#10harimenulissuratcinta (for my dearest Papah)























Dear Papah..

Suatu saat, ketika aku akan memilihnya, aku harap itu adalah waktu yang tepat bagi semua orang yang kusayangi. Ketika aku menentukan untuk mengakhiri kesendirianku untuk mengarungi hidup bersama seseorang yang telah aku istikhorohkan untuk meminta petunjukNya. Ketika aku menandatangani suatu surat manis yang menurutku lebih manis dari pada surat cinta manapun itu. Ketika aku telah menyerahkan kepemimpinan hidupku dari seorang Papa yang aku cintai kepada seseorang yang mungkin saja baru aku kenal. Dan Papa telah menyerahkan tanggung jawabnya kepada orang lain yang dimana sesungguhnya aku berasal. Ya, tulang rusuknya. Dan aku tau, terpaksa ataupun tidak, Papa harus menyerahkan tanggung jawabnya atas perempuan mungilnya ini kepada laki-laki lain. Dan aku tau Papa akan sangat cemburu saat itu. Dan Papa hanya berharap pilihanku adalah yang terbaik untuk aku dan hidupku. Aku tau Papa hanya cemas bila aku tidak bahagia, Papa pun selalu bilang jangan mudah percaya pada laki-laki. Papa hanya bilang, pilihlan laki-laki yang baik agamanya dan kau cintai agar rumah tanggamu tidak gampang goyah, dan bagaimanapun kondisinya, kau tetap mau mempertahankannya.

Pah, tenang saja.. InsyaAlloh aku akan menyerahkan kepemimpinan hidupku kepada laki-laki yang pantas mendapatkannya. Yang menghormati engkau layaknya orang tuanya sendiri. Yang mampu menjaga dan menyeimbangkan hidup dan agamaku. Yang bertanggung jawab penuh atas kewajibannya.

Aku tau harapan dan mimpi-mimpimu atas keberhasilanku begitu besar, kau menginginkan aku lebih dari seorang Nadya yang sekarang ini. Aku tau tangis harumu nanti ketika aku telah dinyatakan lulus dengan hasil yang memuaskan dan ketika menikah adalah berbeda. Atau mungkin kau tidak akan menangis dikeduanya, dan mencoba terlihat kuat seperti biasanya didepan anak-anakmu. Seperti biasa akupun akan memaklumi. Aku tau saat ia berkunjung kerumah, kau akan menggunakan seluruh kemampuan analisa terbaikmu untuk mengetahui apakah laki-laki tersebut baik atau tidak untukku. Aku tau itu.. Ya aku tau. Kita sama.. Kita dua orang yang dengan cara berpikir dan memiliki watak dasar sama. Kita bergolongan darah A, dan aku tersenyum nakal saat mengetik ini. Aku selalu tau apa yang akan kau pikirkan, dan rasakan.

Pah.. dengan menikah, itu tidak akan menurunkan langkah serta semangatku untuk lebih hebat lagi, aku janji Pa.. Jalan ini mungkin akan menjadi berat untukmu yang menginginkan aku lebih daripada yang lain. Menjadi contoh terbaik bagi adik-adik. Mendapatkan laki-laki baik dan patut menurutmu. Dan aku berjanji atas semua itu. Akan aku penuhi maumu, sekalipun aku kemudian menomor tigakan engkau, setelah suami dan mama. Aku janji aku tidak akan melupakanmu begitu saja ketika aku telah memiliki laki-laki yang harus selalu aku layani. Aku akan tetap berusaha menjadi perempuan mungilmu yang manis dan romantis, meskipun frekuensi waktunya tidak akan sesering saat ini, kau tenang saja Pa.. Kau laki-laki yang telah menjaga aku setelah sekian puluh tahun lamanya ini. Dan aku banyak belajar darimu. Dan aku tidak ingin menjadi wanita kurang ajar yang meninggalkanmu begitu saja. Ketika aku pulang kerumah nanti, saat mengunjugimu, aku akan menjadi manja sekali dan selalu meminta kau memijit bahuku karena kelelahan melakukan pekerjaan seperti mama. Dan kau akan tau aku tetap mencintaimu sebagaimana saat ini.

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon