  bersama, pernah saya libatkan si Ade dan si Aa, saya mengoles mentega, Aa dan Ade tabur coklat, Aa ambil piring Ade ambil gelas.
Begitupun terhadap calon adiknya yang masih dalam kandungan, saya selalu minta Aa dan Ade untuk menyapa dan mengajak bermain adiknya di waktu tertentu seperti mengelus perut, ngajak ngobrol , bercerita sampai ada respon dari sang bayi dalam perut itu reaksi anak-anak luar biasa senangnya. Memang tidak selalu mulus, adakalanya diakhiri dengan drama dan kericuhan. Di saat seperti itu baru saya dan suami turun masing -masing menghandle 1 orang😉.
Poin pokoknya, libatkan setiap anak ketika kita berinteraksi dengan anak yang lain. Sehingga statement "Bunda lebih sayang Aa daripada Ade" itu bisa dihindari😄.✅

6⃣
#tanya_dewi
Bagaimana menguatkan anak-anak dari lingkungan yg tidak kita inginkan 
Misalnya kita sudah buat strategi2 dan kesepakatan keluarga, namun kita tidak dapat menutupi kemungkinan untuk anak-anak bergaul dengan lingkungan nya, ataupun dengan sepupunya namun beda pemahaman (pola asuha)nahh bagaimana anak-anak kita agar tidak terkontaminasi namun tetep bergaul dengan mereka, mewarnai mereka
➡Mba dewi sayang,betul sekali kita tidak bisa membatasi pergaulan anak dengan keluarga dekat,alangkah baiknya kita kuatkan dari dalam hitam katakan hitam,putih katakan putih tidak ada abu2,jadi saatnya ada pengaruh buruk otak anak langsung menolak "ada yang salah nih". Dan jadikan kita teman yang baik dan nyaman untuk anak2,saat anak mendapat input yg diluar ajaran kita,anak akan lari ke kita mencari penjabaran itu baik/buruk. 
Konsisten dengan sikap dan kesepakatan yang sudah di ambil. Anak cenderung menguji konsistensi orang tuanya.😉
So keep konsisten dalam bersikap. Menghadapi lingkungan, yang harus disiapkan adalah imunitas. Semakin ganas virus ideologi dari luar, maka harus semakin kuat juga imunitas yang ditanamkan di dalam rumah.
Steril➡terkontaminasi➡bersihkan➡terkontaminasi lagi➡bersihkan lagi➡tambah imunitas 
Terus dan terus... lakukan sampai anak benar-benar kebal dan mampu membuat perlawanannya sendiri😊✅

7⃣
Assalamu'alaykum
#tanya - elli
Bagaimana caranya agar2 anak2 belajar sesuai dengan fitrahnya, kalau anak2 yang bersekolah formal, disana jarang sekali belajar sesuai dengan fitrah anak2, ditambah ada PR ?? Terimakasih
➡Wa'alaikumsalam warohmatulloh.
Belajar sesuai fitrah bisa bermacam-macam bentuk dan caranya. Semua boleh kecuali yang tidak boleh (lihat kembali materi 4).
Salah satu yang sudah dipraktekan mbak Nesri koordinator IIP Bogor.  
Anak dalam rentang usia 0-7th masih dalam masa eksplorasi...let it be. niatkan buat investasi ya, Bunda...lebih baik dia pindah-pindah kegemaran sekarang daripada ketika sudah besar pindah-pindah kerjaan tiap 3 bulan.
Saya share pengalaman aja, ya Bunda. Anak saya yang pertama pengen les renang. Oke, diberi dan difasilitasi. Dibelikan fin, goggle, baju renang, dan papan latihan, karena syarat dari gurunya semua harus ada. Dia berenang hanya sampai bisa ngambang lalu gantung fin. Lalu minta sekolah bola, beli juga sepatu bolanya yang berlaku di tapak.
tahan 3 bulan juga, lalu berhenti. Pernah tertarik dengan astronomi sampai dibelikan teropong oleh kakeknya untuk melihat bulan. Hanya dipakai 5 kali teropongnya, lalu disimpan. Sekarang, setelah berkali-kali ganti bidang minat, dia memutuskan untuk fokus belajar tentang ikan. Alhamdulillah...perjalanan panjang. Dan saya yakin dia bisa memastikan diri untuk fokus di satu bidang karena dia sudah pernah coba banyak bidang yg lain. Jadi, saya tak menyesal dengan semua investasi materi dan nonmateri yg dikeluarkan. Semua memfasilitasi dirinya untuk menemukan jati diri...😉
 👆Langsung contoh kongkret pada praktek.

Aiko 7 tahun kelas 2 SD senang sekali menggambar. Di sekolahnya seringkali  banyak PR. Ketika beliau mengeluh, saya coba tanamkan Aiko boleh kerjakan itu kalo Aiko suka. Kalo tidak,tidak apa-apa jangan dipaksakan Aiko boleh minta bantuan. (Peranan seluruh orang rumah dalam menyikapi hal ini sangat menentukan)Lalu .kami fasilitasi kegemarannya untuk terus di asah dan beliau senang. Lalu bagaiman dengan gurunya? Sejauh ini saya coba mengkomunikasikan hal tersebut dengan gurunya, alhamdulillah saat ini semakin banyak guru yang faham dengan hal ini. 
Semoga bisa membantu...🙏
Lain hal yang saya Coba bantu lakukan terhadap keponakan yang juga bersekolah di sekolah formal dengan "PR"nya

8⃣
Tanya - Nadya Vaizal
Pendidikan anak sesuai fitrah, apakah artinya, kita harus menanamkan kesukaan belajar, dibandingkan dengan mengenalkan banyak bidang ilmu?➡
Mbak Nadya yang baik, pertanyaannya mirip denga. Yang atas ya... 😊
Sebenarnya hal itu hanya salah satu contoh saja. Namun yang dimaksud dalam contoh tersebut adalah menekankan pada kualitas bukan hanya kuantitas belajar. Praktek pendidikan sesuai fitrah bisa bermacam sesuai kondisi anak dan keluarga karena setiap keluarga unik. Semua boleh kecuali yang tidak boleh. Yang tidak boleh adalah menjejalkan, mengendalikan, mengintervensi dan mendominasi sehingga fitrah anak rusak. Jadi sebenarnya sah-sah saja jika kita mengajarkan banyak bidang ilmu jika fitrah anak tetap terjaga.  ✅
Bolehkan saya diberikan contoh konkret aktivitas yg menanamkan kesukaan belajar, dibandingkan dengan mengenalkan banyak bidang ilmu?
➡contoh kongkret sudah saya share 👆🏻
Lakukan tour de tallent😊

 https://youtu.be/dBKUnlG-S0I

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon