Review 'Edensor' - Tetralogi of Laskar Pelangi

Judul : Edensor (Buku Ketiga dari Tetralogi Laskar Pelangi) Penulis : Andrea Hirata Penerbit : PT. Bentang Pustaka Cetakan : I, Mei 2007 Tebal : 290 hlm ; 20.5 cm
“Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.” - Arai
Ini buku pertama dari Andrea Hirata yang aku baca. Sebenarnya ini malah buku ketiga dari tetralogi Laskar Pelanginya beliau. Pertama baca buku ini, saya sudah terpikat. Gaya bahasanya baik, nyaman -menurut saya loh ya. Penuturan kata-katanya tersusun, rapih dan mudah dibayangkan. Emosi yang ada didalam buku pun sampai kepada pembaca. Kalimat-kalimat metafora yang ia gunakan mampu mengejutkan pembacanya. Tak hanya kisah seru berpetualang ke berbagai negara yang membuai pembaca sehingga masuk dalam kisahnya, dalam setiap bagian-bagian kehidupannya, Om Andrea juga menyelipkan kata-kata perenungan bijak yang dapat membuat pembaca terharu, miris atau bahkan tersengat semangatnya. Saya sangat suka buku ini, dan baru kepo mencari buku Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. :P
Semua telah kami rasakan, dalam kemenangan manis yang gilang gemilang dan kekalahan getir yang paling memalukan, tapi selangkah pun kami tak mundur, tak pernah. Kami jatuh, bangkit, jatuh lagi, dan bangkit lagi. (hal 277) - Ikal -
Ikal dan Arai adalah pemeran utama dalam buku ini, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Om Andrea sendiri dan sahabatnya, mereka adalah pemimpi yang berani melawan logika mereka. Di buku pertama Om Andrea, banyak sekali menceritakan pribadi-pribadi sahabat-sahabatnya Om Andrea, namun Arai lah yang terpilih masuk dalam cerita ini karena keberanian akan mimpinya. Mereka terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana di Kota Belitong, tapi mereka yakin dengan mimpi setinggi langit yang mereka miliki.
“Murid-muridku, berkelanalah, jelajahi Eropa, jamah Afrika, termukan mozaik nasibmu di pelosok-pelosok dunia. Tuntut ilmu sampai ke Sorbonne di Prancis, saksikan karya-karya besar Antoni Gaudi si Spanyol.”
(hal 34) Pak Balia, guru SMA yang memberikan Mimpi kepada mereka, Ikal dan Arai. Mimpi inilah yang menjadi benang merah dari seluruh kisah kehidupan Ikal (Andrea) yang kemudian ditulis beliau ke dalam bentuk novel ini, sehingga lahirlah Tetralogi Laskar Pelangi. (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov). Mimpi yang didapat dari Pak Balia itu menyentak mereka, menggelisahkan hati dan pikiran mereka sehingga mereka menyimpannya sebagai mimpi yang harus mereka raih. Bayangkan, seorang saya pun tak terpikir unutuk menjelajahi Eropa dengan prestasi, bukan dengan harta. Mereka berangkat dari kemauan hati, tekad yang kuat melebihi baja sehingga peribahasa bagai punguk merindukan bulan, tak berlaku untuk mereka. Mereka tak menyerah dengan keterbatasan mereka dan terus berusaha untuk mewujudkannya. Dalam Edensor ini, mereka akhirnya berada puncak mimpi, tanah Eropa yang telah mereka perjuangkan. Om Andrea membungkus penggalan-penggalan mozaik kehidupannya dengan manis pada buku ini. Kisah-kisahnya pendek sekitar 5-10 halaman. Buku ini memuat 44 mozaik/bab yang ditulis dengan renyah dan adiktif. Sehingga di buku setebal 288 halaman ini selalu menerbitkan kejutan-kejutan disetiap sesinya. Memberikan hal-hal yang memikat ketika pertama kali baca, hingga akhir buku ini. Di awal-awal novel ini, Om Andrea mengisahkan kisah-kisah Ikal semasa masih di P. Belitong, bekerja di Bogor, hingga keberangkatannya menuju Sorbonne-Prancis. Kuliah di Fakultas Ekonomi UI, kemudian mendapatkan beasiswa Thesis ke tanah Eropa. Hebat. Semua berawal dari mimpi yang melahirkan tekad sekuat baja. Om Andrea tidak sepintar Arai, tapi tekadnya bisa membuatnya berkesempatan seperti Arai. Di pertengahan cerita, novel ini menceritakan mengenai pengalaman Ikal dan Arai di tanah impian mereka – Sorbonne – Prancis. Eropa!! Ada bagian yang seru ketika Ikal dan Arai baru menginjakkan kaki di Belgia, mereka terlunta-lunta di jalan. Mereka terpaksa berada diluar bangunan, padahal cuaca sangat sangat dingin, minus hampir 9 derajat celcius dan hampir saja merengut nyawa mereka. Disana Arai menemukan cara untuk mereka bertahan hidup. Mengumpulkan dedaunan dan tidur diatasnya agar badan mereka lebih hangat, lilin dan ikan teri sangon juga membantu mereka bertahan hidup. Setelah bertemu dengan Dr. Michaella Woodward dan sekretarisnya Erika Ingeborg, barulah mereka bisa mendapatkan semua yang mereka butuhkan. Akhirnya seminggu setelahnya, Ikal dan Arai bisa mendapatkan apartemen yang memberi pemandangan Menara Eiffel yang megah, mimpi mereka taklukan satu per satu. Dan hebatnya ini adalah kejadian nyata. Perkuliahan mereka pun begitu memikat, Om Andrea pintar memainkan kata sehingga ceritanya tidak membosankan, ilmiah, selain kita terhibur dan refresh dengan membaca novelnya, kita juga menjadi cerdas dibuatnya. Disini, seperti biasa, seorang Ikal adalah pengamat, pengamat yang detil, pembaca bisa merasakannya dengan berbagai analisa cerdas seorang Ikal. Katya dan teman temannya dengan Motto 3P, Naomi Stansfield, The Brits, yang dengan bangganya menyemburkan kata kata Bollock! atau Bloddy Morron!, Saskia de Roojis dan Marike Ritsema yang brilliant, Sue Townsend dan beberapa mahasiswa amerika dengan hobinnya mengucapkan F word, Abraham Levin dan pemuda Yahudi lainnya yang begitu 'rahasia', beberapa mahasiswa perancis yang memandang tinggi persahabatan, para mahasiswa Tionghoa, dan Ikal bersama kelompok Asia-nya, yakni Vikram Raj Chauduri Manooj yang meminta agar tak seorang pun menyingkat namanya, Pablo Arian Gonzales yang super lucu dan terakhir bersama Ninochka Stronovsky yang pemalu. Disini Ikal bercerita paradigma masing-masing bangsa, prestasi yang mereka raih, ambisi yang mereka miliki. Saya ikut hanyut sekali didalamnya, dan saya bertambah pintar. Serius! Kesengitan dalam setiap kelompok untuk berusaha mendapatkan nilai terbaik di bidang akademis, juga dipaparkan Om Andrea dengan baik sekali. Diluar kelas kelompok kelompok itu mereka menjadi satu di kafe Mahasiswa Brigandi et Bougreesses. Katya, perempuan cantik dan nyaris sempurna diantara mereka, dan seorang Primadona kelas yang didekati oleh banyak lelaki malah memilih Ikal karena keakraban satu kelas yang terjalin selama perkuliahan. Padahal Allesandro D’ arcchy, sang arjuna kelas saja ditampiknya. Tapi adalah tipikal Barat, bahwa pacaran just .. pacaran, gak lebih. bahkan tak menggunakan cinta, disini Katya mengaku, hanya penasaran saja dengan Ikal, dan setelah putus, sesaat kemudian Katya dengan cepat menemukan pacar barunya. Ikal sempat sedih, namun ia kembali kepada kenangan masa lalunya, Njoo Xian Ling. A Ling. Dan yang paling menarik dari novel ini terdapat di bab 31 hingga selesai. Di bagian ini Ikal dan kawan-kawannya berencana mengelilingi Eropa pada saat liburan musim panas. Mereka bertaruh, yang menang adalah mereka yang dapat menempuh paling banyak kota dan negara dengan bukti peng-aplod-an foto di sosial media, dan yang kalah harus mengurus laundry peserta lain selama tiga bulan. Yang paling memalukan, harus menuntun sepeda secara mundur dari museum legendaris Le Leouvre ke gerbang L’Arc de Triomphe dimana di sepedanya digantungi pakaian-pakaian rombeng. Mereka membentuk kelompoknya sendiri-sendiri. Ikal berpasangan dengan Arai. Ikal dan Arai melakukan perjalanannya sebagai backpaker. Mereka mengalami menjadi manusia termiskin dengan harus memakan daun-daunan mentah untuk bertahan hidup, hingga kaya sehingga mereka bisa membeli barang-barang mahal untuk mereka kenakan. Mereka membiayai perjalanannya dengan menjadi pengamen seni, salah satunya menampilkan seni patung dimana Ikal dan Arai menjadi patung dan berdandan sebagai seekor putri duyung. Di negara-negara Eropa, banyak yang mengapresiasikan pengamen jalanan dengan memberikan upah yang tidak sedikit, namun ada pula negara-negara yang tidak apresiasi terhadap karya seni mereka. Perjalanan mereka penuh tantangan Namun Ikal dan Arai tak pernah menyerah. Mereka bertemu dengan prajurit Indonesia yang sudah berpuluh puluh tahun tidak bisa pulang ke Indonesia, dan mengabdi di daerah tersebut. Mereka adalah manusia gila, manusia yang hanya berbekal impian, keberanian dan tekad untuk memenangkan taruhan, dan akhirnya mereka mampu melakukan perjalanan ke 42 negara di Eropa, Rusia hingga menjejakkan kakinya ke Afrika! Bagi mereka yang suka melakukan perjalanan traveling ala backpacker, novel ini sangat rekomen loh buat memberikan berbagai tips yang menarik, seperti yang saya bilang, anda akan menjadi cerdas dengan membaca buku ini! Disini Ikal adalah petualang, pengamat, pemimpi dan penuh ilmu. Pembaca akan menemukan pandangan-pandangan segar Om Andrea yang dengan cerdasnya memadukan sains, fisika, kimia, biologi, ekonomi, sastra, monolognya dengan ekonom dunia Adam Smith dan tak ketinggalan kritik-kritik sosial terhadap Indonesia yang dilihatnya sebagai paradoks dari pengalamannya hidup di luar negeri. Masih banyaaaaaakk pengalaman hidup yang dimiliki Om Andrea bertarung dengan mimpinya, kisah A Ling cinta pertamanya dan lain sebagainya, penasaran? Bacaaaaaaaaaaa! Ini kutipan hebatnya:
Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Budayakan membaca dan .. Enjoy..

0 comments:

Post a Comment

 
Nadyavaizal's Blog Design by Ipietoon